webnovel

The Losing Time (Vampire origin)

Marry Shania tidak menyadari dengan siapa ia tinggal selama berbulan-bulan disebuah Rumah Kastil peninggalan neneknya di kota kecil bernama Mountela tanpa cahaya. Ia tidak peduli asalkan ia dapat berlari dari Gober, pamannya yang sedikit gila. Sikap cuek dan pemberani membuat ia tak takut ketika para pelayan pria atau wanita berkulit pucat pasi bermuka kelam tanpa ekspresi menyediakan apapun yang ia butuhkan. William Dimitri. Awal kehadiran Marry Shania yang membuat keributan dikediamannya tak membuatnya goyah untuk keluar dari ruang persembunyiannya. Hati yang dingin dalam kegelapan yang mencekam. Luka itu masih terasa merambas basah kedalam hati dan jiwanya, walau parut luka sudah lama sirna sejak Rosalina Lily Sang Ratu Vampir meninggalkannya. Akankah William Dimitri kembali ke istana? Atau ia akan terjerat cinta gadis manusia Marry Shania?

AirishSsinz · Fantasi
Peringkat tidak cukup
6 Chs

Thomas Morgan

William Dimitri telah kembali setelah bertemu dengan saudaranya Louis Alenour. Sesuatu nampak terjadi. Dilihatnya Baron yang telah terluka dan Smith yang terkapar. Beberapa barang pecah, lemari serta rak rak terjungkir berantakan. William meradang melihat kondisi Rumah Kastil. Siapa yang telah berani mengganggu kediamannya?

"Seorang pria dengan rambut panjang sebahu pergi bersama Nona Marry. Dia entah muncul dari mana. Pria itu menyerang kami saat kami menghadang. Kupikir dia manusia. Tapi Smith bahkan terbang dengan satu pukulan," lapor Baron. William segera pergi beranjak menuju ke suatu tempat.

Warna mata William Dimitri merah menyala marah, taringnya tajam terhunus. William dapat melihat sel tahanan Thomas Morgan terbuka. Sudah sejak lama William mengurung Thomas dalam sel lubang hitam yang ia buat. Tidak ada yang mengetahui keberadaan Thomas satu orangpun. Berani sekali gadis manusia seperti Marry Shania dengan lancang masuk ke sarang lubang hitam yang ia bangun dan melepas musuh terberat Klan Ramosas, Thomas Morgan.

Pangeran Thomas Klan Morgan mempunyai kekuatan untuk berubah wujud, menjadi siapapun dengan aura yang sesuai dengan wujud orang yang ia tiru, Pangeran landak. Penyamaran yang sangat sempurna, hingga Ramosas kesulitan bahkan kehilangan sebagian besar wilayah mereka karena kelicikan dan kecerdikan Thomas Morgan. William Dimitri berhasil membuatnya pingsan dalam wujudnya yang saat itu berubah menjadi kakek kakek. namun William masih ragu, celaka bila ia sampai salah sasaran. Akhirnya Thomas yang berwujud kakek itu William masukan ke dalam sel tahanan lubang hitam yang ia buat. Namun Thomas tetap tak menampakan wujud aslinya hingga William mengalami kehancurannya setelah kehilangan Rosalina Lily. William meragu untuk melepas kakek tua itu. Hingga terkurunglah ia dalam sel tahanan lubang hitam selama belasan tahun ditambah William kurang begitu mempedulikan karena keterpurukan hatinya yang patah. Mendengar penuturan Baron yang mengatakan jika Marry berhasil kabur bukan bersama seorang kakek membuat William yakin, benarlah ia Thomas Morgan. Marry Shania dengan kurang ajar telah melepas tangkapannya. Apa senjata terbaik jika bukan Thomas untuk ditukar dengan Lily-nya? Marry Shania membuat ia kehilangan kesempatan untuk membuat pertukaran dengan Klan Morgan untuk ia rebut kembali Rosalina Lily.

"Marry Shania!" William Dimitri menghancurkan sel tahanan dimana Thomas ditahan.

Marry Shania terlihat mencabik daging rusa dengan gigi graham mungilnya. "Bagaimana kau bisa menyusulku?" Tanya Marry. Thomas meminta Marry Shania untuk kabur tanpa menghiraukan dirinya saat ia diserang Baron, Smith dan abdi William yang lain. Untungnya hanya Vampire Slave (Vampire Slave berasal dari manusia yang digigit oleh Vampire origin/murni yang dijadikannya abdi). Jika berhadapan dengan Vampire origin pastilah Thomas kalah telak dalam sekali serang, tubuhnya masih sangat lemas.

"Makanlah, setelah ini kita berpisah." ucap Thomas ikut menggigit daging rusa hasil ia berburu. Daging rusa hanya bisa dimakan, namun tidak bisa menambah energi Vampire origin. Mereka tetap membutuhkan darah manusia untuk energi. Aroma manusia Marry Shania sangat menggiurkan. Haruskah ia menggigit gadis yang telah mengeluarkan ia dari penjara. Lihat, gadis itu terlihat makan dengan tidak normal menggunakan telapak tangan. "Cara makanmu menyakiti penglihatanku. Apa manusia makan seperti itu?" Tanya Thomas membuat Marry Shania seketika menatap waspada. "Aku hanya bercanda," lanjut Thomas Morgan memakan kembali daging rusa.

"Jari-jariku terluka. Kau akan kaget jika aku menceritakan padamu," ucap Marry menatap Woobin namun tidak melanjutkan bercerita.

"Terserahlah. Setelah ini kemana kau akan pergi?" Tanya Thomas.

"Aku belum tahu." Ujar Marry dengan kantong gendong dipunggungnya. "Mungkin menemui temanku. Tenang saja aku tidak akan mengikutimu," ucap Marry Shania mengunyah kembali makanan yang dipegang dengan telapak tangannya. Thomas memandang wajah Marry Shania. Sedikit penasaran, bagaimana bisa William Dimitri si Pangeran Ramosas membiarkan gadis manusia tinggal ditempatnya.

"Kenapa kau bisa ada disana?" Tanya Thomas.

"Ceritanya panjang, dan aku tidak ingin membagi rahasia apapun pada orang yang baru saja kukenal." Ucap Marry. Thomas terlihat menganggukan kepala sambil mengunyah daging rusa. "Dan bagaimana kau bisa berada di Sel?"

"Ceritanya panjang," jawab Thomas. Thomas tidak begitu canggung dengan Marry. Dengan kekuatan penyamaran yang ia punya, Thomas terkadang pergi ke kota untuk mengelabui mangsa ditengah malam. "Siapa namamu?" Tanya Thomas.

"Aku tidak bisa memberitahumu" ucap Marry Shania demi keselamatannya. Thomas berasal dari sel William Dimitri, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi dan Marry tak ingin berurusan lagi dengan mahluk jenis William. "Baiklah, kita harus berpisah disini." ucap Marry membuat Thomas klan Morgan harus merelakan perpisahan dengan gadis manusia penyelamat yang tidak ia ketahui nama tanpa ia mangsa. Dan, Thomas Morgan tentu saja dia harus kembali ke singgasana.

William Dimitri harus mencari dan menemukan mereka. Dia kehilangan batu permata kunci kamar lubang hitam, salah satu benda berharga bagi Vampire. William tidak menyangka jika seorang gadis manusia seperti Marry Shania bisa menjadi sangat berbahaya, melepas tawanan dan menghilangkan benda berharga baginya. Menyusuri hutan William tidak menemukan apapun. Abu bekas pembakaran menunjukan jejak kehadiran seseorang dalam hutan. Bekas pemburuan rusa, tentulah bukan dilakukan oleh manusia jika dilihat bagaimana bekas cakaran robekan dikulitnya.

"Thomas Morgan," sadar William. Dua mahkluk itu berani mencari masalah dengannya. William Dimitri kembali mempercepat langkah untuk ia cari mereka.

Marry Shania terus berlari tak tentu arah. Vampire pemburu berdarah dingin itu berhasil mengejar Marry yang telah tiba dikota, dia harus segera bertemu sahabatnya Diana Vans. Delta Angel seperti biasa terlihat ramai. Bersyukur, William Dimitri tidak akan berani menampakan dirinya dikeramaian. Namun keadaan tetap nampak tidak baik bagi Marry. Pamannya si Gober memang luar biasa gila. Baru saja Marry kembali, ia bisa melihat selembaran kertas berita orang hilang yang tidak lain adalah dirinya dijalan-jalan, beberapa terobek berterbangan.

Seseorang mungkin saja mengenali untuk melaporkan keberadaan Marry, hingga Marry dapat menangkap beberapa orang yang sejak tadi berbisik-bisik dengan mata terpaut padanya. Dan benar saja, tidak lama setelah itu. Marry dapat melihat antek-antek Gober dengan jas hitam khas serta earphone yang terpasang ditelinga mereka menyebar. Hidupnya bisa lebih buruk dari ini? semua orang menginginkannya mati. Marry Shania berpikir dia tidak bisa berlari ke tempat sepi apalagi gelap. William Dimitri, Vampire berdarah dingin itu telah menunggu untuk membunuh. Apalagi setelah keributan yang Marry timbulkan di Rumah Kastil Teresia.

"Senang melihatmu keponakanku?" Suara bariton terdengar, membuat kaki Marry yang tengah

berjongkok bersembunyi didekat tong sampah membeku.

'Tamatlah riwayatku,' pikir Marry Shania memejamkan mata.

Marry Shania tidak tahu kemana dirinya dibawa. Matanya terhalang oleh sebuah kain yang menutupi serta tangannya yang terikat erat.

Meringkuk disudut kendaraan yang sedang bergerak, sangat segar benar bagaimana perlakuan sadis Gober padanya. Pamannya yang gila, bagaimana ibunya meninggalkan dia dengan seorang yang tidak waras. Marry masih sangat ingat pamannya tidak segan untuk mencambuk dirinya hanya karena kesalahan kecil. Gober seperti seorang gila hilang kendali jika sudah menyiksa Marry. Keren dan Naura saudara sepupunya hanya bisa diam melihat dirinya dengan rasa iba diwajah tanpa berani untuk mendekat, apalagi dengan sampai berani untuk membantu.

Dan, terakhir kali. Saat Marry cukup dewasa untuk melawan. Dirinya dikejar senapan Gober, saat memutuskan untuk melarikan diri setelah mengetahui jika ia mempunyai cukup banyak warisan. Menunggu hingga usianya tepat menginjak 18 Tahun pada tanggal 18 Februari. Tinggal tiga bulan lagi Marry haruslah bertahan.

Ikatan kepalanya dibuka.

Tempat yang cukup buruk dengan penerangan yang buruk. Tamparan keras mengenai tulang pipinya. "Bocah tengik! Berani sekali kau lari dariku," rambut Marry terasa rontok saat cengkraman mengenai kepalanya. "Kau boleh pergi setelah kau tanda tangani semua surat. Pergilah menyusul orang tuamu ke neraka! Aku batal dipromisikan menjadi anggota dewan serta kehilangan dana besar karena ulahmu. Sudah kubesarkan kurang ajar! Kau hanya bisa membuat masalah!" Dorongan keras membuat Marry jatuh tersungkur. "Sayang sekali. Aku tidak bisa menghabisimu. Kau tidak jelek untuk kujadikan jaminan hutangku. Cukup menunda bayaran sisa kampanye pada Jordan sebelum warisanmu keluar. Mata birunya terlihat sangat menyukai saat kutunjukan dirimu. Hanya buka bajumu dan tunjukan keahlian jalangmu padanya."

Air mata jatuh, sialnya Marry Shania sangat tidak menyukai bagaimana ia terlihat tak berdaya. Jordan seorang pria amerika yang tinggal sementara dirumah Gober. Sejak awal Shinhye tak menyukai tatapan mata biru pria amerika berusia 30 tahun yang menatap instens saat melihat Marry.

Diseretnya tubuh Marry membuat Marry meronta. Antek-antek Gober kembali menutup mulut Marry Shania. Kehidupan sangat tidak adil bagi Marry, sangat sialan dengan orang-orang Munafik menjijikan didalamnya. Sebuah jarum terasa menusuk menembus tulang dikulit tangan membuat Marry Shania tak bisa lagi berontak saat matanya menjadi terasa sangat mengantuk.

Kesadarannya mulai kembali pulih. Terbaring disebuah kamar asing dengan gaun merah menyala terbuka dipakai Marry. Apa yang disuntikan Gober hingga tubuhnya terasa sangat lemas. Pintu tak terkunci saat Marry Shania membuka bermaksud untuk melarikan diri.

"Kau sudah bangun sayang." Sapa dia, Marry bahkan sangat malas hanya untuk menatap wajah Jordan.

"Katanya tidak asik bermain jika kau tidur," saut paman Gober dengan senyum menjijikan yang membuat Marry muak.

"Apa dinegaramu tidak ada yang menarik hingga ingin gadis perawan yang bahkan jijik untuk__" Ucapan Marry terhenti saat Gober berdiri untuk ia hampiri Marry Shania. Gober meminta Marry untuk kembali ke kamar, tentu saja Marry Shania enggan, menolak dengan tegas. Marry Shania menjerit saat dengan kurang ajar Jordan dengan cepat memangku dirinya.

Lampu terlihat padam dan menyala.

Sebuah jarum kembali tertusuk pada kulit Marry. Ditengah kesadaran Marry dapat mendengar suara keributan diluar kamar hingga Jordan terlihat pergi meninggalkan Marry. Suara pecahan kaca dan rak terjatuh berdentum.

"Manusia rendah," suara tajam menakutkan nampak tak asing ditelinga Marry Shania sebelum kesadarannya kembali terenggut.

Gelap.

Tubuh Marry Shania seakan dibawa terbang melayang. Dekapan dingin membuat bulu kuduk Marry berdiri saat kesadaran membuat mata Marry perlahan terbuka.

"William," sadar Marry, Melihat mata gelap dengan tatapan tak bernyawa yang menghujam.

"Kau harus bertanggung jawab," geram rendah suara William yang Marry pikir Vampire berdarah dingin itu telah menyelamatkan dirinya. Namun apa mungkin?