"Selamat malam," pamit Bayu. Ia menggantarkan Dira hingga ke depan pintu kamar perempuan itu.
"Apa lo mau mampir untuk melihat Rani sebentar?" tawar Dira.
Bayu menyipitkan mata. "Apa ini undangan agar aku masuk ke dalam kamar?"
Wajah Dira berubah panik. Dengan cepat Dira menggeleng heboh. "Gak! Gue gak bilang begitu!" bantahnya.
Bayu tertawa gemas. "Iya, iya. Gak perlu panik begitu, ah. Ini sudah terlalu malam, besok saja aku bertemu dengan Rani."
Dira mengangguk dengan wajah memerah. Ia tidak akan mengatakan apa pun lagi yang akan membuat dirinya terlihat bodoh.
"Aku ke kamar dulu kalau begitu. Bilang pada Rani kalau aku sayang dia. Dan pada ibunya aku juga sayang," Bayu mengelus puncak kepala Dira. Kemudian dia tersenyum tampan sebelum berlalu pergi.