webnovel

The Forgotten Princess.

Bijaklah memilih bacaan, terdapat beberapa adegan kekerasan dan dewasa dalam novel ini. “Suka atau tidak suka kau akan tetap menjadi wanitaku, Gina,”ucap Massimo dingin tak terbantah. “Semuanya sudah tertulis dalam perjanjian yang dibuat kakekmu dan kakekku.” “Aku bukan bagian dari keluarga Sanders lagi, jadi aku tidak berkewajiban memenuhi perjanjian itu.” Gina menjawab lantang tanpa rasa takut. Massimo tertawa lebar. “Jadi kau menolakku?” “Tentu saja!” “Baik, kalau begitu akan kubuat satu-satunya orang yang kau cintai hidup dalam keadaan menyedihkan. Akan kubuat dia berharap kematian lebih baik dari hidupnya saat ini,”ancam Massimo sungguh-sungguh. sinopsis: Gina yang terlahir dari wanita yang tak diakui keberadaannya oleh keluarga sang ayah terpaksa harus mencari ayahnya ke Barcelona atas amanat sang ibu yang meninggal karena kanker. Hidup bersama ibu dan saudara-saudara tirinya ternyata tak membuat hidup Gina menjadi lebih baik, sang ibu tiri yang mengincar harta ayahnya menghalalkan segala cara untuk membuat putra kesayangannya Diego Alvarez menjadi ahli waris keluarga Sanders. Sementara itu Gina harus terjebak dalam sebuah perjanjian gila yang dibuat kakeknya puluhan tahun yang lalu untuk menjadi wanita seorang ahli waris dari penguasa Barcelona Massimo del Cano yang tak menginginkan pernikahan, Gina menjadi pengganti adik tirinya atas perbuatan sang ibu tiri yang menjebaknya. Hubungan yang Massimo inginkan tak lebih dari hubungan Tuan dan budak, mampukah Gina bertahan dalam hubungan itu? Hubungan mengerikan dari seorang pria yang ternyata menjadi cinta pertamanya.

nafadila · perkotaan
Peringkat tidak cukup
618 Chs

Mempercepat rencana

Gina langsung memundurkan langkahnya kebelakang, mencoba melepaskan diri dari sentuhan Diego.

"M-maaf Gina, maafkan aku," ucap Diego dengan cepat, Diego berhasil membaca perubahan emosi Gina pasca dia menyentuh dagu Gina dengan sedikit hasrat yang terlihat.

Gina menggeleng panik. "T-tidak kak, kau tidak perlu meminta maaf. A-aku saja yang agak berlebihan."

Diego tersenyum, tanpa merubah ekspresi wajahnya Diego melangkah maju mendekati Gina kembali yang sudah nyaris menempel dengan pintu kamarnya.

"Gina," desah Diego serak. "Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakitimu. Aku adalah satu-satunya pria di dunia ini yang tidak akan membuatmu menangis."

Kedua mata Gina berkedip pelan, menatap bingung pada Diego yang nyaris menempel kepadanya.

"Berikan aku satu kesempatan, Gina."

"Kesempatan, kesempatan apa, kak?" tanya Gina bingung.

Diego menipiskan bibir. "Kesempatan untuk…"

"Rosa!" Gina menjerit keras memanggil Rosa yang baru keluar dari dalam kamarnya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com