webnovel

The Darkest Destiny's

Merasa selalu di permainkan takdir membuat gadis itu menjadi sosok yang tidak tersentuh. Hati dan jiwanya sudah menjadi batu. Kehilangan orang yang dicintai dengan cara yang curang, membuatnya sadar jika hidup mewah yang di rasakannya selama ini hanyalah semu. Jika bagi orang lain keluarga adalah jalan mereka untuk pulang, maka baginya keluarga adalah jalan menuju kematian. Seorang lelaki yang seharusnya menjadi lelaki pertama yang merangkul dan memberinya rasa aman, namun sosok itu pula yang membuatnya kehilangan kemampuan bicara karena rasa sakit dan trauma yang mendalam. Menghakimi semua orang yang membuatnya menjadi seperti sekarang adalah tujuan hidupnya. Mimpi buruk akan segera datang bagi mereka yang telah membuat hidupnya hancur. Dia bersumpah akan membuat mereka semua memohon kematian padanya. "Kau yang menjadikan ku monster jadi jangan bersikap seolah-olah kau adalah korban" katanya sambil berseringai dingin. Pria itu shock mendengar perkataan gadis dihadapannya ini, ternyata akulah yang telah mengubahmu menjadi seperti ini, pikirnya. ********* "Aku adalah dewa kematian, akan kuturuti semua keinginanmu, dan kau hanya perlu melakukan satu hal untukku" ucap pria itu dengan tersenyum licik Sambil tertawa dingin gadis itu berucap "Ha ha ha... Jika kau adalah dewa kematian, maka aku adalah kematian itu sendiri. Jika kau tidak ingin mati ditanganku, maka enyahlah kau membuatku muak."

zaharafth_ · perkotaan
Peringkat tidak cukup
393 Chs

Where are you, Vy?

Xean tiba di Castil dengan wajah gusar dan kekhawatiran yang tidak disembunyikannya. Pemuda itu berjalan cepat menuju kamar sang ibu, bahkan Xean tidak menghiraukan sapaan dari para maid.

Eugene sampai bingung melihat Tuannya kembali seorang diri tanpa Nona mudanya, 'Pasti ada yang tidak beres.' Ucapnya dalam hati.

Xean tiba dikamar ibunya, Ayahnya sudah pergi bekerja jadi dia akan leluasa untuk menanyakan semuanya.

Oleandra sedikit terkejut melihat Xean, dan Xean sedikit bingung melihat kamar ibunya yang berantakan. Tapi ia tidak begitu menghiraukannya karna ada yang lebih penting untuk ia urusi saat ini, yaitu Vy pikirnya. Karna saat ini Varsha lebih penting baginya.

"Xean? Kau sudah kembali sayang? Bagaimana perjalanan kalian? Dimana Vy?" Tanya Oleandra dengan senyuman diwajahnya.

"Tidak usah berbasa basi Mom. Dimana Vy?" Tanya Xean to the point

"Apa maksudmu sayang? Bukankah kalian pergi bersama tadi?" Oleandra bingung dengan apa yang terjadi,

Xean tersenyum sinis, sekarang ia benar-benar marah dengan ibunya.

"Tidak usah berpura-pura Mom, hanya ada kita berdua disini." Ucapnya dingin,

"Bukankah sudah ku bilang bahwa aku tahu apa yang telah kau perbuat kepada Tante Ainsley? Alasan aku kembali kesini adalah untuk melindungi Vy, karna aku yakin kau juga akan menyakiti adikku itu." lanjutnya lagi

Oleandra terkejut mendengar perkataan Xean. Apa Xean tahu bahwa dia yang menukar obat-obatan Varsha? Tapi, itu tidak mungkin, pikirnya.

Perkataan Xean membuat Oleandra keluar dari pikirannya,

"Aku diam karna kupikir kau tidak akan sampai membunuh Tante Ainsley, tapi ternyata aku salah." Ucap Xean dingin.

"Jika kau pikir dengan menyulik Vy kau akan mendapatkan apa yang kau mau, kau salah besar Mom."

"Apa? Vy diculik? Siapa yang menculiknya?" ucap Oleandra terkejut,

Dia benar-benar tidak melakukan apapun kecuali keterlibatannya dengan obat-obatan Varsha, tapi semua itu gagal.

"Jadi itu pilihanmu Mom? Baiklah. Teruslah berpura-pura sampai akhir. Karna mulai sekarang, aku akan melakukan apa yang ingin kulakukan walaupun itu akan menyakitimu." Setelah berkata seperti itu Xean berjalan keluar dari kamar Oleandra.

Saat Xean sudah didepan pintu ia berhenti dan berkata, "Jika sampai terjadi sesuatu padanya, walaupun itu hanya goresan kecil, kau benar-benar akan kehilangan putramu Mom." Ujar Xean dingin, lalu ia meninggalkan Oleandra yang terkejut dengan perkataan putranya itu.

Setelah keluar dari kamar ibunya Xean mengacak rambutnya frustasi, "Where are you, Vy?" lirihnya pelan.

*********

Varsha sedang membersihkan noda darah yang terkena bajunya, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lakukan beberapa saat yang lalu.

Efek latihannya selama seminggu terakhir benar-benar luar biasa, walaupun ia harus tidur saat matahari mau terbit. Karna ia tidak bisa latihan saat siang hari.

Varsha lalu menatap telapak tangannya datar, 'aku sudah membunuh orang dengan tangan ini, Mom. Kau pasti kecewa denganku sekarang.' Ucapnya dalam hati, ia tersenyum kecut mengingat ibunya ingin ia menjadi gadis yang baik, tapi sekarang ia tidak bisa melakukan itu.

Samuel yang melihat itu tersenyum ia lalu menghampiri Varsha, ia tau apa yang tengah dipikirkan gadis muda itu, "Jangan merasa menyesal Nona, Anda sudah melakukan hal yang benar." Ucapnya.

Mendengar perkataan Samuel, Varsha mengingat apa yang pria paruh baya itu katakan saat latihan pertama mereka, "Jika anda ingin membalaskan kematian Nyonya Ainsley dan mencaro kebenaran dibalik itu semua, Anda tidak boleh menyesal dengan apa yang akan anda lakukan dikemudian hari. Jangan menaruh perasaan disetiap langkah anda Nona."

Varsha mendesah pelan, apakah ia menyesal? Entahlah. ia pun tidak tahu. Gadis kecil itu benar-benar bingung sekarang. Karna untuk pertama kalinya, di usianya yang masih sangat belia ia sudah membunuh seseorang.

Varsha lalu menatap Samuel, "Siapa dalangnya Uncle?" Tanya gadis itu.

"Saya bisa pastikan, kalau bukan Nyonya Oleandra dalang dibalik penculikan Anda. Tapi.." Samuel menghentikan perkataannya, haruskah ia mengatakan siapa dalang dari semua ini?

"Tapi?" tanya Varsha menunggu jawaban Samuel

"Tapi saya akan berusaha untuk menemukan pelakunya Nona." Ucap Samuel,

'Saya pikir, Anda harus mengetahuinya sendiri Nona.' ucap Samuel dalam hati

"Bagaimana kondisi Nona sekarang?" tanya Samuel, ia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan

Varsha merasa ada yang disembunyikan oleh Samuel, tapi dia memilih untuk diam.

"Kupikir cukup baik, hanya saja tenggorokkan ku masih sedikit sakit saat berbicara." jawabnya.

Ya! Varsha memang sudah bisa berbicara, tepatnya kemarin malam. Samuel mendatangkan langsung dokter dari Yunani untuk menangani Varsha, segala keperluan medisnya sudah disediakan dengan baik. Setiap tengah malam, ia akan pergi menemui Samuel melalui jalan rahasia yang ada dikamarnya.

Setelah berlatih beladiri dan menembak, gadis kecil itu akan melakukan terapi dan perawatan medisnya.

"Syukurlah kalau begitu. Jadi, apa yang akan Nona lakukan terhadan Nyonya Oleandra?" tanya Samuel

"Sama seperti yang ia lakukan terhadap ibuku, aku akan menghancurkannya secara perlahan, sampai ia memohon kematiannya padaku." Jawab Varsha dengan tersenyum sinis,

Otak cerdas gadis itu sudah menyiapkan banyak rencana untuk memberi Oleandra pelajaran, bukan memberinya racun seperti apa yang wanita itu lakukan terhadapnya ibunya. Tapi lebih dari itu! Ia akan membuat wanita itu menderita.

Percakapan mereka berdua berhenti saat seorang pemuda menghampiri mereka, "Ayah semua sudah selesai, kita bisa pergi sekarang." Ucap pemuda itu

Setelah mendengar itu Varsha dengan santai pergi dari sana dan berjalan memasuki mobil, ia sama sekali tidak melirik pemuda yang sudah menolongnya itu. Karna baginya hanya Samuel dan Xean yang boleh berbicara padanya.

Ah! Mengingat Xean, haruskah ia mengatakan kepada pemuda itu tentang kondisinya sekarang? Tidak! Gadis kecil itu akan merahasiakannya untuk sementara waktu.

**********

Piemento, Italy

"Kau sudah mendapatkan info yang kuminta?" tanya seorang pemuda,

"Sudah Tuan muda. Menurut info yang saya temukan, Nona muda Hazel telah dipermalukan saat ia baru saja memulai karirnya." Jawab pria dengan setelan serba hitam itu dengan sopan.

"Dan dia adalah Valerie Von Klinski?" Tebak pemuda itu

"Benar Tuan muda."

"Ternyata ada kejadian seperti itu." Gumam pemuda tersebut,

Pemuda itu lalu tersenyum sinis bak iblis, "Kau akan mendapatkan ganjaran karna telah berani bermain-main dengan Rockefeller's Lady." Ucapnya dingin

"Bagaimana dengan perkembangan pencarian wanita 'itu'?" Drystan kembali bertanya kepada orang kepercayaannya.

"Sejauh ini masih nihil Tuan muda. Saya sudah mengerahkan seluruh team untuk mencarinya."

"Aku tidak perduli. Temukan wanita 'itu' secepatnya atau kuhabisi kalian semua." Perintah Drystan mutlak

"Baik, Tuan muda." setelah itu pria tersebut pergi meninggalkan ruangan Drystan

Pemuda itu mendesah frustasi, ia sudah mencari keseluruh penjuru negri untuk mencari wanita itu, tapi hasilnya tetap nihil.

Drystan lalu mengambil ponselnya dan menelpon seseorang, tidak butuh waktu lama seseorang disebrang sana sudah menjawab panggilannya.

"Ada yang harus kau lakukan untukku, dan pastikan kau melakukannya degan baik." Perintah Drystan dengan tersenyum licik.

***********

One week later

"Zael tidak bisakah kau cepat sedikit? Aku bisa terlambat." Hazel tidak henti-hentinya menggerutu dan meneriaki Drystan. Pasalnya pemuda itu sangat lama bersiap padahal bukan dia yang akan menerima penghargaan.

"Calm down princess, relax. Make up mu akan berkerut jika kau terus-terusan menggerutu." Jawab Drystan santai saat menuruni tangga untuk menghampiri Hazel di ruang keluarga.

Hazel mendengus kesal, "Jika bukan karna kau yang bersiap terlalu lama aku tidak akan menggerutu." Balasnya kesal

"Bukan aku yang terlalu lama, tapi kau yang terlalu cepat bersiap untuk ukuran seorang gadis. Apa kau yakin kau adalah seorang gadis, princess?" Goda Drystan,

Hazel baru saja akan membalasnya jika saja Gracelyn tidak mengintrupsi mereka berdua untuk berhenti.

"Sudah bisa kita pergi sekarang? Atau kalian ingin melanjutkan perdebatan konyol kalian dan melupakan acara penghargaan itu?" Tanya Gracelyn dengan senyum tertahan. Wajah Hazel benar-benar lucu saat ia kesal.

Hazel menghentakkan kakinya dan berjalan keluar, dipelataran Castil mereka sebuah Limousin berwarna hitam sudah menunggu. Seorang pria dengan setelan serba hitam dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Hazel.

"Berhentilah menggoda adikmu Drystan, setidaknya untuk malam ini." Ucap Gracely lembut, mereka kemudian berjalan menyusul Hazel memasuki Limousin,

"Aku hidup untuk menggodanya Mom." Ucap Drystan tanpa beban, Alger dan Gracelyn hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah putra dan putrinya itu.

Tidak butuh waktu lama Limousin yang mereka tumpangi telah tiba didepan sebuah gedung mewah. Limousin itu berhenti tepat didepan red carpet yang akan menyambut penumpangnya.

Kilatan blitz kamera langsung menyambut saat keluarga terpandang itu turun dari Limousin mereka. Drystan dengan sigap menggandeng lengan Hazel. Drystan membisikan sesuatu ke telinga Hazel saat mereka berjalan memasuki gedung tempat acara diselenggarakan.

"I have surprise for you, princess." bisik Drystan tepat ditelinga Hazel

Hazel merasa tertarik, ia lalu menatap Drystan dan bertanya, "Surprise? What kind of surprise, Zael?"

Drystan menyeringai dan menjawab, "You will see it soon."

Sebenarnya Hazel ingin bertanya lagi, tetapi Kelly memanggilnya, jadi ia harus memisahkan diri untuk sementara dari keluarganya. Sedangkan keluarganya akan duduk ditempat yang sudah disediakan.

happy reading and have a nice day, all. alwyas safe and take care. Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius.

zaharafth_creators' thoughts