webnovel

The Cold Season

Untuk sebagian besar hidupnya, Xiao You Ren merasakan ketidakberuntungan yang teramat besar. Setiap luka baru akan muncul di sisa-sisa malamnya. Luka yang membuatnya mengerang sakit akibat rasa ngilu yang menyentuh hatinya. Dia selalu menggigil di setiap malam yang dingin, mengharapkan sebuah tangan melingkar di tubuhnya. Pada setiap orang dia menjeritkan pertolongan. Memohon untuk obat yang dapat menghilangkan rasa sakitnya di musim dingin. Akan tetapi, tidak ada satu orang pun yang mampu memberikan hal itu padanya. Hingga dia terlibat sebuah hubungan dengan seorang laki-laki yang menawarkan obat. Alih-alih mendapatkan penawar bagi lukanya, dia justru menerima racun. Yang membuatnya menjadi kebal terhadap rasa sakit, bahkan meminta untuk mendatangkan perasaan itu terus-menerus. Xiao You Ren kian menggila sesaat setelah laki-laki itu menyuntikkannya sedikit rasa ‘diinginkan’. Seumur-umur Xiao You Ren tidak pernah merasakan hal menggelitik permukaan hatinya, hingga membuatnya menjadi sangat egois.

evilesther3 · LGBT+
Peringkat tidak cukup
262 Chs

Right and Wrong

Arloji di pergelangan tangan kirinya terus-menerus dilirik. Sepanjang pagi, Xiao You Ren begitu bersemangat untuk kembali bekerja. Sudah beberapa hari sejak dia dan beberapa karyawan lainnya menyelesaikan proyek mereka. Sekarang masing-masing dari mereka sudah kembali bekerja di ruangannya, seperti sedia kala.

Untuk ke sekian kalinya, Xiao You Ren melirik arlojinya dan segera menghentikan pekerjaan, ketik jarum jam berada pada angka satu siang. Yang berarti jam istirahat sudah tiba. Dengan riang dia membawa dirinya ke depan ruangan Zheng Liam. Menunggu laki-laki itu keluar dan mereka akan makan siang bersama. Entah sejak kapan Xiao You Ren mulai merasa nyaman dengan kebersamaan mereka. Dia bahkan terang-terangan mengikis jarak. Jika biasanya Zheng Liam yang akan lebih dulu menghampirinya dan mengajak makan siang atau pulang bersama. Sekarang Xiao You Ren yang lebih sering melakukannya, meskipun tak jarang Zheng Liam menghampirinya lebih dulu.

Waktu berjalan cepat, hubungan mereka kian dekat. Orang-orang di sekitar bahkan bisa merasakannya.

"Liam Ge, ayo, istirahat bersama!" Xiao You Ren tersenyum cerah sesaat setelah pintu itu terbuka lebar. Zheng Liam menyembulkan tubuhnya dari balik pintu dan ikut tersenyum, sebelum mengiyakan ajakan juniornya itu.

Mereka makan di kafetaria yang berada di gedung perusahaan. Xiao You Ren membawa nampannya yang sudah terisi beberapa jenis makanan. Meletakkannya di atas meja dan hendak duduk berseberangan dengan Zheng Liam. Suara familier terdengar melengking di sisi telinganya. Seorang gadis berlari kecil ke arahnya dan tanpa izin memeluknya dari belakang seraya berkata, "Ren Ren, aku merindukanmu."

Xiao You Ren membiarkannya begitu saja. Bukan karena merasa nyaman, tapi Zhao Yuzi memang sering seperti itu sejak mereka tidak lagi bekerja di tempat yang sama. Setelah cukup berdrama, Zhao Yuzi menyeret kursi di sebelah Xiao You Ren dan mendudukkan dirinya. Sepenuhnya mengabaikan keberadaan Zheng Liam yang mulai menampilkan wajah dingin.

Sesekali tangan kecil Zhao Yuzi juga ikut menyomot sepiring kentang goreng milik Xiao You Ren, karena gadis itu belum sempat memesan apa pun. Mereka membicarakan beberapa hal secara dua arah. Terkadang Zhao Yuzi dan Xiao You Ren, ataupun Xiao You Ren dan Zheng Liam. Laki-laki yang lebih tua dari mereka itu benar-benar terlihat kesal terhadap Zhao Yuzi, sehingga dia yang memutuskan untuk mengabaikan gadis malang tersebut.

"Oh, ya. Kudengar hasil kerja kita sukses besar dan katanya akan ada perayaan untuk itu," Zhao Yuzi berkata dengan sinar kebahagiaan di wajahnya. "Kuharap benar-benar ada." Dia menyatukan dua telapak tangannya, tepat di depan dada.

"Memang ada, kita akan makan malam bersama hari Sabtu nanti." Johnny ikut bergabung dengan mereka dan duduk di sebelah Zheng Liam. Mereka menatap heran padanya. Pasalnya Johnny sangat jarang bisa makan bersama dengan orang lain, apalagi di kafetaria karyawan. Biasanya laki-laki itu akan makan siang di ruangannya, seorang diri, atau pergi ke luar bersama CEO Wang.

Menyadari tatapan tiga orang itu hanya tertuju padanya dan dengan tanya yang menggantung di ekor mata. Johnny segera berujar, "Apa yang kalian lihat? CEO pulang ke rumah kekasihnya yang sedang sakit, jadi aku mampir ke sini." Tiga di antaranya segera mengangguk tanda mengerti.

"Phi John, tentang makan malam itu. Apa semuanya akan ikut?" Xiao You Ren bertanya dengan wajah ragu. Bagaimanapun Xiao You Ren tidak pernah mengikuti acara yang ramai oleh orang-orang. Bukannya dia seorang agorafobia. Hanya saja sejak kepergian ibunya, dia tidak pernah mendekatkan diri dengan orang lain. Selalu bergantung pada Xiao Han Yu, menganggap jika kakak laki-lakinya itulah satu-satunya yang dia miliki dan satu dari miliaran manusia yang harus dipercaya. Xiao You Ren tidak pernah mengikuti acara kampus bersama teman-temannya, jika tidak benar-benar diharuskan sehingga dengan terpaksa dia mengikutinya. Baginya satu-dua orang sudah cukup untuk dijadikan teman yang suatu saat nanti akan dilupakan.

Johnny menyelesaikan kunyahannya terlebih dulu sebelum menjawab, "Tidak. Hanya yang terlibat proyek dadakan itu saja. Karena kamu adalah ketuanya, jadi sangat diwajibkan untuk mengikutinya." Tangannya kemudian meraih tisu untuk menyeka sudut bibirnya, sambil melirik ke arah Xiao You Ren. Keraguan dapat dengan jelas tercetak di wajah laki-laki yang lebih muda itu. "Jangan berpikir untuk melarikan diri. Pastikan kamu ikut."

Perkataan Johnny itu mengundang perhatian Zheng Liam dan Zhao Yuzi untuk melihat ke arah Xiao You Ren juga. Laki-laki itu sedikit menundukkan kepalanya dengan tangan yang bermain-main di atas piring setengah kosong.

"Tenang saja, aku yang akan membawa Xiao You Ren," kata Zheng Liam sangat ringan. Membuat Xiao You Ren dengan cepat mengalihkan perhatian padanya.

Senyuman lebar dan penuh ketulusan terlihat jelas di wajah Zheng Liam. Hal itu sukses membuat jantung Xiao You Ren berpacu sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Perasaan tenang mulai menjalar hingga ke ulu hatinya. Xiao You Ren terpaku pada senyuman itu, juga mata yang menatapnya lembut. Sampai-sampai dalam hati dia bertanya-tanya tentang perasaan apa yang hinggap di hatinya.

Zheng Liam menyelesaikan makannya, disusul oleh Xiao You Ren dan Johnny. Sedangkan Zhao Yuzi, dia baru memakan setengahnya, karena dia yang terakhir memesan makanan. Johnny mengajak Zheng Liam pergi duluan untuk sedikit membantunya. Sehingga mereka meninggalkan Xiao You Ren dan Zhao Yuzi.

Xiao You Ren menatap lamat-lamat pada gadis si sampingnya. Di wajahnya jelas tercetak keraguan, antara ingin mempertanyakan sesuatu atau tidak. Dia terus seperti itu untuk waktu yang lama, hingga Zhao Yuzi sendiri yang menyadari keanehan pada Xiao You Ren ketika dia melihat wajah itu.

"Ada apa, You Ren?" tanya Zhao Yuzi. Dia menjauhkan nampan yang berisi piring kotor dari hadapannya dan balik menatap pada manik Xiao You Ren yang tersembunyi dalam kacamatanya.

"Mm … tidak ada." Senyuman kaku terpatri di wajah laki-laki itu. Nampak sekali jika dia ragu.

Namun, bukan Zhao Yuzi namanya jika dia tidak bisa mendapatkan kejelasan. Ekspresi wajah Xiao You Ren sangat mengganggu rasa penasarannya, sehingga dia tidak mungkin melepaskan orang itu. "Ya, tidak masalah jika kamu tidak mau berbagi saat ini. Tapi jangan menyesal kalau nanti kamu tidak punya kesempatan untuk bertanya." Dia berdiri, hendak membawa nampannya dan menyerahkan pada petugas kafetaria.

Menyadari kebenaran dalam ucapan Zhao Yuzi, Xiao You Ren segera menghentikan gadis itu dengan kata-katanya. "Baiklah, aku akan bertanya."

Zhao Yuzi tampak tersenyum miring. Kembali mendarat tubuhnya di kursi dan menyerong ke arah Xiao You Ren. Telinganya sudah disiapkan dengan sangat baik untuk mendengarkan perkataan sahabatnya itu. Dia terlihat sangat bersungguh-sungguh dan antusias sekali.

"Aku ingin bertanya tentang," Xiao You Ren memalingkan wajahnya dari Zhao Yuzi, "bagaimana ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta?" Wajahnya memerah. Dia malu untuk hal-hal yang tidak perlu. Menyadari keterdiaman gadis itu, dia kemudian kembali menambahkan kata-katanya, "Te-temanku yang bertanya."

Helaan napas berat keluar dari Zhao Yuzi. Dia menatap malas pada Xiao You Ren yang mulai terlihat seperti anak baru mengenal cinta. Sesaat kemudian dia mengangkat tangannya dan memegang pundak laki-laki itu, memaksa untuk melihat ke arah matanya. "Dengar, tidak masalah untuk jatuh cinta. Semua orang berhak untuk merasakan dan membaginya."

Perasaan malu yang sejak tadi melekat pada hati Xiao You Ren seketika menguap. Perasaan lega dan senanglah yang kini mendominasi. Dia sedikit bersyukur memiliki teman seperti Zhao Yuzi, meskipun tidak selalu mendatangkan hal baik baginya. Setidaknya masih ada satu-dua hal positif dalam diri gadis itu.

Pegangan tangan pada pundak Xiao You Ren lepas. Zhao Yuzi memasang tampang berpikir keras dengan salah satu tangannya yang bertumpu pada meja dan menopang dagu. "Jadi, kamu mulai jatuh cinta pada Sir Liam."

Xiao You Ren menggelengkan kepalanya. Bagaimana dia bisa tahu jika jatuh cinta pada Zheng Liam, sedangkan ciri-ciri orang jatuh cinta saja dia tidak tahu-menahu. "Aku tidak tahu. Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi," Xiao You Ren mengatakannya dengan santai, tapi terlihat menuntut.

Zhao Yuzi menepuk jidatnya dan mulai menyusun kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada Xiao You Ren. "Cinta itu seperti … membuatmu melakukan sesuatu di luar kebiasaanmu. Merasa senang hanya dengan sesuatu yang sudah sering kamu temui. Hal-hal biasa dapat berubah menjadi luar biasa."

Bersambung ....