Pernah ku bilang aku benci kesendirian?
_
_
_
Sebenarnya ini adalah masalahku. Anak yang cupu dan tidak pernah mengalami hal luar biasa seperti artis ataupun orang yang berpengaruh.
Aku percaya, kehidupan ku tidak akan ada yang berarti. Itu membuatku frustasi. Tetapi akhir akhir ini ada sebuah kelompok yang terus saja berada di sekeliling ku.
Rasanya aneh, biasanya aku hanya sendirian bergulat dalam kesepian mendalam. Tetapi bahkan keberadaan bakugo menjadi salah satu pengisi hidupku sekarang ini.
Aku tidak tau , bakugo memang kasar dan menyebalkan. Tetapi bakugo selalu membantuku. Selalu mendekati ku. Hingga aku merasa nyaman berada di dekatnya.
Lida dan todoroki juga, tanpa terasa aku dekat dengan mereka. Mengetahui sifat asli yang tidak pernah diketahui siapapun.
Apakah aku boleh menerima semua ini?, apakah aku sebenarnya boleh tidak sendiri lagi?. Lagipula sejak awal aku sama sekali tidak meminta.
Ini bolehkan...?
_
_
_
Aku tidak pernah tau sekalipun kehidupan bakugo seolah menutup rapat semua kehidupan nya.
Bakugo anak yang kasar dan selalu saja membully ku. Tetapi kadang kala ia baik dan aku sering dibuat salah tingkah dihadapan nya.
"Dasar, kalau gak bisa bilang dong!!" seru bakugo kasar mengambil beling di antara kakiku.
"Ma..maaf,..Akh!!" seruku tanpa sengaja menginjak beling. Bakugo segera sigap membantuku. Dia membantu mencabut beling itu tanpa di suruh.
"Pe..--"
"Berisik hati hati lah dasar bloon" ejek bakugo yang tampak Serius mengurusi beling yang tampak nya cukup dalam.
Bakugo kenapa kau bertindak begitu baik padaku?. Aku tidak tau kau membenciku atau tidak.
Bakugo..beritahu aku..
_
_
_
"Bagaimana deku kakimu" seru todoroki sedang memakan cemilan yang ia beli.
Aku hanya menunjukkan kakiku yang dibalut perban hampir sebagian.
"Yah.. gitulah hehe. Tidak usah khawatir" seruku tertawa palsu.
Srek,...Lida tampak khawatir kemudian memandangku dengan raut sedih.
"Lain kali hati hati!!, todoroki kau harus angkat dia!!" seru Lida memandang todoroki dengan matanya yang berbinar sedih.
"Aku tidak apa kok" seruku merendah. Lagipula aku tidak pantas mendapatkan hal seperti itu.
Todoroki mengeleng,
"Betul kata Lida, biar aku yang membantumu"
Aku masih dalam kondisi diam. Sebenarnya aku masih tidak terbiasa. Memiliki perasaan setiap orang.
Tidak lama bakugo datang dan bertengkar dengan todoroki.
"Aku yang akan membawanya" seru bakugo.
"Kau memang nya kuat!" seru todoroki meledek tubuh bakugo yang agak kecil. Bakugo merasa naik darah dan mulai bertengkar dengan todoroki.
_
_
_
Selalu seperti ini. Kenapa kalian mau bersamaku. Aku orang yang sangat membosankan.
Aku yang selalu ada dalam kesepian, jika seperti ini terus aku tidak akan terbiasa.
Berada di antara banyak orang, sesak..
Aku tidak tau bagaimana terbiasa dengan semua ini. Bagaimana jika nanti semua ini menghilang?
Bagaimana jika kalian menghilang juga seperti keluarga ku..?
Aku takut, aku takut memiliki perasaan ini...Takut..
_
_
_
Bakugo mengendongku sehabis pulang sekolah. Todoroki membantu dengan membawa tas dan Lida berjalan di samping ku membawa kakiku agar tidak mengalir darah.
Merek terlihat kompak sekali saat membantuku.
"A..aku tidak perlu seperti ini" seruku canggung. Jujur aku jadi pusat perhatian.
Todoroki mengeleng menolak .
"Tidak bisa deku, kakimu sedang terluka parah" serunya lagi.
Lida juga tersenyum, "Iya betul kata todoroki kalau teman sakit kita harus membantu!!"
Teman..
"Sudah sakit begini emangnya bisa jalan!?" seru bakugo dengan kasar .
Aku benar benar tidak terbiasa..
"Ma...maaf"
_
_
Aku terkejut saat ada seorang ibu dan anak seumur SD sedang berdiri didepan rumah bakugo.
Bakugo menurunkan ku kemudian mulai mendekati mereka dengan kening berkerut.
"Siapa kalian , pergi sana!!"
Wanita itu berdiri dengan angkuh bersama putri kecilnya yang sama angkuh.
"Kau sudah lupa, pembunuh..?"
Pembunuh, aku todoroki, Lida hanya terdiam . Bakugo yang samasekali tidak kami ketahui.
Wajah bakugo yang perlahan memucat ketakutan dan raut wajah kagetnya.
Yang tidak pernah kami lihat..
_
_