webnovel

The Adventure of Akbar

Suatu hari, Akbar si pemimpin para malaikat atau lebih kita kenal sebagai malaikat “Jibril” berkeluh kesah ketika melihat para manusia dari akhirat yang saling berperang satu sama lain demi keuntungan pribadi dan mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah, dan itu semua diakibatkan manusia memiliki 1 hal yang tidak dimilik oleh para malaikat, yaitu “Hawa Nafsu”. Disaat dirinya merasa bingung dengan pertanyaan kenapa tuhan malah memberikan hawa nafsu yang membuat manusia menjadi maklukh perusak di bumi indah itu, munculah tuannya, tuan Esa, memberikan jawaban yang sangat simple mengenai jawabannya, tentu saja hal itu membuat Akbar merasa sangat tidak puas dibuatnya. Lalu disaat tuan Esa memikirkan bagaimana si Akbar bisa mengerti dengan penjelasan simplenya, dia teringat dengan masalah yang terjadi di dunia ke 2 yang dimana terjadi kekacauan besar dan tidak lama lagi akan terjadi kiamat disana, karena itulah dia mendadak memiliki ide yang luar biasa ribet untuk menyelesaikan 2 masalah itu sekaligus. Dengan alasan akan lebih mengerti jika mengalaminya sendiri, maka tuan Esa pun menjadikan si Akbar sebagai manusia lalu menurunkannya ke dunia ke 2 itu dengan memberinya 2 misi, yaitu mencoba untuk mencari jawaban pertanyaan sendiri dari pengalaman yang akan dia dapatkan diperjalanan dan juga menyelamatkan dunia itu dari kehancuran. Akhirnya, dengan kekuatan malaikat berupa Good Hand, kekuatan yang pernah diberikan kepada nabi Isa, dan barang lainnya untuk membantu perjalanannya, si mantan pemimpin malaikat itu pun memulai perjalanannya untuk mencari jawaban pertanyaanya sekaligus untuk menyelamatkan dunia.

Ikbarariq · Fantasi
Peringkat tidak cukup
36 Chs

Pasukan manusia

"HAA?!...MA…MANUSIA?! MA…MAKSUD AYAH RAS YANG TINGGAL DISAMPING NEGARA KITA ITU?!" kata Syty yang langsung terpanjat kaget.

"Yup, benar, ras yang tinggal ... "

...

...

?

("Eh, wait, what?) Anu S..Syty… i..ini pertama kalinya kau melihat manusia?" tanya Akbar yang kaget karena ucapan Syty tadi.

"Iy..iya, karena aku tidak pernah keluar desa, apalagi sampai keluar Negara, i…ini adalah pengalaman pertamaku melihat manusia."

"(Tunggu sebentar wahai bocah elf aneh tapi gemesin, aku ini tidak bertelinga panjang lho, hadi kenapa kau tidak menggapku manusi ..… ah tapi akukan aslinya malaikat)" kata Akbar yang mulai bingung sendiri terhadap pernyataan tidak pentingnya yang dia buat barusan.

"Sebentar ayah, tapi ke…kenapa bisa ada manusia disini? AHH!! A..APA JA…JANGAN-JANGAN MEREKA MAU MENYERANG KITA?" kata Syty yang mulai panic.

"Syty, gunakan selimut yang ada dibelakang gerobak, lalu tutup kepalamu dan pastikan telingan panjangmu tidak kelihatan," kata Akbar yang langsung memberikan perintah kepada Syty untuk menutupi bagian tubuhnya yang menjadi identitas unik itu.

"Eh, ke..kenapa…"

"Cepat lakukan Syty!"

Tanpa bertanya lagi, langsung saja Syty pergi kearah belakang untuk mencari selimut yang akan dia gunakan untuk menutup kepalanya, dan setelah dirinya sudah menutup kepalanya sehingga telinganya yang mencolok itu tidak terlihat, Syty pun kembali kebangku depan.

"A..aku sudah menutup telingaku ayah."

"Bagus, dan mulai sekarang, apapun yang terjadi setelah ini, jangan bicara apa-apa, biar ayah yang akan bicara jika ternyata para manusia itu menghampiri kita," kata Akbar yang masih saja melihat kearah pasukan berkuda yang makin datang mendekat kearahnya.

"Ba..baik ayah."

Dan benarlah dugaan si Akbar, karena setelah menunggu beberapa saat, pasukan berkuda itu benar-benar datang dan berhenti tepat di depan keretanya, dan kemudian seorang yang terlihat seperti pemimpin para pasukan itupun mendekat kearah Akbar dan menyuruhnya untuk berhenti.

"Permisi tuang pengelana, bisakah kau hentikan dulu keretamu ini?!" tanya orang tersebut pada Akbar.

"Oh tidak semudah itu Ferguso, atas hak apa aku harus menuruti ucapanmu itu?" kata Akbar yang balik bertanya.

?

"(Ferguso? Bahasa dari wilayah mana itu? Dan setelah melihat semua pasukan ini, kenapa dia tidak tahu kalau kami ini dari pasukan kerajaan?) Atas nama prajurit kerajaan "Dralon Fireblood", aku perintahkan kau untuk menghentikan keretanya, karena kami harus memastikan apa saja yang ada didalam gerobakmu ini," kata orang tersebut yang memberikan perintah kepada Akbar sekali lagi.

"Memastikan? Kami cuma membawa perbekalan dan barang untuk berkemah, memangnya kalian pikir pengelana sepertiku ini membawa apa? Bom Elpiji 12 Kg?"

"(Demi Tuhan, nama benda apalagi itu?) Bukan tuan, kami harus memastikan apakah kau sedang menyelundupkan orang atau tidak didalam gerobakmu itu, jika ternyata benar, maka kau harus ikut kami bersama orang yang kau selundupkan itu."

?

"Menyelundupkan? Memangnya siapa yang kalian cari sampai mengira pengelana sepertiku sedang menyelundupkan orang ha?"

"Tuan, sebenarnya tuan tinggal dimana sampai tidak tahu mengenai berita besar itu?"

"Kau pasti tidak akan paham kalau aku ceritakan, tapi kalau masih mengotot, dengan senang hati akan kuberitahu kalau aku berasal dari arah sana", kata Akbar yang hanya menunjuk kearah belakang rutenya.

...

...

"(Dari sana itu dimana dasar sialan?)" kata orang itu yang makin emosi dengan penjelasan Akbar yang absurb.

"Tapi jika sampai pasukan kerajaan rela menghentikan seorang pengelana untuk diperiksa, apakah orang tersebut penting sekali?"

"Tentu sajalah, dia adalah pangeran kerajaan "Archiball Fireblood" dan penyihir agung "Gowell Gordeon" yang menjadi pemberontak kerajaan, jadi mana ada penduduk yang tidak tahu berita pemberontakan besar yang umum seperti ini ha?!" kata orang itu yang benar-benar tidak percaya kalau Akbar tidak tahu apa-apa.

"(Cih, tidak didunia ini tidak didunia sana, masih saja masalah tetap politik, memang apapun yang berhubungan dengan kekuasaan itu tidak akan pernah ada kedamaian ya?) Aku tidak tahu dan aku memang tidak mau tahu karena aku tidak suka masalah politik, tapi yang pasti adalah aku tidak menyembunyikan si Kanibal dan Gembel atau apalah mereka itu di dalam gerobakku, jadi bisakah kau dan anak buahmu minggir?" kata Akbar yang sangat blak-blakkan itu.

"Hooo, berani sekali kau bicara begitu pada prajurit kerajaan, apa kau tidak tahu kalau kau bisa saja dihukum berat jika berurusan dengan pasukan kerajaan?"

"Bodoh amat dengan prajurit dan masalah kerajaan kalian, aku bahkan belum pernah bayar pajak," kata Akbar dengan santainya.

"Kau mencuirigakan, kalian berempat, geledah gerobak orang ini," kata orang itu yang memberikan perintah kepada anak buahnya.

"SIAP KOMANDAN."

Dan tanpa basa-basi lagi, segera saja 4 orang itu masuk kedalam gerobak si Akbar dan mulai mengeledah, sedangkan itu Akbar yang memegangi tangan Syty itu sempat berpikir mengenai apa yang sedang terjadi.