webnovel

The Adventure of Akbar

Suatu hari, Akbar si pemimpin para malaikat atau lebih kita kenal sebagai malaikat “Jibril” berkeluh kesah ketika melihat para manusia dari akhirat yang saling berperang satu sama lain demi keuntungan pribadi dan mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah, dan itu semua diakibatkan manusia memiliki 1 hal yang tidak dimilik oleh para malaikat, yaitu “Hawa Nafsu”. Disaat dirinya merasa bingung dengan pertanyaan kenapa tuhan malah memberikan hawa nafsu yang membuat manusia menjadi maklukh perusak di bumi indah itu, munculah tuannya, tuan Esa, memberikan jawaban yang sangat simple mengenai jawabannya, tentu saja hal itu membuat Akbar merasa sangat tidak puas dibuatnya. Lalu disaat tuan Esa memikirkan bagaimana si Akbar bisa mengerti dengan penjelasan simplenya, dia teringat dengan masalah yang terjadi di dunia ke 2 yang dimana terjadi kekacauan besar dan tidak lama lagi akan terjadi kiamat disana, karena itulah dia mendadak memiliki ide yang luar biasa ribet untuk menyelesaikan 2 masalah itu sekaligus. Dengan alasan akan lebih mengerti jika mengalaminya sendiri, maka tuan Esa pun menjadikan si Akbar sebagai manusia lalu menurunkannya ke dunia ke 2 itu dengan memberinya 2 misi, yaitu mencoba untuk mencari jawaban pertanyaan sendiri dari pengalaman yang akan dia dapatkan diperjalanan dan juga menyelamatkan dunia itu dari kehancuran. Akhirnya, dengan kekuatan malaikat berupa Good Hand, kekuatan yang pernah diberikan kepada nabi Isa, dan barang lainnya untuk membantu perjalanannya, si mantan pemimpin malaikat itu pun memulai perjalanannya untuk mencari jawaban pertanyaanya sekaligus untuk menyelamatkan dunia.

Ikbarariq · Fantasi
Peringkat tidak cukup
36 Chs

Di sepanjang perjalanan (4)

"Ah, gara-gara ayah bicara makanan, sekarang aku jadi lapar sungguhan," kata Syty sambil memegang perutnya yang kelaparan.

"(Ok, jika kita masih belum mati dan hanya kelaparan biasa, maka sudah pasti system peta yang dibuat tuan Esa ini pasti sedang eror, karena kalau kita memang sudah berjalan selama hampir 2 mingguan tanpa makan dan minum apapun, sudah pasti kita akan matikan? Bahkan yang maha kuasa itu tidak luput juga dari kesalahan ya? Ahahaha)" kata Akbar yang yakin kalau pasti ada kesalahan dalam system kerja permainan buatan tuan Esa itu.

"Oh ya, kalau kau lapar, makan saja buah yang ada dibelakang sana, kemarin ayah sempat mengumpulkan buah-buahan dari hutan untuk bekal perjalanan kita, semoga itu semua cukup sampai kita tiba ditujuan kita."

"Siap ayah!!"

"(Saking shocknya karena sempat teralihkan karena masalah ibunya tadi dan banyak pikiran karena mencari jawaban untuk pertanyaan anak yang 1 ini, aku sampai lupa memberikannya sarapan pagi dan makan siang, apa ini pertanda aku ayah yang payah?)" kata Akbar yang merasa kecewa dengan dirinya sendiri.

Lalu Syty pun pergi menuju bagian belakan gerobak dan mulai mengambil beberapa buah untuk dimakan bersama dengan ayahnya, dan saat meneruskan perjalanan sambil memakan buah-buahan, Akbar yang masih kepirikan soal masalah petanya itu bertanya pada Syty mengenai suatu hal.

"Syty, apa bisa kita melanjutkan permainan kita tadi?" tanya Akbar kemudian.

"Permainan? Oh, maksudnya main tanya jawab tadi? Tentu saja ayah, lagian membosankan jika kita hanya diam sajakan?" jawab Syty sambil memakan buah apel yang baru dia dapatkan.

"Semua hewan dan tumbuhan yang telah kau lihat selama perjalanan ini, apa kau belum pernah melihatnya sama sekali?"

"Tentu sajalah ayah, walaupun aku selalu di desa dan jarang pergi keluar, aku sedikit tahu beberapa jenis burung dan tumbuhan yang ada dikampung kita, tapi apa saja yang baru aku lihat saat perjalanan ini, aku baru pertama kali melihatnya lho, karena itulah aku bertanya pada ayah apa nama-nama hewan dan tumbuhan yang belum pernah aku lihat itu," jelas Syty.

"(Hmm, tidak mungkin hewan dan tumbuhan yang Syty lihat di desanya itu hanya ada di desanya, seharusnya hewan dan tumbuhan itu masih bisa terlihat saat perjalanan ini karena masih dalam 1 wilayah, dan karena diwilayah ini dia tidak melihat itu dan malah melihat hal-hal baru, apa aku bisa menduga kalau ini bukan wilayah Elf lagi?)" tebak Akbar yang kepikiran soal sesuatu.

"Nah, kalau begitu apa sekarang aku boleh bertanya ayah?"

"Oh, tentu saja."

"Jadi apa jawabannya ayah?"

?

"He? Apa maksudmu?"

"Lho, aku kan tadi bertanya nama tujuan kita sekarang, tapi ayah tadi malah melamun terus sampai lupa menjawabnya lho."

...

...

!!!

"(KOK-BI-SA-LU-PAAAA!!) A…ahahaha, maaf-maaf, ayah sendiri baru ingat soal itu, tu…tunggu sebentar ya, a…ayah mau mengeceknya dulu."

Kemudian Akbar pun mengotak-ngatik lagi matanya dan mulai mengecek kembali map yang dia pikir sistemnya sedang eror.

"(Oalah, ternyata dibawah nomer yang menunjukkan berapa jarak perjalanan yang sudah kita tempuh ini ada angka lagi toh, dan angka itu nominalnya dikit banget, cuma 11 KM, jadi mungkin ini jarak kita dengan tujuan kita ya?) Hmmm, nama tujuan kita adalah desa "Belingtown", kira-kira kita akan sampai 4-5 jam lagi," kata Akbar menjelaskan.

"Eh, berarti kita akan datang saat malam hari dong."

"Ya tentu saja, memangnya kenapa?"

"Nanti aku tidak bisa jalan-jalan di kota." kata Syty dengan muka cemburut.

"Oh itu, ahahahaha, tenang saja Syty, kita bisa jalan-jalan di kota saat pagi hari kok, nanti ayah akan belikan makanan yang enak saat sarapan besok," kata Akbar sambil tersenyum kearah Syty.

"Benarkah?! Apa ayah janji?"

"Janji mati."

"Yeahhh!! Aku sayang ayah deh," kata Syty sambil memeluk si Akbar erat-erat.

"(Hohoho, Kau berpikir aku akan tergoda dengan pelukan anak kecil yang imut tuan Esa? Tidak semudah itu Suparto)" kata Akbar yang kuat iman itu.

"Oh ya ayah, apakah itu kota itu adalah kota Elf Cahaya seperti kita, atau kota Elf Kegelapan?" tanya Syty lagi.

?

"S…Syty, bi..bisa jelaskan tadi apa maksud ucapanmu tadi?"

"Eh? Aku tanya apakah itu kampung dari Elf kegelapan atau kampung Elf cahaya seperti kita? Karena kalau benar kalau desa itu adalah desa kaum Elf kegelapan, Uaaah! Aku akan bahagia sekali!!" kata Syty.

"(A…ahlikan pembicaraan dan gali info seperti biasa Akbar, jangan sampai dia tahu kalau aku ini tidak tahu apa-apa) Me..memangnya kenapa kau bisa bahagia saat bertemu Elf kegelapan? A…apa kau punya kenangan tersendiri dengan mereka?"

"Ya, terakhir kali aku kan melihat Elf kegelapan 3 bulan yang lalu saat mereka datang ke kampung dan membicarakan sesuatu dengan ayah," kata Syty sambil teringat kenangan 3 bulan yang lalu.

"Hooo, apa kau ingat mereka seperti apa?" tanya Akbar.

"Tentu saja, mereka berkulit ungu kelabu, rambut mereka berwarna ke abu-abuan, mata mereka yang biru terang, dan juga baju mereka ada yang ungu-biru-dan hitam," kata Syty yang mendeskirpsikan penampilan para Elf kegelapan.

"Lalu, apa terjadi sesuatu antara kau dengan para Elf kegelapan yang datang ke desa saat itu?"

"Aku cuma kagum dengan cara mereka memanah ayah, mereka bisa memahan tepat sasaran dengan mata tertutup lho!!"

"Begitu rupanya, jadi kau mau menjadi ahli panah ya?" kata Akbar yang bisa menyimpulkan sesuatu.

"Ma…maunya begitu sih, ta…tapi..."

"Tapi kenapa? Apa karena kau tidak punya panah dan busur sama sekali, tenang saja, kalau kau benar-benar mau, ayah akan membuatkannya untukmu."

!!!

"E....EHHHHHHH?! AYA…AYAH SERIUS??!!"

"Tentu sajalah, memangnya apa yang tidak untuk putriku yang kucintai ini (kecuali kalau kau mau punya suami)" kata Akbar yang tiba-tiba insting ayahnya muncul.

"Ta…tapi, du..dulu ayahkan memarahiku saat aku bilang aku ingin menjadi Prajurit pemanah dulu, bahkan ayah dulu sempat juga me....menamparku."