webnovel

27

Tha;

Hubbi katamu, Wiy? Nggak usah ya! Pakai tipsmu untuk mencintaimu, Wiy? Nggak ya! Bertamu ke rumahmu? Jangan harap ya! Makan Gutel masakanmu? Kamu aja yang makan! Aku tidak suka Gutel untuk saat ini. Jangan sembarang panggil aku hubbi lagi, aku bukan kekasihmu! Dan jika dengan menyebut namaku kamu merasa bersatu denganku, jangan panggil namaku lagi! Sekarang panggil saja aku; tersakiti! Boleh pakai kata depan, tengah atau pun akhirnya. Boleh; ter; boleh; sa; boleh; kiti.

Kemeja biru katamu, kamu mengungkit kemeja biru darimu? Asal kamu tahu ya, Wiy, begitu aku melangkah keluar dari halaman rumahmu aku langsung melepaskan kemeja itu dari badanku lalu kuberikan pada pengemis yang tidak jauh dari rumahmu. Katamu kampung Sepakat kampung yang dermawan, tetapi masih ada gelandangan di jalan. Kemudian cincin yang hampir kupakaikan untukmu itu? Kamu penasaran di mana cincin itu sekarang berada? Sudah terkenakan di jari orang yang aku sayangi. Ada pun bunga mawar yang kubawa itu, sudah kuberikan pada penerima tamumu. Sesuai dengan yang kamu katakan.

Bagaimana aku bisa sembuh dalam sepekan? Satu menit saja di halaman rumahmu itu terasa sakitnya dua hari. Aku ada satu jam di sana waktu itu, kamu kalikan saja, Wiy, silakan dikalikan! Dan berapa hari aku butuh untuk menyembuhkan keadaanku? Kamu tega, Wiy, tega sekali!

Aku kamu permalukan di hadapan seluruh penduduk kampung Sepakat, bukan hanya aku terlebih kedua orang tuaku. Mau aku arahkan kemana wajahku waktu itu? Susah aku menjelaskannya, Wiy, sungguh betapa malunya aku! Ingin kuarahkan wajahku padamu sebagai tanda sekaligus laporan bahwa aku sedang kamu sakiti, tetapi bukannya menyambutku kamu malah lari ke kamarmu dan membalas surelku yang belum pernah kamu baca sama sekali! Kemudian kamu menyuruhku pulang! Kejam sekali kamu Wiy! Sungguh kejam! Aku tidak menyangka ada perempuan sekejam dirimu!

Hari itu aku menganggapmu adalah psikopat! Si pembunuh berdarah dingin! Hatimu sudah mati, Wiy! Perasaanmu dikuasai iblis! Hatimu digoda dan dirasuki setan! Telingamu dibisiki jin untuk menyuruhku pulang tanpa hormat! Sejak itu aku banyak-banyak berta'awudz, berlindung pada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk, aku tidak mau hatiku mati dibuatnya. Seperti hatimu waktu itu tanpa berperasaan mengusirku. Dan bukannya calon suamimu yang datang menikahimu, melangsungkan akad nikah untuk esok harinya, tetapi yang datang menghampiri adalah kabar sebaliknya. Mungkin itu adalah hukuman bagimu, Wiy!

Aku sudah memaafkanmu Wiy, tidak perlu lagi minta maaf. Namun aku tidak bisa lagi mencintaimu. Dengan apa pun kamu memaksaku, aku tidak bisa! Jangankan kamu, aku saja tidak mampu mengikuti kata hatiku. Mungkin hatiku sedang tidak berkata apa-apa tentangmu, hatiku sudah bisu, tidak lagi mampu untuk mencintai orang yang sudah mengecewakanku. Lupakan aku, Wiy. Aku bukan calon suamimu, aku bukan jodohmu. Sekali lagi lupakanlah aku!

***