webnovel

DIBALIK KEAKRABAN ADA DUSTA

DIBALIK KEAKRABAN ADA DUSTA

Senyum indah dan berseri – seri setiap hari dari seorang bidadari selalu tampak mewarnai, keceriaannya bersama seorang "Ratu" di kota tempat sekolahnya.

Keceriaannya tak pernah menampakkan kejanggalan di hati, demi menemukan masa nan indah bersama sang ":Raja" di kota itu.

Setiap gerak – gerik sang "Bidadari" asal desa perkampungan yang jauh dari keramaian, membuat penuh perhatian "Ratu bersama putrra – putrinya". Apalagi disaat meninggalkan tempat kos penuh nuansa dalam menjaga keabadian dan kemurnian yang sudah lama terjalin .

Keakraban di dalam majelis kekeluargaan sungguh tertata indah menghiasi keluarga "Raja", bagaikan sebuah bendungan yang ada di puncak gunung rinjani yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing dan mancanegara.

Penembus sutra panorama kisah abadi dua insan, tak satupun yang tahu dalam keluarga bahkan, "Ratu" diusahakan tidak tahu selama ini apa yang terjadi antara "Bidadari" dengan sang "Raja".

Keberanian sang "Raja" dalam menjalin hubungannya dengan "BidadarI" diawali dengan kesanggupan dari "Bidadari" untuk bersedia atau siap membungkus sesuatu yang tersembunyi diantara mereka berdua hingga mengantar "Bidadari" ke bangku perkuliahan dan sampai selesai.

Berawal dari kesanggupan "Bidadari" untuk menutupi apa yang terjadi dengannya dalam mempertahankan yang tersirat itu hingga memetik buah bersama – sama.

Sebuah muara kasih yang diserta banyak kisah menjadikan "Raja" agresif menancapkan suatu ikatan "CINTA",mereka berdua.

"Sang Raja" memberikan pertanyaan pada "Bidadari" m,ohon untuk dijaga jangan sampai hubungan kita ini diketahui oleh orang tua, sahabat, dan bahkan keluarga dari "Raja" biarlah orang melihat kita adalah hubungan anak dengan ayah, sahut sang"Raja".

"Bidadari" pun bersedia menjaga atau merahasiakan hubungan intim ini kepada siapapun demi menemukan sejatinya pada masa indah mendatang.

Segudang harapan penantian tergulai oleh mereka berdua dalam menjalani hidupnya walaupun berjauhan. Selama ini mereka bisa bertemu melalui via watshapp dan pembicaraan secara langsung lewat telepon.

Tepat pada minggu kedua setelah "Bidadari" meninggal;kan tempat kosnya, kini dia meninggalkan sebuah bantal guling miliknya sebagai pengganti agar dalam hati "Raja" menganggap bahwa "Bidadari" tetap ada di sampingnya.

Setiap "Raja" ingin bertemu dengan "Bidadari", cukuplah dengan mendekap bantal guling yang ditinggalkan dan menganggap bahwa bantal itu adalah "Bidadari". Bahkan disetiap "Raja" akan istirahat selalu mencari bantal peninggalan "Bidadari" untuk tidur.

Desir ombak selalu datang menyapa sang "Raja" sehingga ia terbawa arus untuk berenang menemukan "Bidadari" yang berada di bawah kaki gunung rinjani.

Begitu samapai di sebuah perkampungan yaitu rumah "Bidadari" yang ada di bawah kaki gunung rinjani dan bertemu, "Raja" disambut baik oleh keluarga "Bidadari" dan mempersilahkannya masuk.

Dingin sudah mulai menggigil tulang sang "Raja" pada sore hari itu, kemudian ia melontarkan pertanyaan pada "Bidadari" apakah selamanya dingin disini? Dengan lantang "Bidadari" menjawab, dingin kalau orang baru akan tetapi dingin akan menjauh apabila sudah nyaman dan terbiasa hidup di kotaku.

Baik, akan kucoba dengan pelan – pelan agar bisa bersahabat dan bertahan di kota ini demi menjaga serta merawat yang tersirat dihati kita berdua.

Karena adanya hubungan dengan mereka berdua maka sang "Bidadari" terus member motivasi yang membawanya untuk lebih semangat dan bertahan hidup di bawah kaki gunung rinjani.

Bersma – sama kita akan merasakan dingin dan bersama – sama pula kita merasakan sengatan matahari pagi kata "Bidadari"/ Mendengar perkataan "Bidadari" maka sang " Raja" sambut baik dan bersenang hati untuk berusaha menyisir keanehan yang ada di sekitar kota "Bidadari".

Impian akan menjadi sebuah kenyataan bila "Bidadari" bersedia menemani ":Raja" walau dalam keluarga tersimpan sedikit dusta.

Selama ini perjumpaan tak pernah membuang hari – hari sekalipun berjauhan rumah. "Bidadari" sering mengutarakan kata – kata "Ngelantur" pada "Raja", akan tetapi raja terus sampai sekarang menemani indahnya hari – hari kita.

Tidak menghalangi bagi "Raja" sekalipun ucapan "Bidadari", terus mengiang ketika akan menapaki gunung. Bagi raja merupakan tanda akan kesetiaan seseorang yang sedang mengarungi lautan luas dan buas dengan isi lautan.

Tanpa batu – batu terjal pada setiap usaha sang "Raja", tidak akan menikmati karena setiap orang yang akan mengarungi lautan atau ingin mendaki ke sebuah gunung yang tinggi, pasti butuh pengorbanan serta perjuangan dsn tetap semangat.

Menjelang akan sampainya di sebuah gunung kini "Raja" mendapat ujian dari sang "Bidadari", malam itu ketika jemari sedang asyik menari – nari di panggung laptop, sekitar pukul 11.30 "Bidadari" menghilang ntah kemana.

"Bidadari" menghilang malam itu semakin membuat "Raja" penasaran dan mau mencari kemana karena hampir larut malam. Sambil menikmati kopi yang dibuat oleh "Ratu", masih ditunggu kehadiran "Bidadari" padahal, raja masih setia menunggu sambil melanjutkan perjalalan panjang yang ingin menapaki bukit nan tinggi.

Karena "Bidadari" menghilang atau bersembunyi dibalik gunung nuh maka, "Raja " melontarkan kata – kata pamitan.

Bagi "Raja"tidak bermaksud mengganggu atau menghalangi perjalalan seorang "Bidadari" bahkan sebaliknya "Raja" berusaha mendampingi demi menemukan indahnya taman penantian "Bidadari dan juga keluarga" yang ada di kaki gunung rinjani.

Kata – kata yang di lontarkan melalui via watshapp, belum di jawab dengan tepat. "Bidadari" hanya menjawab "the aneng mbe", ku ngecas julu bapak karena bateri henponku tinggal sebelas.

Tanda – tanda kesetiaan bagi "Bidadari" kayaknya berat member izin pamit dan sulit melupakan seorang "Raja" yang penuh perhatian serta selalu memberikan tanda kerinduan setiap pertemuan.

Sempat di balas dengan kata – kata " izin mau ke Malaysia,ya? Sahut "Bidadari", tidak ada balasan lain dari sang "Raja" melainkan mengapa kamu menghilang tiba – tiba, apakah dengan hadirku akan menyakiti atau mengganggumu selama ini?.

Sekitar jam enam empat puluh tiga menit, terdengar suara henpon sang "Raja", lalu diambil ternyata, ada chat masuk dari "Bidadari".

Tidak ada pulsa untuk membalas SMS , begitu polosnya menjawab, setelah memberi "Raja" termakan oleh waktu dari malam hari hingga menjelang pagi buta.

Sang "Raja" dengan bijak berkata " Terima kasih, dibaca sudah cukup tidak di balaspun menjadi hal yang biasa" yang penting aku berharap dan berdoa agar kamu tetap sehat.

Pembicaraan cukup panjang dari jam enam pagi sampai jam delapan tiga puluh lima menit melalui chatingan, kemudian "Bidadari" pergi tinggalkan "Raja" dalam kesendirian mencekam rindu yang berbalut kesetiaan cinta.

Mendayung bersama menuju keheningan masa nan cerah tetap terjaga oleh mereka dalam bentuk sebuah keakraban dalam keluarga "Raja" namun, bagi "Bidadari" telah terukir dan bersemayam seorang "Raja" di hatinya untuk saling merahasiakan keakraban dibalik adanya dusta hingga mengantar "Bidadari" menembus masa depan yang bermakna pada mereka berdua, sementara "Ratu" hanya bisa dibikin sebagai orang penuh bijak dan berbudi.

Keakraban semakin terjaga oleh "Raja" bersama "Bidadari" asal kaki gunung rinjani pada setiap pertemuan dengan keluarga "Ratu".*****