webnovel

Bersama.

Eza masih mengamati wajah cantik istrinya, pipi bumil itu mulai berisi dan tembem. "Masya Allah ... aku pinjamkan sarung dulu." Rina kembali meraih hijabnya. Eza menarik tangannya, Rina terkejut ketika dia jatuh di atas pangkuan suaminya. Duduk bersama di atas kursi roda.

Keduanya saling menatap, Eza menggenggam erat tangan istrinya. "Kerinduan ini masih mengganjal. Katakan, bagaimana hari-harimu tanpa aku?"

"Aku harus mengatakan bagaimana? Setiap saat aku ingin menangis, tapi sadar, Allah pasti memiliki rencana yang sangat istimewa. Jujur saja aku selalu membayangkan Kakak ada di sisiku. Sering bermimpi Kakak membacakan ayat-ayat suci Al Qu'ran

di sampingku. Lalu membelai perutku, sambil mendoakan calon buah hati kita yang akan lahir ke dunia. Pasti Kakak membaca itu kan?"

Eza tidak menjawab, dia hanya mencium pipi dengan sangat lama. Menuntaskan hasrat rindu yang terpendam. Rina memejamkan mata, sambil menggenggam erat tangan Eza. Saling melepas rindu.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com