webnovel

Ch 15 : Keputusan Inara, Bagian 1

Berlanjut dari cerita sebelumnya.

Rudy sudah selesai memberi tahu semua hal kepada Bos Roy. Dia juga tidak lupa untuk memerintahkan Bos Roy mengirimkan pesannya kepada ke 7 Dewan Organisasi yang lain.

Yah, Rudy telah menyiapkan semua hal sebelum keberangkatannya ke sisi lain dunia itu.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan Bos Roy, Rudy pun berpamitan kepada Bos Roy dan kemudian Rudy pun pulang kerumahnya.

Sebelum sampai di rumah, Rudy mampir ke minimarket yang ada didekat kantor, dia membeli beberapa bahan makanan untuk dimasak dirumahnya nanti.

Yah, Rudy adalah tipe lelaki sejati yang serba bisa. Ehem.

Setelah selesai bekanja, Rudy pun melanjutkan perjalanannya kembali. Ehem, pastinya dia masih menggunakan mobil SUV Double Cabin yang merupakan Inventaris kantornya tersebut.

"Wuiiizzzzzzzzzzzzz"(ilustrasi sedang dalam perjalanan)

Setelah 20 menitan, Rudy akhirnya tiba di rumah.

Tanpa di sangka ternyata saat ini di depan pintu rumahnya itu, Inara telah berdiri di sana untuk menyambut kepulangannya tersebut.

Rudy yang melihat ini merasa sedikit terharu, karna memang dia tidak pernah mengalami hal-hal yang seperti ini sebelumnya.

Rudy pun menghela nafas dan mulai berfantasi dipikirannya.

"Huuuu, perasaan bahagia macam apa ini? Apakah seperti ini rasanya memiliki pasangan? Ehmmmmm"(isi pikiran Rudy)

Melihat Inara yang telah menyambutnya tersebut, Rudy pun mencoba untuk berimprovisasi.

Yah, dia memang selalu ber-khayal jika suatu hari nanti dia bisa mencoba untuk melakukan adegan seperti ini. Ehem.

Kemudian dengan sambil tersenyum bahagia Rudy pun melangkahkan kakinya dan berkata?

"Aku pulang?"(Rudy)

(fufufufufuufu)

"Yah, selamat datang?"(Inara)

Inara membalas perkataan Rudy tersebut sambil sedikit tersipu.

"Ohhhhh! Ini sempurna. Hemmmmm, Saya suka situasi seperti ini. Ehem tenang, tenang, Rudy."(isi pikiran Rudy)

"Ehem. terima kasih telah menyambut Saya. Ya, bagaimana kabar Kamu, apakah Kamu nyaman tinggal di sini?"(Rudy)

"Eh? Ya, ya nyaman, kok. Emmm, ayo kita masuk ke dalam dulu. Kamu pasti lelah sekarang, kan? Yah, silahkan mandi dulu dan berganti pakaian, Saya akan segera menyiapkan makan malam untuk Kamu."(Inara)

"Yah, terima kasih. Hemmm, apakah Reyzo sudah bangun sekarang?"(Rudy)

"Ya, Tuan Reyzo sudah bangun dari tadi sore dan sekarang Dia sedang menonton Tv."(Inara)

"Oh, ya, ya, kalau begitu Saya akan langsung ke kamar Saya."(Rudy)

"Ehem, ya, sampai ketemu di meja makan?"(Inara)

"....? Ya, sampai jumpa?"(Rudy)

Mereka berdua memasuki rumah sambil terus berbicara santai, seolah mereka berdua adalah pasangan yang bahagia.

Nampaknya, Rudy dan Inara mulai menikmati suasana ala pasangan ini.

Dan begitulah, setelah melakukan percakapan indah yang sedikit klise tersebut, akhirnya mereka berdua pun berpisah. Maksudnya, Rudy pergi kekamarnya untuk mandi dan ganti pakaian, dan Inara pergi ke dapur untuk memasak makan malam.

Lanjut...

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Rudy segera menuju ke ruangan Tv untuk menemui Reyzo.

"Hey Tuan Mucikari, apakah tidur Anda nyenyak siang ini?"(Rudy)

Rudy langsung menyapa Reyzo, yang mana Reyzo saat ini sedang duduk santai sambil menonton drama yang tidak tahu apa judulnya itu.

"Ohhhhhh. Saudara Rudy sudah pulang ternyata, hehehehe."(Reyzo)

Reyzo yang sedang asyik menonton pun hanya menoleh sedikit dan membalas sapaan Rudy tersebut.

"Hemmmm. Tidak perlu berpura-pura tidak tahu! Bilang saja kalau Kamu cukup malas untuk menggerakkan tubuh kotormu itu dari sofa untuk menyambut Saya. Hemmmm."(Rudy)

Rudy menanggapi Reyzo dengan sedikit sarkasme, dan perbincangan penuh intrik di antara mereka berdua pun di mulai!

"Uhghhhh, lidah Kamu masih kejam seperti biasanya, Rud? Hehehehhe, duduk sini Brother. Sudah lama kita tidak menikmati momen-momen kebersamaan yang indah seperti ini, kan? Fufufufufu."(Reyzo)

"Urghhhh. Padahal sudah susah payah Saya memberikan nama Mucikari itu kepada Kamu dengan harapan agar Kamu menjadi pria yang lebih normal. Tapi apa-apaan ini?"(Rudy)

Reyzo dan Rudy saling menembakan kata-kata dan saling menyindir satu-sama lain.

Rudy saat ini telah duduk di sofa yang sama lalu dia pun langsung merangkul Reyzo, kemudian dia melanjutkan adegan saling sindir yang memang sering kali mereka lakukan sejak dulu tersebut.

"Urghh, ya. Saya baru tahu apa maksudnya dari sebutan Mucikari itu 2 tahun yang lalu, kok. Oh iya, terima kasih karna Kamu telah memilihkan nama itu untuk Saya. Hehehehe"(Reyzo)

"Urgh . . . Ya?"(Rudy)

Mendengar perkataan Reyzo yang barusan, Rudy sedikit tersentak karna rasa bersalah.

Yah, Reyzo tahu apa arti dari nama Mucikari itu dari Agen Bawahannya yang No 3. Pria berumur 30th, Pekerjaannya adalah Pemilik Kasino, dan beberapa Bar. Dan dia memiliki gelar yaitu, Petualang Dari Dunia Malam!

Dan berdasarkan penjelasan dari bawahannya tersebut, Reyzo pun yakin bahwa arti dari nama Muchikari tersebut adalah sesuatu yang keren.

Reyzo pun dengan bersemangat menjelaskan hal tersebut kepada Rudy.

"Kata dia, Mucikari itu merupakan sebutan untuk para pria sejati yang mengumpulkan wanita-wanita terlantar, atau mereka-mereka yang mengurusi sekelompok wanita yang mengalami kesulitan dalam hidup mereka. Sosok Muchikarilah yang sering kali memberi mereka tempat tinggal, lalu dia juga memberikan mereka pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Yah, bahkan wanita-wanita yang malang tersebut sering kali menganggap Mucikari itu sebagai Papi mereka. Hebat, kan Rud, fufufufufu, sungguh sebutan yang memang pantas bagi pria-pria baik seperti Saya ini! Hehehehhe."(Reyzo)

Yah, Reyzo yang berpikiran simple itu benar-benar salah memahami maksud dari kata-kata khiasan dari Agen No 3 tersebut!

Karna sebagai bawahannya Reyzo, Agen No3 jelas sangatlah menghormati Reyzo, sehingga pastilah Ia menggunakan bahasa yang paling sopan untuk menggambarkan sosok pria-pria dengan sebutan mucikari tersebut. Dan bagaimana hasil dari penjelasan halus versi Agen No3 itu?

Yah, tentunya kita bisa melihatnya saat ini, ehem.

"Eh? ya, baguslah kalau Kamu mengerti, ehem. Oke, sebaiknya sekarang kita bahas maswalwah, uhm, yang lebih penting dulu. Yah, sekalian menunggu waktu makan malam juga, bagaimana?"(Rudy)

Rudy yang merasa tidak enak hati dengan Reyzo, segera menghentikan topik dari nama Muchikari Reyzo tersebut.

Lalu mereka berdua pun melanjutkan pembicaraan mereka yang tadi pagi, dam begitulah.

Kemudian Rudy menjelaskan tentang pertemuannya dengan sosok Dewa Ildraiz. Tentang kebenaran dunia ini yang itu sebenarnya hanyalah pusat dari dunia besar yang sebenarnya. Tentang sisi dari dunia ini yang telah terpisah selama puluhan ribu tahun lamanya. Juga tentang kekuatan psikis, dan tentang apa yang telah terjadi tadi pagi.

Yah, tentang dia yang tidak bisa memanggil wujud psikis milik Reyzo sedangkan hal itu berhasil pada Inara, dan Rudy juga menceritakan tentang bagaimana rencana dia kedepannya dan bla bla bla bla bla.

Mereka berdua terus berbicara tanpa memperdulikan keadaan disekitar, yang mana pada saat ini, Inara juga telah duduk di meja kerja Rudy sambil memperhatikan pembicaraan mereka dengan seksama.

Reyzo akhirnya menyadari bahwa Inara sudah duduk diruang itu dam memperhatikan mereka berdua. Kemudian dia segera bangkit dan mendekati Inara.

"Ehm. Inara. Apakah Kamu sudah selesai memasaknya? Emmmm, Kamu tidak lelah, kan? Sini biar Oniisama pijit jika Kamu kecapekan?"(Reyzo)

Reyzo kembali bersikap layaknya seorang kakak yang perhatian.

"Ehhhh . . . Oniisama! Kan Saya sudah bilang jangan perlakukan Saya seperti anak kecil? Huuummm, Saya sudah dewasa sekarang!"(Inara)

Tapi sayangnya Inara menolak perhatian Reyzo yang berlebihan itu, dan dia menunjukan wajah cemberutnya kepada Reyzo sebagai tanda penolakan.

"Hehehehe, yah, jangan marah begitu dengan Oniisama? Emmm, Oniisama hanya mau jadi Kakak yang baik untuk Inara, itu saja, tidak ada maksud yang lain, kok. Ehem."(Reyzo)

Melihat Inara mulai marah, Reyzo pun mulai melontarkan kata-kata bujukannya.

Tetapi,

"Fufufufuffufu, Oniichan tidak perlu khawatir, Ludy yang akan menjadi sosok Adik terbaik bagi Oniichan untuk kedepannya. Yah, Ludy akan selalu menyayangi Oniichan selamanya_____Oniichan Daiisekii! Fufufufufufu"(Rudy)

(Ket pada Novel: Oniichan adalah sebutan untuk kakak laki-laki di kekaisaran Nippon untuk kalangan umum)

Karna tidak tahan melihat Reyzo yang bertingkah seperti itu, akhirnya Rudy pun menggoda mereka berdua.

"Ahhhh! Ayo kita segera makan Saya sudah lapar. Huuuuuu"(Reyzo)

Reyzo yang merasa malu segera mengajukan saran untuk memulai makan malam, dia ingin segera menghentikan Rudy yang mengejek sikap adik-kakaknya tersebut. Tapi sangat disayangkan, Inara malah mengikuti Rudy dan ikut-ikutan menggodanya.

"Yaa Oniisama? Xixixixixixi"(Inara)

"Fufufufufufufu, tunggu Ludy . . . Oniichan?"(Rudy)

Reyzo yang malu pun langsung berjalan menuju ke dapur dan meninggalkan Rudy dan Inara yang masih sibuk menertawakannya.

Melihat Reyzo yang telah pergi, Rudy dan Inara saling melirik, kemudian mereka berdua mengikuti Reyzo sambil tertawa.

Yah, pada akhirnya mereka bertiga pun makan malam bersama, sambil sesekali melakukan obrolan santai dengan candaan-candaan yang penuh ke-akraban.

Dan di tengah momen ini, Reyzo sedikit memperhatikan Inara karna saat ini dia terus saja tersenyum gembira, berbeda dari dia yang biasanya.

Kemudian Reyzo pun bergumam di dalam hatinya.

"Melihat Inara yang bergaul akrab dan bisa tersenyum gembira seperti ini, ternyata bagus juga, ya. Hemmmmm . . . Apakah Saya salah karma telah melarang inara untuk tidak terlalu akrab dengan Rudy? Yah, sepertinya Saya harus membicarakan masalah ini nanti. Hemmmmm?"(isi lamunan Reyzo)

Makan malam yang menyenangkan ini akhirnya selesai dan setelanhya mereka bertiga pun melanjutkan obrolan santai mereka di ruang tv sambil menonton.

"Fufufu bla...bla....bla...xixixixixi...heheh....bla...bla...bla"(ilustrasi obrolan santai mereka)

=========================

Lanjut...

Malam telah menunjukan pukul 00:09.

Saat ini Rudy dan Reyzo sedang melakukan pembicaraan yang sepertinya agak serius, di pondok yang ada halaman belakang rumahnya Rudy.

"Tidak perlu dipertanyakan karna Saya sangatlah mempercayai Kamu, Rud? Jika bukan karna Kamu, Saya tidak akan mungkin menjadi sosok yang seperti sekarang ini!"(Reyzo)

"Please, Ren(Reno itu nama asli Reyzo)? Jangan bicara hal memalukan seperti itu di situasi yang seperti ini, ok? Ingat. Kamu bisa berhasil itu karna usaha Kamu sendiri."(Rudy)

"Ehm, ok? Hehehe terima kasih."(Reyzo)

"Ya ya, lanjut ke intinya saja. Apa yang sebenarnya mau Kamu bicarakan dengan Saya, sekarang?"(Rudy)

"Eemmmm, ini tentang Inara, Rud?"(Reyzo)

"Ehhh? Apa hubungannya Inara dengan hal yang akan Kamu bicarakan dengan Saya? Saya rasa, Saya tidak bisa mengerti apa hubungannya?"(Rudy)

"Yah, karna sejak Inara ikut bersama Saya 4 tahun yang lalu, dia tidak pernah terlihat ceria seperti saat ini? Yah, dia selalu bersikap serius dan agak tertutup selama ini, Rud. Ehem. Ya, mungkin karna masa lalunya yang sulit."(Reyzo)

Pembicaraan serius antara kedua pria dewasa pun berlangsung!

Reyzo terus melanjutkan ceritanya kepada Rudy. Dia menceritakan tentang saat pertama kali dia bertemu dengan Inara 4 tahun yang lalu. Bagaimana akhirnya dia mengajak Inara untuk ikut tinggal bersamanya. Bagaimana awalnya Inara mulai bekerja dan akhirnya menjadi asistennya dalam merintis perusahaan. Dia juga bercerita tentang bagaimana Inara menjalani hari-harinya nya selama mereka tinggal bersama dan bla bla bla.

Sedangkan Rudy.

Ia hanya memperhatikan Reyzo yang terus saja bercerita itu.

Lalu?

"Yah, Kamu tahu lah bagaimana Saya, kan? Saya benar-benar menganggap Inara itu sebagai Adik Kandung Saya sendiri, jadi Ketika melihat dia bisa tersenyum dan tertawa bahagia seperti sekarang, Saya merasa bingung harus bagaimana, Rud? Yah, sebagai seorang Kakak, Saya sangat ingin Inara itu bisa menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya sendiri. Saya hanya ingin melihat dia terus menjalani hari-hari menyenangkan seperti saat dia di sini, itu saja! Ehem, Rud? Kamu masih mendengarkan Saya, kan?(Reyzo)

Karna Rudy hanya diam, Reyzo berhenti bicara dan bertanya padanya.

"Urgh . . . Yah, yah?"(Rudy)

Rudy pun menanggapi untuk menandakan bahwa dia masih mendengarkan Reyzo.

Setelah memastikan bahwa Rudy masih mendengarkannya, Reyzo pun melanjutkan ceritanya tersebut.

Dan begitulah, percakapan mereka berdua kembali berlanjut.

"Ehem, Kamu akan segera pergi ke sisi lain dunia itu, kan?"(Reyzo)

"Ya. Mungkin itu satu bulan lagi. Karna Saya merasa bahwa Saya harus berlatih sedikit lebih lama lagi, sebelum berangkat ke sana, uhum, Saya lebih percaya diri jika Saya benar-benar sudah siap. Hehehe, Kamu pasti pahamlah bagaimana Saya, kan?"(Rudy)

"Ya. Tapi sayangnya Saya tidak bisa ikut ke sana. Hhhhmmm, sayang sekali Saya tidak berbakat dengan hal-hal yang berhubungan dengan pikiran. Ehm, tapi Inara berbeda, kan Rud?"(Reyzo)

"Yah, dia memang cukup berbakat. Jika Saya melatihnya sedikit lagi, mungkin dia juga bisa menembus area Aura Beku tersebut."(Rudy)

"Uhumm, emmm bagaimana kalau Inara saja yang menggantikan Saya untuk menemani Kamu?"(Reyzo)

".....?"(Rudy)

Akhirnya Reyzo mengungkapkan maksud utama dari pembicaraan rahasianya ini. hal ini jelas membuat Rudy bingung bagaimana dia harus menanggapi pernyataan Reyzo barusan.

"Hey Rudy? Bagaimana menurut Kamu?"(Reyzo)

"Ehm, ya . . . Saya tidak tahu bagaimana menjawabnya? Emmmmmmmm, yah masalah ini harus Inara sendiri yang memutuskannya, kan? Uhum ya, harus seperti itu? Hey Reyzo, Saya belum menceramahi Kamu, karna Kamu sudah menyebabkan seorang gadis belia seperti Inara berprilaku seperti prajurit pelayan. Ayo apa alasan Kamu sekarang?"(Rudy)

"Eehhhhmmm. ya, Saya hanya mengajarkan Inara cara berprilaku sebagai Asisten dan Sekretaris Profesional. Hanya itu saja, kok? Saya tidak pernah bermaksud membuat dia menjadi pelayan seperti itu. Ehemmm, ya, itu dia?"(Reyzo)

Rudy berniat untuk menutupi kebingungannya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sensitif kepada Reyzo.

Tapi sayangnya Rudy telah gagal untuk mengendalikan situasinya saat ini.

Yah, Rudy gagal karna jawaban polos dari Reyzo yang selalu berpikiran simple itu.

Rudy sendiri memang sering mengalami kebuntuan ketika dia berperang kata melawan Reyzo. Hal itulah yang menjadi penyebab dimana mereka berdua akan selalu saling sindir dan melakukan perdebatan konyol setiap kali mereka bertemu.

Yah, Rudy dan Reyzo masih sama seperti saat masa kanak-kanak mereka dahulu.

Rudy yang jenius sering kali harus mengalah dengan enggan dihadapan Reyzo, pria lugu yang selalu mempercayainya secara buta.

Tapi, yah, Rudy memang menyukai jenis persahabatan yang seperti ini.

Karna dia berpikir bahwa hal-hal seperti ini itu menyenangkan.

========================

Bersambung...