webnovel

Temen Tapi Demen

Kebimbangan seorang wanita cantik Bernama Vina Safitri yang mempunyai perasaan kepada seorang teman kecilnya yang merupakan sahabat sejak kecil dan dirinya tak menyangka bahwa perasaan akan tumbuh pada dirinya. Vina mencoba untuk meyakinkan bahwa dirinya tak mempunyai perasaan dengan Farel akan tetapi sering kali dirinya merasa sakit jika Farel berdekatan dengan wanita lain. “Kamu kenapa sih menatapku seperti itu ada yang salah ya denganku?” ujar Farel dengan rasa penasaran menatap mata Vina. Vina terlihat sangat gugup ketika itu karena dirinya tak kuasa menahan tatapan yang diberikan oleh Farrel. Jantungnya pun berdebar sangat kuat ketika berdekatan dengan Farel. “Apa sih yang terjadi kepadaku kenapa sekarang aku menjadi seperti ini bahkan aku tidak tahu kalau aku mempunyai perasaan dengan temanku sendiri,” gumam Vina yang ragu akan perasaannya. Akankah perasaan Vina terbalaskan? Ikuti terus kisahnya hanya di Temen Tapi Demen!!

Inlut · perkotaan
Peringkat tidak cukup
405 Chs

Berkenalan dengan mantan pacar Farel

Dengan sangat rendah hati Vina pun bersalaman dengan mantan kekasih dari pacarnya itu.

"Oh ya aku baru tahu loh kalo kamu adalah mantan pacar dari Farel kenalkan ya nama aku Vina," ucap Vina dengan lemah lembut dan berlapang dada untuk berkenalan dengan mantan pacar dari Farel.

"Eh iya kan aku tadi udah bilang ya dengan kamu Sheila aku tidak ingin diganggu dulu soalnya aku lagi perlu banget berbicara dengan Vina jadi mohon maaf ya kita tidak bisa diganggu dulu," ucap Farel dengan sopan santun agar Sheila tidak tersinggung dengan apa yang dikatakannya.

"Oke deh kalo begitu aku langsung mau pesan makanan saja ya kamu berbahagialah berdua hehe," ujar Sheila sebelum pergi meninggalkan Farel dan juga Vina.

Ketika Sheila meninggalkan mereka berdua tiba-tiba Vina bertanya kepada Farel.

"Siapa sih dia?" tanya Vina dengan nada yang sangat cemburu karena melihat kedekatan antara Farel dan juga Sheila begitu sangat dekat membuat hati Vina sangat panas.

"Kenapa sih kamu bertanya seperti itu kan tadi sudah dibilang itu mantan aku dan yang memang dari dulu aku akrab sama dia cuman kamu tidak tahu saja kalau aku pernah berpacaran dengan dia!" ucap Farel berbicara kepada Vina.

"Memangnya dia sekolah dimana kenapa aku tidak tahu kalau kamu pernah mempunyai mantan pacar," ucapnya dengan nada yang sangat penasaran kepada Farel.

"Itu kan sudah masalaluku kenapa sih kok malah dibahas lagi sekarang kan aku sudah sama kamu dan dia itu sekolah di seberang sana jadi kamu tidak kenal dengan dia sedangkan aku saja kenal dengan dia karena aku bermain basket," ujar Farel dengan sangat tenang agar Vina tak terlalu memikirkan kedatangan Sheila.

"Oh ya sudah kalau begitu aku paham kok kalau memang mantan ya mantan tapi yang terpenting kamu tidak boleh ada rasa lagi dengannya!" ujar Vina yang masih membara hatinya.

"Ya ampun responnya, tidaklah aku tidak mau ngapain juga sih dengan dia kan aku juga sudah selesai dengan dia oh ya aku mau ketoilet dulu ya sebentar," ucap Farel berpamitan pergi ke toilet kepada Vina.

"Halah Rel belum juga bicara banyak kamu sudah mau ketoilet ya sudah kalau begitu jangan lama-lama ya aku mau berbicara banyak nih garing banget kalo aku sendirian di sini," ujar Vina kepada Farel.

"oke deh tenang saja aku cuma sebentar kok cuma mau buang air kecil saja!" ujar Farel dengan bergegas pergi ke toilet.

Vina menunggu kehadiran Farel sekitar 5 menit dan merasa sangat gelisah.

"Si Farel sama banget sudah 5 menit belum datang ke sini juga aku kan jadi seperti ini aku malas banget kalau sendirian seperti ini aku tidak bisa berbicara apapun dan dengan siapa pun merasa sepi banget padahal makan berdua ih!" Gumam Vina yang sedikit kesal dengan Farel.

Tiba-tiba Farel mengagetkannya dari belakang.

"Hei kamu kenapa sih kok melamun terus sejak dari tadi kamu melamun terus ada apa sih sebenarnya yang kamu pikirkan!" Ujar Farel yang mengagetkan Vina dari arah belakang.

"Ih kamu apaan sih kenapa juga dikagetkan seperti itu enggak sih aku kayak merasa canggung banget gitu lo di situ sendirian tidak ada temannya kamu malah ketoilet," ujar Vina dengan cemberut bicara kepada Farel.

"lah lah cuma ketoilet saja di perdebatkan dan jadi masalah banget sih sudah aku sudah datang memangnya pesanan nya sudah datang?" Tanya Farel kepada Vina yang tengah duduk.

"Belum nih aku juga dari tadi menunggu tapi belum datang lama ya ini datangnya?" tanya Vina dengan mengerutkan dahinya dan memandang ke arah Farel.

"Hei bisa-bisa nya kamu bertanya kepadaku memangnya aku tahu sistem nya di sini gimana kan aku tidak kerja di sini kamu gimana sih," ujar Farel dengan tertawa melihat wajah dari pacarnya itu yang sangat lugu yang bertanya kepada dirinya.

"Hehe iya aku kan enggak tahu biasanya kamu kan tahu segalanya makanya aku bertanya denganmu!" ujar Vina dengan sangat polos.

Akan tetapi ketika mereka sedang berbicara tiba-tiba sang pelayan di warung makan itu pun langsung saja mengantarkan makanan di meja Farel dan juga Vina.

"Maaf ya menunggu lama mbak, mas karena tadi banyak sekali pesanan maaf ya," ucapnya dengan sangat sopan.

Pelayan itu membawa pesanan yang diinginkan oleh Vina dan juga Farel.

"Terimakasih banyak ya kita juga tidak pernah makan di sini jadi tidak mengetahui kalau di sini tuh warung makannya sangat ramai jadi dari tadi kita bertanya tanya kenapa belum datang makasih ya," ucap Vina dengan sangat sopan kepada pelayan yang membawakan makanan mereka.

Terlihat di atas meja sudah tersusun rapi pesanan yang mereka telah pesan dan begitu banyaknya pesanan.

Vina hanya meminum teh jeruk dan memakan bakso yang dia inginkan tersebut sedangkan Farel sengaja memesankan berbagai jenis makanan akan tetapi Vina tidak menyukai itu.

"Ini kok banyak banget sih kamu pesannya apa saja wow sangat banyak banget padahal aku tadi pesannya hanya bakso dan juga jus jeruk loh!" ucapnya dengan memandang wajah Farel.

"Ya ampun sudah lah makan saja ini enak kok," ucap Farel dengan menyodorkan salah satu menu makanan kepada Vina.

"Ah enggak! aku belum pernah makan makanan seperti itu yang lebih baik aku makan bakso saja dan jus jeruk, oh iya tadi aku dikasih tahu dengan Ayah dan juga ibuku kalau aku tidak boleh sangat malam berada di luar dan aku juga tadi sudah bilang kepada Ayah dan ibuku aku mau ke tempat buku aku juga mau membaca buku, kamu mau kan menemani aku?" tanya Vina dan memandang wajah Farel yang sedang makan dihadapannya.

"Iya tenang saja aku nanti akan ikut bersamamu dan mengantarkan kamu pulang juga kok kamu tenang saja kamu jangan khawatir," ucap Farel yang bertanggung jawab kepada Vina.

"Oke deh terimakasih ya kamu sudah mau mengerti aku, Ya sudah ayo kita makan dulu ini kan pesanan nya sudah datang setelah ini kita mau ke toko buku oke!" lanjutnya dengan langsung melahap bakso dihadapannya dan juga Jus jeruk yang telah dihidangkan.

Melihat Vina makan dihadapannya Farel pun merasa sangat bahagia karena bisa memandangi wajah kekasihnya itu dari dekat dan sangat lahap memakan makanan yang telah dipesan.

"ya ampun kamu cantik banget sih padahal dari dulu aku berteman dengan kamu tapi aku tidak berani untuk mengungkapkan perasaanku," gumam Farel dari dalam hati.

Ketika mata Farel melirik ke arah Vina, Vina pun tanpa sengaja menyadarinya dan merasa gugup ketika mata Farel memandang tajam ke arah Vina yang tengah makan dengan lahap.

"Hei kamu kenapa sih kok mana aku seperti itu kaya aku buronan saja jangan menatap aku seperti itu aku langsung gugup nih," ucap Vina dengan spontan karena Farel memandang nya dengan sangat tajam.

"Ya ampun cuma ditatap begitu saja sudah rewel banget sih kamu langsung makan saja sepertinya kamu lapar banget dan aku juga ini mau makan dan memandangi kamu sangat enak banget rasanya hihi," ujar Farel dengan sedikit mengeluarkan jurus gombalnya untuk Vina.

"Halah kamu bisa saja ya sudahlah ayo keburu malam nanti aku dimarahi oleh Ayah aku lagi," ucap Vina dengan lembut.

bersambung