bruk...
bug...
pria itu terjatuh setelah Lin menghantamnya pakai kaki. terjungkur, lalu Lin menambah dengan bogeman di wajah. membuat darah di sekitar mulut pria itu mengalir.
"Apa yang kau lakukan anj*ng!" maki Lin. sungguh dia sangat emosi melihat apa yang pria itu lakukan pada sahabat nya. kalau tidak ada yang menghalangi dirinya, maka Lin akan menghanguskan pria itu dari muka bumi ini.
"Lepas!" pinta Lin kepada pihak keamanan hotel yang menahannya. setelah tau memang ada yang tidak beres Lin langsung bergegas menuju kamar yang Awan katakan. meminta pada receptionis hotel kunci daruratnya, bahkan sampai mengeluarkan ancaman agar mereka memberi kunci tersebut. berhasil Lin segara menuju ke kamar hotel, membukanya lalu betapa terkejutnya saat melihat pria itu hampir melakukan hal tidak senonoh.
darah Lin meningkat drastis. matanya langsung berapi-api. tidak pikir panjang di terjangnya pria itu. perkelahian sempat terjadi. tetapi Lin yang memang dan melumpuhkan pria itu hingga tidak sadarkan diri.
pegawai hotel heboh. menelpon pihak keamanan, dimana saat Lin ingin sekali menghancurkan pria di bawah tubuhnya ini. sayangnya Lin tidak bisa melakukan hal itu. maka setalah kesadaran menguasai diri Lin ia memilih menyelamatkan Awan lebih dahulu.
membawa Awan keluar dari hotel itu. segara menuju mobilnya yang terparkir. setelah Awan masuk, Lin menelpon temannya, mengatakan kalau ia ada urusan penting. temannya memaklumi dan menyanggupi untuk menghendel dulu pekerjaan di sana.
Lin menyusul masuk ke mobil. saat masuk dan menutup pintu ia menoleh pada Awan yang masih seperti ketakutan. Lin mendekati Awan lalu memeluk wanita itu, mengusap lengannya lembut lalu berkata.
"Kamu udah aman sama aku di sini jangan takut lagi ya .."
mendengar kata-kata Lin barusan. Awan pun segera membalas pelukan Lin di serta i tangisnya yang pecah. untung ada Lin yang menolong dirinya. jika tidak maka hidup Awan tidak akan tahu lagi akan di gimanakan.
pilihan Awan menghubungi Lin sangat tepat di saat dia tidak yakin dengan tempat yang mau di kunjungi. felling Awan, membawanya pada keselamatan dari pria bejat itu.
bersyukur, Awan masih bisa lepas. jika tidak. maka itu akan menjadi penyesalan terdalam bagi Awan untuk selamanya.
"Sudah jangan nangis lagi." kata Lin. mengurangi pelukan. lalu menumpu tangannya pada pundak awan. di tatapnya lamat-lamat wajah sahabat nya yang tertunduk itu.
tangan Lin turun satu, menyentuh dagu Lin. di naikan. hingga mereka saling tatap. lalu kedua tangan Lin bergerak menghapus air mata Lin. lalu menarik ujung bibir gadis itu.
"Udah kamu jelek kalau lagi nangis. senyum kayak gini jauh lebih baik." lembut kata Lin. sambil kembali mengusap bahu Awan.
Awan diam lebih dahulu. lalu setelahnya di hapus kedua air matanya, kemudian menampilkan senyum terbaiknya pada Lin. tak lupa ucapan terimakasih. kemudian berpelukan sebelum Lin mengantarnya ke rumah orang tua Awan.
***
"Terimakasih Lin, mama gak tau kalau gak ada kamu gimana nasib mama." kata mamanya Awan. biasa Lin juga manggil mama karena mereka sering bermain
"Udah jadi tugas aku juga ma buat ngejaga Awan, Lin kan sahabatan dari kecil sama Awan."
mereka bicara berdua. Awan sudah naik ke atas untuk istirahat.
sementara mama Awan sedikit diam mendengar kata sahabat yang Lin bilang barusan. hingga beberapa saat mamanya Awan bilang pada Lin.
"sebenarnya, mama itu mau nya nak Lin jadi menantu mama buat jaga anak mama, Awan. mama, cuma yakinnya sama nak Lin." ungkap ibu satu anak itu mengaku.
"tapi Ma..."
"Lin, dengar. mama punya alasan kenapa sampai mama ngejodohin kalian berdua kemarin. ini alasan nya. mama gak mau sampai Awan salah milih pria yang gak akan bisa jaga dia...."
"Lin anak mama satu-satunya. harta berharga mama.... setelah papa Awan udah ninggal, dia menitipkan Awan sama kamu dan mama. yang artinya kamu ambil bagian dalam menjaga Awan dan juga mama. mama tau ini berat apalagi mungkin nak Lin udah punya kekasih. tapi ini permintaan mama yang paling dalam tolong terima perjodohan ini. hanya nak Lin yang mama percaya untuk Awan. yang tidak akan menyakiti nya, mengecewakan nya, yang bahkan mau menerima bagaimana keadaan dan kekurangan Awan yang tidak banyak orang tau. hanya nak Lin yang bisa mama andelin untuk hal itu. " setelah bertemu cukup lama baru kali ini mamanya Awan cukup lama padanya. menyampaikan semua uneg-uneg nya. memberi tahu semua yang dia lakukan. termasuk perjodohan itu.
***
sejak pembicaraan itu Lin jadi banyak berpikir. ia memang belum mengutarakan kepada ibunya untuk membatalkan atau menerima perjodohan ini. tapi ingat akan kata mama Awan tadi, Lin jadi merasa tersentuh.
cuma kamu Lin yang ibu percaya untuk jaga Awan, anak ibu. dan bukan hanya itu saja, sebelum papa Awan meninggal dia menitipkan Awan padamu dan juga mama.
perkataan itu seolah memang sedari mereka kecil telah di jodohkan. sayangnya Lin tidak menyadari itu semua. malah ia memiliki kekasih di SMA yang walaupun pada akhirnya harus berakhir.
Awan sudah Lin anggap sebagai adik, tetapi bila di jodohkan, apakah perasaan adik itu bisa berubah jadi cinta pada akhirnya nanti?
gamang, bingung bercampur menjadi satu. salah pilih maka penyesalan yang akan datang. serta hubungan antara Lin dan Awan gak akan sebaik dulu lagi pastinya.
di Landa bingung yang begitu kelut, Lin coba bertanya pada diri sendiri. pun kini ia juga belum move-on sepenuhnya dengan mantan kekasihnya.
tapi.... Perkataan mamanya Awan tadi... ahk.... Lin malah tambah pusing di buatnya. tapi pada akhirnya Lin ambil sebuah keputusan, berharap ini yang terbaik untuk nya dan juga Awan.
**
"aku gak mau ya pak kalau sampai bertemu klien kayak gitu lagi!" protes Awan usai dua hari libur dan baru masuk hari ini. protes dengan klien yang di berikan bosnya.
memang secara personal juga atasan Awan sudah minta maaf walaupun melalui chat. tetapi dari pada tidak sama sekali kan?
pun, kasus itu Juga sudah di laporkan perusahaan dan sedang di tangani pihak berwajib. satu hari yang lalu pria itu langsung di jadikan tersangka dan di beri hukuman.
Awan bersyukur perusahaan tidak tinggal diam. di lindungi dengan baik serta melingkupi Awan sebagai pekerja di sana.
Awan merasa cukup bahagia. dan bosnya pun tidak banyak komplain walaupun ia menyampaikan keberatan yang teramat tinggi.
malah bosnya meminta maaf secara khusus yang membuat Awan merasa tersentuh dan terunyuh. lalu melupakan semua masalah yang telah terjadi kemudian memulai hidup baru nya.