webnovel

Ibu Esya?

DEG!

Entah seperti ada dorongan apa, namun Esya merasa bahwa alam bawah sadarnya telah usai. Seakan-akan nyawanya telah kembali. Dia ngos-ngosan saat bangkit dari kasurnya.

Esya menelan salivanya.

"Sudah? Sudah pagi?" tanyanya dengan kening mengerut. Matanya melebar menatap jendela kamar yang sudah dipenuhi rintikkan hujan. Udaranya begitu dingin. Esya melirik pada jam beker di sebelahnya.

Esya menghela napas lega.

"Hujan. Tumben sekali." Tangannya menadah keluar dari celah jendela kamar. Sesaat senyum indah itu terukir ketika setetes air hujan dingin terasa mengenai tangannya. Dia melirik langit yang bernuansa mendung. Awannya cerah. Ciri khas hujan pagi hari.

Menarik napas dalam-dalam karena Esya tahu bau hujan sangat segar dan membuat moodnya bagus.

Setelah melihat tanggal di ponsel, ternyata hari ini adalah hari Sabtu. Dia libur.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com