Hari ini Farisha sangat kesal kepada Benny. Ia tidak habis pikir atas sikap orang tua yang tidak dia anggap. Melihat Usman yang sedang meringis kesakitan itu juga merasa kasihan. Sekarang Usman sedang duduk di jok mobil dengan luka bekas sabetan dari sabuk Benny.
"Kamu sabar, Man. Kita periksa kamu ke dokter biar diobati di sana!" ujar Farisha. Saat ini sedang menyetir mobilnya menuju ke klinik atau puskesmas terdekat.
"Nggak usah, Tante ... hhhheeehhh ... gini saja, kita ke swalayan saja. Nanti biar aku olesin pakai odol. Ihh, perih banget loh, ini." Usman bahkan tidak berani menyandarkan punggungnya ke jok. Ia duduk dengan badannya yang dicondongkan ke depan, menyentuh dasbor mobil.
"Beneran nggak usah? Aku hari ini juga ada janji sama teman. Jadi hari ini kamu jangan kasih buka pintu swalayan, yah! Besok juga, entah ibu mau berikan kita hadiah liburan atau tidak. Kamu sudah pernah ke pantai, kan?" tanya Farisha. Walau tidak yakin, ia merasa mungkin Usman tidak pernah ke sana.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com