webnovel

Bella 45

Akhirnya, hari besar itu pun tiba setelah satu minggu ini aku menjalani pingitan dan segala macam adat yang harus aku laksanakan. Kini, di sinilah aku sekarang. Duduk gelisah di pinggiran tempat tidur, menunggu dengan harap-harap cemas kabar dari ruang tamu rumahku.

Kabar apa?

Ya, apalagi? Tentu saja aku menunggu kabar selanjutnya dari prosesi ijab qabul yang sedang Pak Dika lakukan.

Duh ... kira-kira lancar nggak, ya?

“Nggak usah grogi gitu ngapa, Cuy. Gue yakin Pak Dika pasti lancar kok, ngucapin ijab qabulnya. Secara, dia ‘kan udah pernah melakukannya. Jadi ... pasti udah bukan hal berat lagi buat dia mengulanginya.”

Entah aku harus bahagia atahu menangis mendengar celetukan Nurbaeti tadi. Soalnya, dia tuh benar-benar nggak membantu sama sekali.

Asli! Aku malah jadi kesel sekarang. Secara nggak langsung diingatkan status Pak Dika dan posisiku yang bukan pertama baginya. Aku semakin kesel kalau ingat hal itu!

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com