webnovel
#WEAKTOSTRONG
#CULTIVATION
#XIANXIA

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasi
Peringkat tidak cukup
309 Chs
#WEAKTOSTRONG
#CULTIVATION
#XIANXIA

Shamran Waya - Sang Beruntung

Dua hari setelah ia ditugaskan...

Di tengah lautan kemah, markas pasukan Pangeran Pertama.

Ia memulai hari dengan sungguh tidak wajar.

Ia terbangun dan mendapati dirinya tertidur di tenda sebelah lokasi kapten galak dan brutal itu. Bukannya ia cemburu dengan kapten itu...

Tapi bagaimana ia bisa tertidur… lalu terbangun dan masih hidup… Ia tercekat ngeri. Serasa bagaikan angin musim dingin berhembus dalam rongga dadanya, beku dan menyesakkan.

Tapi hanya sekejab perasaan itu berlalu. Pikiran Lude mulai mengembara mencari selamat, sebelum tergodam oleh rasa bersalah. Perasaan itu menghujaninya bagaikan peluru, apalagi ketika ia mendengar suara keluh gadis itu dari sebelah.

Gadis itu telah bangun. Ia beringsut, berpakaian. Lude punya dua pilihan saat itu, apalagi saat ia menyadari alarm tanda bahaya berkelontengan dalam benaknya: tetap tinggal di tenda atau pergi…