David juga sedikit malu. "Seharusnya tidak dihitung, paling-paling hanya bisa dianggap sebagai optimasi waktu."
Nisa menggelengkan kepalanya dan bangkit dari tempat tidur dengan jijik. "Paman, kamu menjadi semakin tidak berprinsip. Kamu masih dapat menemukan alasan yang buruk. Kamu tidak merasa malu, aku yang merasa malu."
David terdiam olehnya, wanita kecil ini benar-benar tidak tahu apa yang baik atau buruk.
Dia merasa kasihan padanya, dia benar-benar membencinya.
"Saya tidak ingin diistimewakan, bila sebaliknya maka saya akan jatuh. Jika saya jatuh, bagaimana saya bisa mendidik dengan kerendahan hati di masa depan.." Nisa berdiri di tengah tanah, mengepalkan tinjunya dalam posisi berjuang.
David tersenyum pahit.
Nisa mendidiknya lagi. "Juga, kamu tidak bisa mengendurkan kewaspadaanmu dengan dirimu sendiri, dan jangan mengambil yang baik dan yang kecil daripada yang jahat."
David memberi isyarat 'Oke'. "Istri saya bilang begitu."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com