webnovel

T.I.M (treasure in murder)

Pada tahun 2172 Indonesia masih belum benar-benar merdeka. Korupsi masih ada ketidak adilanpun masih merajalela. Sekelompok individu dari latar belakang berbeda-beda yang muak dengan keadaan negara mereka bersatu untuk menangani kasus-kasus yang tidak bisa di pecahkan oleh unit lain di negara mereka. Aileen Fredella adik Adara Afsheen yang merupakan bagian dari T.I.M harus menggantikan posisi sang kakak yang sudah meninggal. Pertemuan tidak terduga, kasus rumit terjadi, dan menjadi pengurus apartemen bukan hal yang mudah. Berbagai konflik terjadi kesedihan, kebohongan, pengorbanan, penghianatan, dan cinta. Akankah Aileen mampu? (Cerita ini sedang di edit besar besaran karena banyak typo dan beberapa jalan cerita yang kurang memuaskan author mohon bersabar)

LynKuromuno707 · Sci-fi
Peringkat tidak cukup
214 Chs

Chapter 19: Rendi dan Rei

Mikha hanya bergumam mengerti mendengar hal ini, tapi kemudian entah kenapa ingatannya tiba-tiba tertuju kepada Rei, laki laki yang pagi ini mengantar Aileen ke kampus. Dari awal entah kenapa ia merasa kalau wajahnya terasa familiar.

"Ada apa Mikha kok tiba-tiba kamu bengong?"

Tersadar dari lamunannya karena suara Reyna Mikha menatap Reyna dengan tatapan serius.

"Na bukannya wajah Rei rasanya familiar?"

Reyna diam memikirkan apa yang dikatakan Mikha, gadis itu juga merasakan hal yang sama. Ia mencoba memutar otaknya memikirkan dimana dia pernah melihat wajah laki-laki itu selain kemarin saat dia datang ke super market dimana dia bekerja. Masalahnya kalau mereka memang pernah bertemu dengan warna rambutnya yang nyentrik Reyna pasti akan ingat dengan mudah namun ini tidak sama sekali.

Kemarin Reyna juga memikirkan kenapa wajah Rei terasa sangat familiar untuknya namun karena dia tidak terlalu memperhatikan wajahnya karena Rei yang datang dengan terburu buru dan ia yang kelewat panik dengan keadaan Aileen Reyna tidak terlalu memikirkan mirip siapa wajah Rei.

"Dia dateng kemarin buat nyariin Aileen di tempatku kerja sambilan tapi Aileen udah pergi waktu itu. Aku gak terlalu merhatiin wajahnya jadi kalau dia mirip sama seseorang aku gak terlalu sadar dia mirip siapa."

Mikha tidak merasa aneh dengan jawaban Reyna karena dia bercerita tentang orang aneh yang kemarin terus mengikuti Aileen saat dia berada di super market dimana ia bekerja. Aileen hanya membeli merica namun dengan sengaja dia berputar-putar dan Reyna yang memperhatikan apa yang Aileen lakukan tahu kalau dia sedang diikuti.

Reyna ingin memanggil polisi namun Aileen melarangnya karena ia melihat kalau orang itu menyembunyikan pisau di balik jaketnya. Aileen tidak mau membahayakan nyawa pengunjung lain jadi dia pergi, Mikha dan Reyna sama sekali tidak tahu bagaimana Aileen bisa selamat tapi sepertinya Reilah yang telah membantunya. Mereka tidak tahu apa yang Rei lakukan untuk membantu teman mereka keluar dari situasi berbahaya seperti itu namun dengan kemampuan beladiri Aileen dan ditambah dengan otak Rei mereka rasa tidak aneh Aileen bisa selamat.

Tiba-tiba Mikha terpikirkan sesuatu, bukan hanya wajahnya namun sikap rei tadi pagi rasanya sangat familiar juga baginya. Samar-samar ingatannya kembali ke empat tahun yang lalu. Rasanya seperti dejavu, ia teringat dengan seorang laki-laki berpakaian SMA yang selalu berdiri tidak jauh dari Aileen dan selalu mengawasinya dengan senyuman lembut di wajahnya. Senyuman yang tidak akan pernah dia perlihatkan kepadan siapapun hanya Aileen seorang.

Seketika Mikha sadar kenapa ia merasa Rei sangat familiar, wajahnya memang familiar karena wajahnya benar-benar mirip dengan Rendi!! Rendi Aditya Winata adalah kakak kelas mereka saat duduk di bangku SMA dulu. Mikha tidak tahu bagaimana Aileen bisa akrab dengannya selain karena dia menjaganya dari stalker yang dulu pernah mengikutinya namun setelah itu mereka menjadi semakin dekat dan dekat hingga kemudian mereka berpacaran. Tapi kemudian dia meninggal empat tahun yang lalu ketika dia dan Aileen mendaki bersama-sama meninggalkan sesuatu yang saat itu menjadi satu-satunya alasan bagi Aileen untuk tetap melanjutkan hidupnya. Bukan hanya itu!! Nama panggilan yang Aileen berikan kepada Rendi juga adalah Rei!!

"Reyna... Bukannya Rei mirip banget sama kak Rendi?"

Nama itu tiba-tiba membuat Reyna membeku di tempatnya, mengapa ia baru mengingatnya?... Rendi, cinta pertama Aileen yang meninggal dunia 4 tahun yang lalu. Laki-laki yang selalu di rindukan Aileen setiap hari dan membuat hidup Aileen seperti di neraka empat tahun yang lalu karena kematiannya. Kenapa ada seseorang yang sangat mirip dengannya? Apakah mereka benar-benar orang yang berbeda? Ataukah... Rendi memang masih hidup? Tapi itu tidak mungkin, kalaupun benar dia Rendi kenapa dia memalsukan kematiannya? Apa alasannya pergi menjauh dari Aileen? Dan kenapa sekarang dia tiba-tiba muncul kembali?.

"Gak mungkin itu dia, kak Rendi gak akan mungkin ninggalin Aileen. Kamu tahu kan seberapa sayang kak Rendi sama Aileen?"

"Aku tahu... Tapi... Kalau dia bener kak Rendi dia pasti punya alasan. Kak Rendi bakal lakuin apapun demi Aileen Na mungkin dia punya alasan, kamu tahu sifat dia gimana kan?"

Reyna tentu mengerti dengan apa yang Mikha maksud. Seperti yang Mikha katakan Rendi sangat menyayangi Aileen hingga akan rela melakukan apapun untuknya. Kelakuannya ini sering kali diledek bucin oleh teman dekatnya yang juga tunangan Reyna namun dia tidak pernah peduli. Dia bahkan pernah membuat sebuah boneka dirinya sendiri untuk Aileen karena Aileen minta saat ditanya ingin hadiah ulang tahun apa darinya. Rendi yang tidak mahir menjahit akhirnya belajar pada Reyna hingga akhirnya dia berhasil membuat boneka dirinya sendiri untuk Aileen.

Reyna tidak tahu seberapa jauh Rendi akan menuruti semua keinginan Aileen dan kenapa dia melakukannya tapi dia merasa kalau Aileen menyuruhnya untuk melompat kedalah kobaran api namun harus kembali kepadanya dengan selamat dia akan cari cara untuk melakukannya. Seterobsesi itu dia kepada Aileen hingga kadang ia merasa kalau hal ini tidak sehat, tentunya Aileen tidak mungkin menyuruhnya untuk melakukan itu. Lagipula hubungan mereka juga bisa dibilang sehat kalau bukan karena kejadian itu… ugh Reyna tidak ingin memikirkannya.

"Kalau Rei itu bener kak Rendi apa alasan bagus bagi dia buat malsuin kematiannya terus tiba-tiba muncul sebagai orang lain kayak sekarang?"

"Aku juga gak tahu, kamu tahu kan kak Rendi punya pikiran yang rumit? Aileen yang pinter baca ekspresi orang aja gak tau apa yang dia pikirin."

Reyna tahu Mikha benar. Tapi kalau orang itu benar Rendi kenapa dia pergi? Kenapa dia melakukan hal sejahat itu pada sahabat mereka?

'Sebenarnya apa yang terjadi...?'

***

Aileen sudah kembali ke apartemennya dan naik ke lantai delapan dimana ruang apartemennya berada. Iapun memasuki unit apartemennya yang belum sempat ia kelilingi bagian lantai duanya dan meletakkan barang-barang nya di atas meja.

Ia membereskan barang-barangnya dan mengambil jas putih kemudian memakainya. Ia menatap sebuah foto kecil yang terpajang di ruang tamu. Foto dirinya yang sedang tersenyum sambil dipeluk oleh seorang laki-laki dari belakangnya dan memeluk boneka yang sama persis dengan laki-laki yang memeluknya ini. Laki-laki berambut hitam yang memiliki mata merah seperti batu ruby.

Ingatan tentang laki-laki itu kembali berputar di dalam kepalanya ketika melihat boneka yang ia peluk dalam foto itu tampak terpajang di sebelah frame foto di atas meja.

Hari saat Rendi menyatakan perasaan padanya.

"Aileen, apa kamu mau jadi pacar aku?"

"Kak Rendi? Tapi kenapa aku?"

Saat itu dia bingung, benar-benar bingung. Rendi dan dia hanya pernah berpapasan dan bertemu beberapa kali di perpustakaan, ia tahu laki-laki itu sudah menjaganya tanpa dia ketahui selama satu tahun ini tapi kenapa Rendi tiba-tiba saja berkata kalau dia jatuh cinta padanya?. Dengan kikuk laki-laki itu menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal sambil memberikan pudding kesukaannya kepadanya yang membuatnya ingin tertawa geli kalau bukan karena wajahnya yang tampak serius.

Apa pudding itu dia bawakan sebagai sogokan? Kenapa dia menggunakan cara seperti anak kecil begini? Memang dia kira berapa umurnya? Ia bukan anak TK yang bisa di bujuk dengan makanan. Lagipula pacaran itu urusan hati bukannya barang apa yang diberikan. Tapi ia ingin dengar apa sebenarnya yang membuat Rei menyukainya, tergantung dari jawabannya ia mungkin akan mempertimbangkannya.

"Entahlah, aku... aku suka waktu liat kamu baca buku juga cara pandangan kamu terhadap orang lain. Gak ada perempuan lain yang aku kenal punya pandangan kayak kamu."

Aileen menatap wajah Rendi yang sudah memerah dengan wajah polosnya. Wajahnya yang tampan tampak merona saat disinari oleh sinar mentari sore membuatnya tampak benar-benar imut. Tapi Aileen benar-benar tidak mengerti kenapa Rendi bisa menyukainya, ia memang memiliki penampilan yang menarik namun setelah laki-laki yang mencoba mengenalnya lebih dekat tahu seperti apa dia biasanya mereka akan langsung menjauh karena menganggapnya membosankan.

Aileen jarang pergi main dan lebih memilih menghabiskan waktunya dengan membaca di perpustakaan atau di rumah, ia tidak banyak tahu tentang tempat-tempat yang biasa didatangi oleh anak seumurannya terlebih sikap Aileen yang tidak mewajarkan pergaulan teman-temannya membuatnya di cap kutubuku dan tidak gaul.

Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)

LynKuromuno707creators' thoughts