Saat matahari terbenam dan kota memasuki malam yang sunyi, sekelompok agen Matahari Hitam yang dipimpin oleh Seraphina bergerak dengan cepat dan diam-diam. Dengan keahlian mereka yang terlatih, mereka berhasil menculik Profesor Evans ketika bersiap pulang ke rumahnya dan berjalan menuju mobilnya, Professor Evans adalah ilmuwan dengan sumber pengetahuan yang tak ternilai bagi tim Sinar Keabadian. Profesor Evans adalah seorang ilmuwan jenius yang memiliki pemahaman cukup mendalam tentang sinar keabadian dan potensinya.
Di dalam markas Matahari Hitam yang tersembunyi, Profesor Evans terikat di ruangan kusus dan dikelilingi oleh penjaga yang siap untuk melaksanakan perintah Baron Umbra yang berada di markas pusat. Yah Baron umbra banyak memiliki markas ruangan bawah tanah tersembunyi yang tersebar di beberapa tempat dalam kota Nova.
Profesor Evans tahu betapa berharganya pengetahuannya bagi Matahari Hitam, dan dia menyadari bahwa mereka akan menggunakan informasinya untuk kepentingan jahat. Tetapi, meskipun dalam situasi yang mengancam, dia tetap teguh dan tidak memberikan sedikit pun informasi yang dapat merugikan tim Sinar Keabadian.
Sementara itu, di markas Sinar Keabadian, Ethan dan timnya merasakan kehilangan yang mendalam saat mereka mengetahui bahwa Profesor Evans telah diculik. mereka tidak mengetahui bahwa Professor telah menjadi target penculikan organisasi kriminal Matahari Hitam. Ekspresi Ethan penuh dengan kekhawatiran dan kemarahan, karena dia menyadari betapa berbahayanya jika Matahari Hitam mendapatkan akses ke pengetahuan dan kekuatan sinar keabadian.
Ethan: (mengepalkan tangan dengan kuat) Mereka menculik Profesor Evans! Kita harus menyelamatkannya dan menghentikan organisasi kriminal Matahari Hitam!
Ava: (menggenggam bahu Ethan dengan lembut) Tenang, Ethan. Kita akan mendapatkan dia kembali. Kita telah melalui banyak rintangan bersama, dan kita tidak akan menyerah sekarang.
Sofia: (menambahkan) Kita harus merencanakan serangan balasan yang efektif. Kami telah mengumpulkan informasi intelijen tentang keberadaan Professor Evans di salah satu markas Matahari Hitam. Dan kami siap melawan mereka.
Lucas: (memandang ke layar komputer) Saya juga telah mengembangkan perangkat canggih untuk membantu kita melacak dan menyusup ke markas mereka. Tidak ada yang bisa mereka sembunyikan dari kita.
Ethan menghela napas dalam-dalam, merasakan energi sinar keabadian yang mengalir di dalam dirinya. Dia menyadari bahwa waktu berharga, dan mereka harus segera bertindak. Dengan tekad yang tak tergoyahkan, Ethan memandang timnya dengan mata penuh ketegasan.
Ethan: (dengan suara tegas) Waktunya untuk menghadapi Matahari Hitam dan mengambil kembali Profesor Evans. Misi ini tidak hanya tentang menyelamatkan dirinya, tetapi juga tentang melindungi data penelitian sinar keabadian dari penyalahgunaan yang jahat. Kita harus bertindak cepat dan dengan hati-hati.
Mobil yang dikendarai Ethan melaju dengan cepat di malam yang gelap. Dalam kegelapan, Ethan merasakan adrenalinnya meningkat saat ia bersiap menyusup ke markas bawah tanah Baron Umbra untuk menyelamatkan Professor Evans yang diculik oleh agen jahat Baron Umbra.
Ava, Sofia, dan Lucas duduk di belakang, sibuk memantau radar sensor yang dipasang di mobil. Radar sensor tersebut memberikan peta digital yang real-time dari sekitar mereka, menunjukkan area-area yang diduga menjadi lokasi markas bawah tanah Baron Umbra.
"Ethan, kami mendeteksi sinyal yang kuat di sebelah timur," ujar Sofia, memandangi layar monitor radar sensor. "Itu bisa jadi petunjuk bahwa Professor Evans berada di sana."
Ethan mengendalikan emosinya yang meluap-luap. "Kita harus berhati-hati dan tahu persis apa yang kita hadapi di sana," kata Ethan dengan tegas. "Organisasi kriminal matahari hitam tidak akan memberi kemudahan kepada kita."
Saat mobil mendekati area yang diduga sebagai markas bawah tanah, mereka melihat gerbang besi besar yang menjulang di depan mereka. Lucas mengoperasikan sistem pengawas jarak jauh yang mereka bawa, mengambil alih kendali gerbang besi tersebut.
"Dalam beberapa detik, gerbang besi akan terbuka," kata Lucas dengan konsentrasi tinggi. "Persiapkan diri, Ethan."
Saat gerbang besi terbuka, Ethan melompat keluar dari mobil dengan sigap. Ia merambat perlahan menuju markas bawah tanah dengan menggunakan kemampuan sinar keabadian yang dimilikinya. Sinarnya memancar dengan lembut di dalam kegelapan, memberikan cahaya yang cukup untuk Ethan melihat sekelilingnya.
Di dalam markas bawah tanah yang gelap itu, Ethan merasakan keberadaan Seraphina yang jahat. Ia berusaha bergerak dengan cepat dan diam-diam, menghindari pengawal yang berjaga-jaga di sekitar.
Ava, Sofia, dan Lucas tetap memantau melalui monitor radar sensor. Mereka melacak pergerakan Ethan dan memberikan petunjuk dan informasi terkini melalui komunikasi suara.
"Sofia, ada koridor di sebelah kiri, arahkan Ethan ke sana," kata Ava dengan hati-hati. "Lucas, pastikan tidak ada pengawal yang mendekati koridor itu."
Sofia memindahkan kursor pada layar monitor radar sensor, memberi petunjuk kepada Ethan untuk berbelok ke koridor yang dituju. Ethan mengikuti petunjuk dengan cepat, bergerak dengan lincah dan menyelusup tanpa terdeteksi.
Ketika Ethan mencapai ruangan di mana Professor Evans disekap, ia melihat Seraphina berdiri di depannya dengan senyum jahat. "Terlambat, Ethan," kata Seraphina dengan dingin. "Professor Evans sudah menjadi aset kami sekarang."
Ethan menatap Seraphina dengan tatapan penuh kebingungan dan kekhawatiran. Hatinya dipenuhi dengan kegelisahan akan keselamatan Professor Evans dan keingintahuan tentang alasan di balik penculikan tersebut.
"Dalam hal apa kamu membutuhkan data penelitian sinar keabadian?" tanya Ethan dengan suara serius, berusaha mengendalikan emosinya.
Seraphina tersenyum sinis, menyadari ketegangan dalam ekspresi Ethan. "Ah, pahlawan sinar keabadian kamu selalu begitu naif," katanya dengan suara merendahkan. "Data penelitian sinar keabadian itu berharga bagi kami. Kami memiliki rencana besar yang akan mengubah segalanya. Professor Evans, dengan pengetahuannya, dapat membantu kami mencapai tujuan tersebut."
Ethan: kau begitu licik.
Seraphina: (dengan suara merendahkan) Jadi, kau berpikir bisa menghadapiku, huh? Kau hanyalah seorang pria suka pamer kekuatan dengan pakaian ketat yang aneh.
Ethan: (dengan tenang) diriku adalah pahlawan yang berjuang demi keadilan. Kami tidak akan membiarkanmu menguasai kekuatan sinar keabadian.
Seraphina: (tertawa sinis) Pahlawan, hm? Lupakan Profesor Evans, dia sudah memberikan semua informasi yang kami butuhkan. Keahlian bertarungku yang mematikan akan menghancurkanmu.
Ethan merasakan adrenalinnya meningkat. Ia tidak bisa membiarkan Professor Evans jatuh ke tangan Baron Umbra, terutama jika mereka berniat menggunakan pengetahuan dan teknologi sinar keabadian untuk tujuan yang tidak jelas. Ia harus melindungi Professor dan mencegah penyalahgunaan kekuatan tersebut.
"Dalam hal apa Baron Umbra berencana menggunakan penelitian ini?" tanya Ethan dengan suara tegas.
Seraphina tersenyum dengan dingin. "Oh, itu bukan urusanmu, Yang kamu butuhkan adalah memastikan keselamatan Professor tidak terancam. Tapi, sayangnya, itu sudah terlambat. Professor adalah milik kami sekarang."
Ethan merasakan kekuatan sinar keabadian dalam dirinya memancar. Ia bersiap-siap untuk menghadapi Seraphina dan mempertahankan keadilan serta melindungi Professor Evans. Tantangan besar menanti di hadapannya, tetapi dia tidak akan mundur.
"Dalam hal apa pun rencana Baron Umbra, aku tidak akan membiarkanmu menguasai Professor atau menggunakan kekuatan sinar keabadian untuk tujuan jahat," ucap Ethan dengan penuh tekad.
Seraphina hanya tertawa dengan cemoohan. "Kamu sangat naif, Aku ingin melihat sejauh mana kekuatanmu dapat melindungi mereka yang kamu cintai," kata Seraphina sambil mempersiapkan diri untuk pertempuran yang tak terelakkan.
Dalam pertarungan yang sengit, Seraphina mengeluarkan tembakan-tembakan beruntun dari senjata yang dibawanya. Peluru-peluru itu menyambar ke arah Ethan dengan cepat dan mematikan. Namun, dengan kecepatan dan ketepatan gerakan yang luar biasa, Ethan berhasil menghindari setiap tembakan dengan refleks yang tajam.
penasaran dengan lanjutan jangan lupa follow penulis ya gratis kok
Chapter berikutnya: Usaha Pembebasan dan Penyelamatan Professor Evans (sabar masih nulis nih)