Kepulan debu yang menutupi tempat itu sudah sepenuhnya menghilang, Orion turun untuk memastikan lebih jelas. Setelah semua debu itu menghilang, Orion menemukan sebuah kawah kecil. Minotaur itu lenyap sepenuhnya, bersama dengan clone miliknya.
.
[Membunuh Minotaur (Champion)(C+), Memperoleh +8.000 (+5%)poin pengalaman]
[Membunuh Clone (D+), Memperoleh +1.000 (+5%)poin pengalaman]
[Mendapatkan gelar: <Conqueror>]
[Menciptakan sebuah skill....Beri nama]
.
'Berarti, skill tadi belum seorang pun yang pernah melakukannya. Dan aku juga mendapatkan gelar, ini menarik' Orion mulai memikirkan nama untuk skill barunya itu.
'[Lumiere]'
.
[Skill: [Lumiere] memperoleh +800 (+5%) poin pengalaman]
[Skill: [Lumiere] naik ke tingkat 2]
[Skill: [Lumiere] naik ke tingkat 3]
.
[Lumiere] : Mengumpulkan dan menggunakan energi yang besar dari matahari dan melepaskannya dengan kecepatan tinggi
Tingkat: 3 (210 / 600)
.
<Conqueror>: Gelar yang di dapat dari menaklukkan seorang pemimpin besar, yang memungkinkan pemilik gelar untuk memiliki skill dari musuh yang di kalahkan atau di bunuh.
.
'Dengan skill [Concept] aku bisa belajar dari seseorang tapi jika dia tidak ingin mengajari ku, maka aku tinggal mengalahkannya....' Orion tersenyum tipis.
'Ya...Itupun jika orang itu memang bisa dikalahkan, aku tidak tahu ada berapa banyak orang-orang dengan kekuatan luar biasa di luar sana'
"Skill barusan juga memakan cukup banyak Mana ku dan ditambah dengan [Concept] yang memang memakan banyak Mana juga, lebih baik berhati-hati menggunakannya sekarang....."
"Aku belum di tahap yang mana seenaknya menggunakan Mana sesuka hati....' Orion mengambil {Black rover} yang tertancap di atas dinding gua.
'Rover, apa clone itu mengambil Mana ku ketika menggunakan sihirnya? Atau dia memiliki penyimpanan Mana sendiri?'
'Clone memiliki Mana sendiri, clone dapat lenyap jika di kehendaki oleh penciptanya, lenyap ketika kehabisan Mana atau lenyap karena menerima kerusakan yang tidak bisa dielakkan'
'Oh, begitu'
Orion kemudian menyimpan {Black rover} lalu mendekati pintu yang sebelumnya di tempati oleh Minotaur itu, tidak ada yang khusus atau spesial dari ruangan itu. Namun, ada sebuah liontin yang terpajang di dinding ruangan itu.
Liontin itu berhiaskan permata ungu dengan keseluruhannya berwarna emas, Orion mengambil liontin itu dan menganalisisnya menggunakan [Maha mengetahui]. Liontin itu di baluti cahaya biru yang lembut.
.
{Liontin Rein}: Liontin ini bisa membuat penggunanya menghilang namun setiap detiknya akan mengonsumsi Mana penggunanya ketika dalam keadaan menghilang.
Kelas: Epic
.
"Aku menemukan benda yang menarik lagi" Orion tersenyum tipis.
Orion memutuskan untuk beristirahat sejenak, dia memulihkan tenaga serta Mananya. Karena menggunakan clone, menggunakan [Lumiere] serta [Concept]. Membuat Mana Orion berada di ambang batasnya.
.....
Setelah merasa cukup dengan istirahatnya, Orion segera pergi dari gua itu. Dia berjalan dengan santai, kembali menuju desa. Meski agak jauh, sesekali dia juga bertemu dengan binatang liar dan dengan mudah mengusir mereka.
Ketika Orion sudah dekat dengan desa, dia bertemu dengan Kiana. Kiana yang melihatnya terkejut, namun Orion juga bisa melihat bahwa ada kelegaan di wajah Kiana.
"Ada apa, Kiana? Kenapa kau ada di sini?"
"Orion sendiri bagaimana? Kenapa bisa ada disini?"
"Aku baru kembali dari hutan"
"Benarkah? Dengan luka dan keadaan seperti ini?" Kiana melihat ada bekas tebasan di dada Orion, dia menjadi khawatir.
"Ah, ini....Ini karena serigala, aku lengah dan akhirnya jadi begini" Orion terkekeh.
"Benarkah? Aku tidak tahu bahwa sekarang, serigala memiliki cakar sepanjang itu?"
"Ha, ya. Itu..."
"Orion, kau tidak boleh berbohong. Katakan, apa yang terjadi pada mu!?" Kiana menatap Orion dengan sedikit kesal.
"Hah, baiklah.....Sebenarnya...." Orion pun menjelaskan.
"Bodoh!!!" Kiana berkata, dia terdengar marah dan Orion hanya tersenyum tipis melihat reaksinya itu.
"Kenapa kau tidak pergi saja dari sana, lari!? Kau bisa terbunuh!!!"
"Kalau soal itu, aku tidak memikirkan nya" Orion tersenyum tipis.
"Ha....Kenapa laki-laki selalu saja aneh, mereka menganggap kematian adalah hal yang mudah" Kiana mengusap kepalanya sendiri.
"Kau tidak boleh bilang begitu, Kiana. Kami hanya menganggap beberapa hal itu menyenangkan jika benar-benar di hadapi"
"Terserahlah, tapi yang penting kau sudah di sini. Ayo, bibi May menyuruh kami untuk mencari mu. Dia terlihat khawatir" Kiana mulai berjalan dan Orion mengikuti dari belakang.
Ketika Orion dan Kiana kembali, May lah yang pertama kali datang dan langsung memeluknya. Dia menatap Orion dengan khawatir, di tambah Orion yang kembali dengan keadaan terluka. May dan Anna langsung membawa Orion pulang, untuk mengobati lukanya dan sebelum itu menasehatinya kembali.
"Aku benar-benar menyesal, bu. Aku tidak akan mengulangi itu lagi, janji" Orion berkata.
"Ya, sudah. Kalau kamu benar-benar sudah menyesal, maka pegang janji mu itu"
"Baik, bu"
"Sekarang ibu akan menyembuhkan luka mu, tunggu sebentar. Ibu akan meracik obatnya dulu" May mulai meracik obat.
"Orion, apa itu sakit?" Anna menatap Orion, dia masih terlihat khawatir.
"Tidak, jangan khawatir. Lagipula, aku pernah mengalami yang lebih buruk dari ini. Tenang saja" Orion tersenyum tipis kepada Anna.
"..." Anna diam, dia mendekat ke ibunya.
"Ibu, apa aku boleh mengobati Orion?" Anna melihat ke ibunya yang sedang meracik obat.
"Apa kamu benar-benar bisa?"
"Ya, aku sudah melakukannya beberapa kali kepada binatang peliharaan teman-teman ku yang terluka dan selalu berhasil" Anna mengangguk.
"Baiklah, kerjakan lah. Ibu akan menyiapkan makan malam saja" May mengusap kepala Anna dan pergi ke dapur.
"Baiklah, Orion. Kau akan melihat kehebatan ku, kakak mu" Anna terdengar bangga.
"Ya, ku harap begitu. Dan perlu kau ketahui, kak. Manusia dan binatang memiliki efek tersendiri dalam menerima suatu obat"
"Jangan khawatir, kakak tidak akan melakukan kesalahan. Semua akan baik-baik saja, lagipula. Aku berbohong tentang binatang peliharaan teman-teman ku" Anna berkata, dia sudah selesai meracik obat itu.
"Lalu, bagaimana caranya kakak melakukan tes? Jangan bilang kalau..." Orion sedikit terkejut.
"Stt...." Anna meletakkan jarinya di bibir Orion.
"Jangan katakan kepada ibu"
"....." Orion hanya mengangguk.
"Di bagian mana, kak. Yang kau lakukan uji coba?" Orion menatap Anna, di dalam hatinya dia merasa khawatir sekaligus kagum dengan tindakan Anna itu.
"Di sini...." Anna menunjukkan lengan kanannya.
"Tapi, tidak ada bekas apapun disana"
"Ya, itu karena aku sudah melakukannya dengan sempurna. Hingga tidak ada bekas sayatan atau luka lainnya"
"Sudah berapa lama kau melakukan itu, kak?"
"Kurang lebih 6 bulan, itu membutuhkan usaha. Hahaha" Anna tertawa kecil.
"...." Orion diam.
SRET
Orion merentangkan tangannya ke arah Anna, Anna bingung melihat itu. Orion mengacungkan jari kelingkingnya.
"Berjanjilah, bahwa kau tidak akan pernah melakukan hal-hal seperti itu lagi" Orion berkata, dia bersungguh-sungguh.
"Orion..."
"Berjanjilah"
"Baiklah, aku berjanji" Anna juga mengacungkan jari kelingkingnya, jari kelingking mereka saling mengunci yang menandakan bahwa janji sudah di buat.
Anna mulai mengobati luka di dada Orion, dia mengolesi luka tersebut dengan obat yang sudah di raciknya dan sudah dia berikan komposisi Mana yang tepat agar hasilnya sempurna.
"Apa sakit, Orion?" Anna bertanya, dia sudah mengolesi setengah dari luka itu.
"Tidak, bahkan tidak perih sama sekali"
"Syukurlah kalau begitu, ini hampir selesai"
Orion tidak menyadari luka itu karena dirinya ditunjang oleh adrenalin yang tinggi, Anna menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Orion bisa melihat bahwa Anna melakukan pekerjaannya dengan baik dan rapi, itu membuatnya yakin bahwa Anna bisa menjadi dokter yang hebat di masa depan.
"Orion, apakah kau tidak ingin mencium kakak mu. Ini setelah apa yang dia lakukan?" Anna menatap Orion.
"A-apa yang kau katakan, kak?" Orion mendadak gugup.
"Ayolah, tidak adakah hadiah atas pekerjaan ku?" Anna sekarang melingkarkan lengannya ke leher Orion, wajah mereka sangat dekat.
"I-ibu bisa melihat kita"
"Tenang saja, ibu tidak akan lihat"
"..."
CUP
Orion mencium pipi Anna, Anna tampak terkejut. Dia tidak menyangka Orion akan benar-benar melakukan apa yang dia inginkan, sementara Orion juga merasa gugup karena itu. Wajah mereka berdua merona.
"A-aku ingin pergi mandi" Orion pergi ke kamarnya.
"....." Anna tetap disana, dia menyentuh pipinya yang baru saja di cium oleh Orion.
Dia langsung ke kamarnya dan bersembunyi di balik bantalnya, berteriak kegirangan sambil menggunakan bantal untuk meredam suaranya sepenuhnya. Sementara itu, Orion duduk bersandar pada pintu kamarnya.
"Apa yang sudah ku lakukan?" Orion menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, dia merenung.
Dalam momen singkat itu, kepala Orion di isi oleh memori lamanya. Memori itu diisi oleh sedikit kebahagiaan dan banyak kesedihan, bagi Orion. Orion langsung sadar, dia dengan cepat menampar wajahnya. Pikirannya tanpa sadar kembali mengingat memori yang ingin dia lupakan.
"Aku harus sepenuhnya berubah" Orion menatap ke jendelanya yang ada di sebrang sana.