Sandra tak kuasa menggumamkan sederet basa-basi untuk pria di depannya. Bahkan semakin ia memandang, maka semakin kokoh bibirnya terkunci. Bukan sebab paras tampan yang dimiliki olehnya di usia yang tak lagi bisa dibilang muda. Semua rambut abu-abu dengan sebagian yang sudah memutih, tentu saja menjadi penyempurna fakta bahwa ia jauh lebih muda daripada Pak Bais. Sandra diam, membisu, kaku dan lidahnya kelu selepas pria itu menyebutkan namanya. Satu suku kata saja, cukup membuat pikiran Sandra kacau balau sekarang. Perempuan muda itu hanya bisa berdiri tegap, dengan suhu tubuh yang mulai naik dan turun. Perasaannya cemas dengan bayangan-bayangan aneh yang mulai memenuhi kepalanya. Syukur saja, pria itu tak sedang menodongkan pistol ke arahnya. Jika benar, pasti Sandra sudah lemas sekarang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com