webnovel

Suudzon

Pranggg

Anissa melempar foto pernikahan nya dengan Davian ke lantai hingga kaca yang terpasang di foto itu hancur dan berserakan di lantai.

"Maksud kamu apa ngelempar foto pernikahan kita huh" ucap lelaki itu sembari menunjuk ke arah istrinya.

"Kenapa?" Tanya wanita itu, ia menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan nya kembali.

"Kamu ga suka? Baru tau kan kalo sifat aku kaya gini!! Nyesel?" Tanya wanita itu.

Rasanya kepala Davian mau pecah saja saat istri yang ia anggap anggun ternyata bisa se bar bar ini.

"Kamu istri saya Anissa!!" Ucap lelaki itu penuh penekanan.

Anissa berkali kali membuang nafas nya kasar.

Ia berjalan ke arah kasur kemudian duduk di sisi kiri.

Tak lama lelaki yang bergelar suaminya itu menghampiri nya dan ikut duduk di samping nya.

Ia berusaha mencairkan es yang ada dalam diri istrinya itu.

"Niss, aku suami kamu kan?" Tanya laki laki itu, matanya berbinar ada ada butir butir yang tertahan di sana.

Anissa menatap mata yang sudah sendu itu.

"Aku ga suka dilarang larang Davian, laki laki yang tadi kamu liat di parkiran, aku ga kenal dia sama sekali. Kita baru ketemu tadi dan dia ga sengaja bikin aku keseleo. Dia cuma bantuin aku."

"Dan soal Anita, jangan larang aku untuk berteman sama dia." ucap wanita itu.

Davian mengumpulkan keberanian nya untuk memegang kedua tangan istrinya itu.

"Saya hanya ingin yang terbaik untuk istri saya Nissa. Dan berteman dengan Anita itu bukan hal yang baik." Ucap laki laki itu.

Keduanya saling bertatapan sebelum akhirnya Anissa menjauhkan tangan Davian dari nya.

"Otak kamu sempit banget yah!!" Ucap Anissa penuh penekanan, kedua alisnya kini sudah berkerut.

"Orang kaya kamu bisa bisa nya Lulus kuliah, Davian Kenzo Muhtar." Ucap wanita itu ia kemudian bangkit dan berjalan menjauh ke arah pintu.

Davian berpikir keras. "Apa yang salah? Saya hanya tidak mau jika Anissa kembali ke tempat dimana seharusnya ia tidak ada di dalam nya" batin laki laki itu.

"Ayah dan Bunda tidak perlu tau masalah ini, aku tidak mau melibatkan mereka. Aku harus segera menyusul Anissa" batin laki laki itu.

Ia kemudian bangkit dan mengejar Istrinya yang sudah lebih dulu keluar dari kamar mereka.

"Nissa" teriak Davian.

Tap tap tap

Grapp

"Tunggu" ucap Davian sembari memegang lengan istrinya itu.

Perlahan Anissa menoleh ke arah suaminya itu.

"Apalagi?"

"Aku bosen debat terus sama kamu Davian"

"Ga ada ujung nya, kamu gak akan ngerti!! Aku capek." Ucap Anissa.

"Iya aku yang salah, kita bisa bicarakan masalah ini baik baik."

"Masalah ini hanya tentang kita, dan ga ada yang boleh terlibat di dalam nya, termasuk Ayah dan Bunda." Ucap laki laki itu.

"Masuk kamar yah." Bujuk laki laki itu.

Anissa tampak menarik nafas kemudian membuang nya kasar.

Tanpa berbicara sepatah katapun, ia meluluh dan mau diajak kembali masuk ke kamar.

Keduanya sudah kembali duduk di tempat semula, Anissa dan Davian kini saling bertatap.

Datar!!

Tidak ada ekspresi apapun yang dikeluarkan keduanya.

Hingga akhirnya Davian mengeluarkan suara nya dengan lembut.

"Kamu boleh berteman dengan Anita, tapi ..." Ucap laki laki itu menjeda sebentar ucapan nya. " Jangan pernah main ke club malam lagi!!."

Mendapat persetujuan untuk berteman lagi dengan Anita adalah hal yang sangat membahagiakan bagi wanita itu.

Ia tak punya lagi teman atau sahabat sedekat Anita. Semua nya palsu!! Tapi Anita tidak.

"Aku ga punya siapa siapa selain Anita, cuma dia yang bisa ngertiin aku jadi aku harap kamu jangan ngelarang aku untuk berteman sama dia" ucap Anissa.

"Kamu ga sendirian Nissa, bukan cuma Anita yang sekarang ada di hidup kamu. Ada Ayah, Bunda dan ada Aku" ucap Davian

"Ayah dan Bunda ga ngerti aku Davian, dan kamu .. Aku ga yakin kamu bakal paham sama posisi aku sekarang"

"Aku ga bisa percaya sama siapapun kecuali Anita sahabat aku"

Davian kini kembali memegang kedua tangan istrinya itu.

Senyum tipis laki laki itu terpancar jelas di wajah nya.

"Ada aku .." ucap Davian

"Mulai hari ini dan seterus nya, aku bakal ada buat kamu. Kamu bisa percaya sama aku, bukan cuma Anita yang ada tapi aku juga ada buat kamu Niss"

"Thanks yah Davian, jangan paksa aku buat jauh lagi sama Anita, dia baik dan aku yakin kalo kamu Deket sama dia kamu juga bakal tau kalo dia itu orang yang baik"

"Iyah .." ucap Davian

"Kaki kamu tadi katanya sakit!! Ko tadi pas jalan keluar biasa aja?" Tanya Davian tiba tiba ingat jika Anissa sempat mengatakan jika kaki nya terkilir.

"Iya emang sakit, ga tau. Oh iya tadi kan Damar sempet pijitin kaki aku. Wahh hebat banget bisa langsung sembuh" ucap wanita itu kegirangan

Anissa langsung berdiri dan berjalan perlahan, menghentakan kaki nya untuk mengetahui apakah masih ada rasa sakit yang terasa.

"HEBAT!! Langsung sembuh" ucap nya kegirangan.

Davian hanya melihat istrinya yang tampak kegirangan, namun tidak dengan dirinya.

"Kamu gak lagi modus kan?" Ucap Davian sembari menyipitkan kedua matanya.

"Modus apaan?" Tanya Anissa yang langsung menatap tajam suaminya.

"Ya kamu sengaja bilang kaki kamu sakit supaya kamu dianterin pulang sama laki laki tadi" ucap Davian

"Dih, emang aku cewe apaan huh!! Gausah ngaco deh"

"Kaki aku tadi memang sakit, sumpah" ucap Anissa sembari mengangkat jarinya membentuk huruf V.

"Inget kamu udah punya suami gak usah aneh aneh, inget dosa" ucap Davian menyindir istrinya itu.

"Kamu tuh jadi cowok kok suudzon an sih, ga boleh suudzon loh dosa whlee" ucap Anissa sembari meledek suaminya.

"Aku gak suudzon tapi ngingetin kamu supaya terhindar dari dosa" ucap laki laki itu, ia kemudian bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

"Inget dosa .." ucap laki laki itu lagi.

Crek

Terdengar suara pintu kamar mandi di tutup.

"Ngapain masuk kamar mandi? Kalah debat yah" teriak Anissa ia kemudian terkekeh sendiri dengan sikap kekanak Kanakan nya Davian.

"AKU MAU MANDI, KENAPA? MAU IKUT?" teriak Davian dari dalam kamar mandi.

"Dihh ga mau malam" ucap wanita itu sambil bergidik ngeri.

Setelah nya hanya terdengar suara kekehan Davian dari dalam kamar mandi.

Anissa kemudian berjalan keluar menemui Lidya yang sepertinya sedang ada di ruang tamu.

Karena ada suara tv ia yakin kalau bukan Handoko pasti Lidya yang sedang menonton tv.

" Tapi kalo gak salah kata Bunda tadi Ayah lagi di luar kan!! Berarti yang lagi nonton tv pasti Bunda" ucap Anissa.