Brandenburg Gate, Jerman.
Cekrik!
"He-he.... aku akan mengirimnya ke Mama."
Vian tertegun ketika mendengar serta melihat senyum di antara kekehan senang Aliysia di samping, yang bergumam dengan tangan sibuk mengetik pesan untuk seseorang.
Ya, seseorang yang adalah mamanya sendiri. Ah! Benar juga, ia hampir lupa apa tujuan keduanya jalan seperti ini karena siapa.
Namun, bukan itu yang membuatnya tertegun, melainkan bagaimana sang istri berbinar saat menyebut kata 'mama'.
Ia merasa Aliysia benar-benar menyayangi mamanya, bahkan Ketika dulu ia dan istrinya belum menegaskan hubungan.
"Aku sendiri hampir lupa mengirim foto kita kepada Mama," ujar Vian jujur, sama sekali tidak menutupi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com