Evelyn dapat mendengar gemericik air hujan yang kini mulai deras. Tengah malam beriring awan gelar yang mengeluarkan tangisannya. Awan tak kuasa menampung air di dalam perutnya. Melepaskan satu persatu tetes ke bumi membuatnya lega.
Evelyn menutup kedua telinganya dengan tangannya. Usai percekcokan antara dirinya dan Davit selesai, kini mereka sudah berada di kamar dan di satu ranjang yang sama. Yang membuat berbeda adalah keadaan mereka. Evelyn yang masih melek karena tak bisa tidur dan ketakutan mendengarkan gemuruh petir, berbanding terbalik dengan Davit yang terlelap dalam tidurnya dengan tangan yang melipat di depan dada, benar-benar nyenyak sekali pria itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com