"Dasar tidak punya perasaan, keterlaluan, aku membencimu sangat sangat membencimu disuruh pergi malah benar-benar pergi kita lihat saja nanti kau tidak akan pernah melihat dan menemukanku lagi, brengsek ...."
Greb
"Sayang, apa yang kau katakan itu? siapa yang mau meninggalkanmu? Mas hanya menutup pintu saja tadi sayang," ucap Daffa yang memeluk istrinya dari belakang ketika melihat sang istri menggerutu tidak jelas.
"Kenapa masih di sini? sudah sana pergi jangan kembali lagi aku juga tidak mau melihatmu," rajuk Meisya yang memalingkan wajahnya.
"Konon katanya kalau perempuan sedang marah dan mengatakan kalau pasangannya harus pergi itu sebenarnya dia tidak mau pasangannya pergi meninggalkannya, bukankah begitu sayang!" goda Daffa pada istrinya yang masih cemberut, tapi Meisya tetap diam tidak menanggapi perkataan suaminya.
"Mommy akan penuhi keinginanmu untuk bertemu dengan Daddy yang terakhir kalinya Nak, dan malam ini Mommy rela mengalah serta menghilangkan ego Mommy hanya untukmu saja, tapi tidak dengan malam-malam berikutnya," gumam Meisya dalam hati.
"Sayang, apa yang kau pikirkan? apa Mas sudah melakukan kesalahan lagi?" tanya Daffa, karena dia melihat istrinya diam saja seperti memikirkan sesuatu.
"Aku tidak memikirkan apapun, tapi kenapa pintunya harus ditutup segala? apa aku sudah mengijinkanmu masuk ke dalam kamar ini?" ketus Meisya.
"Mas tidak akan pernah pergi walapun kau mengusirku sekalipun, sebenarnya Mas mau minta maaf sayang karena telah menikahi Jeslin tanpa ijin darimu terlebih dulu, tapi sungguh Mas tidak pernah menyentuhnya sama sekali dan yang kau lihat waktu itu Mas hanya mengantarnya ke dalam rumah saja tidak lebih sayang," ungkap Daffa.
"Iya aku percaya yang Mas katakan, tetapi tetap saja aku tidak bisa memaafkan Mas, karena Mas sangat kejam dan tega kepadaku, ketika aku sakit beberapa hari yang lalu Mas hanya mengirimkan pakaian saja padahal yang aku butuhkan itu orangnya bukan pakaiannya," ucap meisya dengan sangat sedih.
"Siapa bilang kalau Mas tidak datang? apa sayangku tidak bisa merasakan pelukan hangat Mas sampai membuatmu tertidur lelap sayang? kau malah bergumam Mas tidak mungkin datang dan dirimu hanya bermimpi saja," terang Daffa yang membuat istrinya terkejut.
"Benarkah kalau Mas datang memelukku hari itu dan bukan hanya mengirimkan pakaiannya saja, lalu kenapa Bunda tidak mengatakannya kepadaku? kenapa Bunda hanya diam saja ketika aku marah kepada Mas?" tanya Meisya yang masih kurang yakin dan percaya.
"Mas yang meminta Bunda melakukannya sayang, karena Mas takut kau masih marah pada Mas jadi, terpaksa mas harus berbohong padamu, Mas janji sayang tidak akan membohongimu lagi, dan walaupun suatu saat nanti Mas berbohong padamu pasti semua demi kebaikanmu juga sayang," beber Daffa yang berjongkok di depan sang istri sambil mengggam kedua tangannya.
"Mana ada berbohong demi kebaikan! Mas mau mencoba mengelabuiku lagi agar aku tidak marah begitu maksudnya, Mas jahat aku benci Mas Daffa," gerutu Meisya, lalu dia melepaskan genggaman sang suami kemudian memukul-mukul lengannya.
"Maafkan Mas, sayang, beberapa hari ini hidup Mas terasa kosong dan tidak bergairah tanpa kehadiran dirimu, Mas juga tidak pernah pulang ke rumah, karena takut akan terus teringat padamu jadi, selama kau pergi dari rumah Mas selalu tidur di kantor," ucap Daffa yang menahan tangan sang istri yang memukulnya lalu memeluknya erat.
"Aku juga tidak bisa tidur tanpamu Mas, aku harus mengkonsumsi obat tidur agar bisa terlelap dan aku selalu membayangkan kalau Mas sedang bermesraan dengan istri keduamu itu, kenapa rumah tangga kita harus mengalami cobaan seperti ini? kenapa Mas harus menikahinya? aku tidak sanggup lagi Mas, aku rasanya mau pergi jauh saja dari semua orang yang aku kenal dan hidup di tempat baru yang tidak satu orang pun akan mengenaliku," ungkap Meisya yang menangis tersedu-sedu di pelukan Daffa.
"Jangan katakan itu sayang, Mas tidak bisa hidup tanpamu dan Mas juga akan menghancurkan seluruh orang-orang yang telah terlibat dalam rusaknya hubungan kita terutama wanita sialan itu," geram Daffa.
"Mas tidak boleh seperti itu, hancur dan rusaknya hubungan kita bukan karena salah siapapun, tetapi mungkin saja sudah nasibku yang sedang tidak baik dan aku mau mengucapkan terima kasih karena Mas sudah menjadi suami yang sempurna dan pengertian selama menjadi suamiku serta selamanya juga anakku ini akan menjadi anakmu," tutur Meisya yang membuat Daffa menjadi sedih sampai dia pun ikut menangis.
"Cukup sayang jangan katakan apapun lagi aku tidak sanggup mendengarnya, aku mencintaimu sayang sangat mencintaimu dan selamanya hanya kau yang ada di hatiku," ucap Daffa, lalu mereka berdua menangis bersama dalam posisi berpelukan di depan meja rias.
"Mas, aku menginginkan hari ini kau menjadi milikku seutuhnya, aku juga tidak mau memikirkan hal yang lain lagi karena kita berdua harus bahagia dan jangan ada tangisan serta kesedihan," harap Meisya.
"Sayang, apa Mas boleh menjenguk baby kita? Mas sangat merindukannya dan dirimu, tapi Mas menemuimu bukan karena ingin menjenguk baby kita saja sayang, Mas juga menginginkan kita bersama lagi jangan salah sangka dengan maksud Mas, sayang," beber Daffa sambil menatap mata sang istri.
"Mei dan baby juga menginginkannya Mas jadi, Mas tidak usah takut kalau aku akan salah paham, tetapi Mas juga selalu ada di saat aku sedang sangat membutuhkanmu entah semua ini akan berlangsung berapa lama? biarlah kita serahkan pada nasib saja Mas," ujar Meisya.
"Benarkah Mas boleh melakukannya sayang!" tanya Daffa yang hampir saja tak percaya kalau sang istri mengijinkan dia sentuh.
"Iya benar sayang, aku milikmu sekarang lakukanlah apa yang mau Mas inginkan," sahut Meisya yang membuat suaminya sangat bahagia.
"Aku mencintai dirimu sayang sangat mencintaimu untuk selamanya dan sampai kapan pun," ucap Daffa, lalu dia mengangkat sang istri dan membaringkannya di tempat tidur.
"Aku juga mencintaimu Mas," jawab Meisya yang langsung mencium bibir suaminya lebih dulu setelah dia berbaring sempurna dan mereka melakukannya dengan sangat lama sampai keduanya hampir susah berrnafas baru tautannya terlepas.
"Baby, maafkan Daddy yang baru bisa mengunjungimu sekarang," jelas Daffa, dia kemudian mencium perut istrinya lalu setelah itu baru melanjutkan lagi ciumannya pada sang istri.
"Mas ... aah ... apa yang mau Mas lakukan? apa Mas tidak jijik melakukan semua itu?" tanya Meisya yang melihat dan merasakan lidah sang suami bermin-main di bawahnya.
"Nikmati saja sayang, Mas akan membuatmu mengingat percintaan kita malam ini dan Mas juga ingin agar sayangku bisa benar-benar merasakan kenikmatannya sampai tak bisa berkata apapun lagi," jawab Daffa, kemudian dia melanjutkan kegiatannya yang terganggu karena pertanyaan sang istri kesayangannya.
"Mas ...."