106
Bola mata Aletha berputar malas. Ia tahu itu ucapan sindiran, tapi dirinya berusaha untuk tidak merespon.
"Sada, buatkan dua teh. Ada tamu di sini," teriak Aletha.
Abian memperhatikan wajah Hatice yang sangat lucu. Kulitnya putih mulus, hidungnya kecil bangir, rambutnya agak keriting di bagian bawah seperti Aletha. Hatice mengintip Abian, lalu memalingkan wajahnya lagi.
"Apa kamu ada perlu, Abian?" tanya Aletha ketus.
"Ya, aku ingin membicarakan sesuatu," jawab Abian.
Degh!
Jantung Aletha berdebar kencang. Hatinya sudah menduga apa yang akan ditanyakan Abian padanya.
"Oke, tunggu sebentar. Aku mandikan dulu anak ini," kata Aletha, lalu pergi meninggalkan ruang tamu.
Abian menatap ruangan sekitar, ia mendengar mesin jahit sedang beroperasi. Abian berjalan mencari sumber suara mesin. Ia melihat Linzy sedang asyik duduk di meja mesinnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com