webnovel

Sipatiti' Sibau "Ekspedisi Titi' (Tato) Mentawai"

Pada Tahun 2019, Kemendikbud riset dan teknologi mengadakan sebuah kegiatan yang di beri nama Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) 2019 yang di hadiri oleh seluruh kaum muda nasional, dalam kontes perlombaan ini setiap daerah diminta mengirim sebuah proposal kecil yang menceritakan tentang apa masalah budaya yang terjadi sekarang di daerah masing-masing calon penerima bantuan dana KBKM, dengan Tema yang di usung oleh panitia pelaksana, ada seorang wanita yang berasal dari kabupaten kepulauan Mentawai kecamatan Siberut Selatan Desa maileppet tertarik untuk ikut ambil bagian dalam perlombaan tersebut, namanya akrab di sapa Cici, Cici dengan senang memberitahukan kepada saya bahwa ada lomba yang kemungkinan kita bisa ambil bagian di dalamnya, tanpa basa-basi saya juga tertarik dengan kegiatan tersebut dan saya mengajaknya langsung untuk ke basecamp Tato Mentawai nama basecamp nya adalah SITASIMATTAOI yang kebetulan itu adalah basecamp para pegiat tato Mentawai, kami menuju kesana dengan motor dan beberapa menit kemudian kami sampai, kebetulan waktu itu disana ada bajak paburut kerei, toinong lakeu, kora sakoddobat dan pitto gagai, setiba disana kami saling salam sapa dan ngk menye-menye kami langsung cerita apa tujuan kami ke kesana.

Sarno_Cependi · Realistis
Peringkat tidak cukup
9 Chs

09. Kisah Suku Uma dan Legenda Sikerei

Mentawai:

FADE IN:

EXT. PANTAI MENTAWAI - SIANG

Ombak menghantam pantai berpasir putih di Kepulauan Mentawai, diiringi angin sepoi-sepoi yang membawa aroma laut. Di kejauhan, terlihat deretan pohon kelapa yang melambai tertiup angin.

CLOSE UP - ANAK PEREMPUAN MENTAWAI (10 TAHUN), AMARA

Amara duduk di tepi pantai, menatap ke arah laut dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Rambutnya yang ikal terurai ditiup angin, dan kulitnya berwarna cokelat keemasan akibat terpapar sinar matahari.

AMARA (V.O.)

Nenek bilang, di balik ombak itu ada dunia lain. Dunia roh leluhur yang menjaga kami, Suku Uma.

INT. RUMAH UMA - SIANG

Amara duduk di dalam rumah Uma, sebuah rumah panggung tradisional Mentawai yang terbuat dari kayu dan beratap jerami. Di sekelilingnya, terlihat anggota Suku Uma lainnya sedang melakukan berbagai aktivitas, seperti menenun kain, membuat ukiran kayu, dan memasak.

AMARA (V.O.)

Nenek juga bilang, ada orang-orang sakti yang bisa berbicara dengan roh leluhur. Mereka disebut Sikerei.

CLOSE UP - SIKEREI (50 TAHUN), SAGIAN

Sagian, seorang Sikerei tua dan berwibawa, sedang melakukan ritual di depan sebuah altar yang terbuat dari batu. Dia membakar dupa dan melantunkan mantra dalam bahasa Mentawai.

AMARA (V.O.)

Aku ingin bertemu Sikerei dan belajar tentang roh leluhur. Aku ingin tahu lebih banyak tentang asal-usul Suku Uma dan tradisi kami.

EXT. HUTAN MENTAWAI - HARI

Amara berjalan menyusuri hutan Mentawai yang lebat, mengikuti jejak Sagian. Dia membawa sebuah keranjang berisi persembahan untuk diberikan kepada Sikerei.

AMARA (V.O.)

Nenek bilang, untuk bertemu Sikerei, aku harus melewati hutan ini dan menemukan gua tempat dia tinggal. Kata nenek, gua itu tersembunyi dan hanya bisa ditemukan oleh orang-orang yang tulus hatinya.

INT. GUA SIKEREI - HARI

Amara akhirnya menemukan gua tempat tinggal Sagian. Dia masuk ke dalam gua dengan hati-hati dan melihat Sagian sedang duduk bermeditasi.

AMARA

Sikerei Sagian?

Sagian membuka matanya dan melihat Amara.

SAGIAN

Amara, kamu sudah datang. Aku sudah menunggumu.

AMARA

Saya ingin belajar tentang roh leluhur dan tradisi Suku Uma. Bisakah Anda mengajari saya?

Sagian tersenyum dan mengangguk.

SAGIAN

Tentu saja, Amara. Aku akan mengajarimu semua yang aku tahu.