webnovel

JAJAN

#3#

"Untuk seseorang yang pernah membuat saya sejenak melupakan lara. Terimakasih banyak atas dukungannya, atas nasihatnya juga atas semua candaannya, "

—Senja

"Pus, lo tadi lama banget sih. Emang lagi ngapain? " Tanya Putri

"Pas, Pus, Pas, Pus. Lo pikir gua kucing apa!? Panggil Puspa, ngga pake singkatan gitu!! " Kesal Puspa kepada Putri.

"Nama lo, Puspa. Ya, wajar kalo gua panggil Pus, " Elak Putri lagi

"Semerdeka Lo deh!! " Kesal Puspa menahan amarah.

"Ehh, kita mau kemana nih? Langsung ke rumah Senja apa mau jajan dulu? " Tanya Sekar

"Rumah Senja" Jawab Putri dan Puspa hampir bersamaan.

"Bwahahaha, cieee jawab aja barengan" Ejek Sekar.

Puspa dan Sekar memang selalu membully Putri. Namun, Putri sama sekali tidak pernah tersinggung dengan ucapan nyleneh dari teman-temannya itu.

"Ehh, habis ini kita mau ngapain? " Tanya Senja ditengah perdebatan mereka.

"Ngobrol aja. Ehh, sekalian pesen makan yukk!! " Ajak Sekar menjawab kebingungan teman-temannya.

"Pesen online? " Tanya Senja

"Iya. Ada promo kan, Nja? " Ujar Sekar yang dijawab anggukan oleh Senja.

"Yaudah kita kerumah Gua dulu. Habis itu baru pesen," Ujar Senja yang dijawab acungan jempol oleh ketiga temannya.

Mereka berjalan kaki menuju rumah Senja. Memang akhir-akhir ini mereka sedang tertular virus boros, terutama dalam urusan mengisi perut.

———————————

"Alhamdulillah, akhirnya sampe rumah. Capek gua, " Ujar Putri yang sudah duduk di kursi teras rumah Senja.

"Halah lebay banget lo. Jalan kaki ngga sampe 1 kilo aja udah bilang capek, " Ucap Sekar

"Biarin, " Balas Putri sambil memainkan ponselnya.

"Oke, jadi pesen ngga nih? " Tanya Senja menengahi mereka.

"Jadiiiiiii" Seru mereka kompak. Beuhh, saking kompaknya kalo diibaratin udah kayak anak tk yang kegirangan.

"Pesenn apa? Nihh, milih sendiri " Ujar Senja sambil menyerahkan ponsel pintarnya.

"Fiks burger aja, " Jawab Puspa

"Yaudah, cari aja tuhh" Ujar Senja

"Gua ayam geprek aja. Ada ngga? " Tanya Sekar

"Ada, mau level berapa? " Tanya Puspa

"15" Jawab Sekar lagi

"Oke, tinggal lo yang belum milih, Nja" Ujar Putri yang kemudian menyerahkan ponsel yang ia bawa kepada pemiliknya.

"Hmm, gua double cheese aja. Udah deal ya ini? Gua pesen, " Ujar Senja sambil mengamati temannya satu persatu.

"Totalnya? " Tanya Sekar

"Sebentar, gua ulangi pesanannya. 2 cheese burger, 1 double cheese, 1 ayam geprek. Totalnya 70 pas, " Jelas Senja

"Oke pesen aja, " Jawab Sekar

"Udah gua pesen. Berarti 70 bagi 4 berapa? " Tanya Senja kepada ketiga temannya.

"17.500 itung aja 18.000" Jawab Puspa sambil menyerahkan uang pas.

___________________________

Selesai makan mereka melanjutkan bermain kartu Uno. Kalo masalah main Uno, jelas Sekar yang paling jago.

Sudah empat babak mereka bermain dan tiga babak telah dimenangkan oleh Sekar. Bahkan, Putri, Senja, dan Puspa mukanya udah hampir putih semua. Karena, bedak yang diberikan oleh Sekar.

"Lanjut lagi ngga nih? Udah putih tu muka lo, " Ujar Sekar sambil menahan tawanya.

"Ya ini karna perbuatan lo, kita jadi kayak gini. Udah aja mainnya, " Jawab Puspa kesal

"Bwahaha, oke udahan kita mainnya, " Ujar Sekar di sela-sela tawanya.

Mereka segera membasuh muka di kran halaman rumah Senja. Dan di antara Senja, Putri, dan Puspa. Putri-lah yang paling banyak mendapat taburan bedak.

"Dasar lo ya, Kar. Ini ngga ilang-ilang, " Ujar Putri kesal. Ia masih berusaha menghilangkan cemong di mukanya dengan air mengalir.

"Hahaha, sukurin" Jawab Sekar terbahak melihat ketiga temannya, terutama Putri.

Selesai dengan urusan basuh membasuh, mereka kembali duduk seperti semula. Tatapan mereka tengah terfokus pada ponsel masing-masing. Mereka berempat tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Hingga Senja yang membuka suara "ini mau ngapain lagi? " Tanyanya memecah keheningan.

"Apa ya? Hmm, mending cerita-cerita aja, " Jawab Sekar sembari menaruh ponselnya.

"Ehh, gua ada cerita? " Ujar Puspa yang mengundang perhatian yang lain.

"Paan? " Tanya Putri dan ia segera menyimpan ponselnya.

"Jadi, kalian tau kan? Kalo gua pecinta permen kaki... " Ucap Puspa yang dijawab anggukan dari teman-temannya.

"Nahh, kemarin emak gua ngga sengaja liat gua lagi ngemut tuh permen. Terus sampe rumah gua diomelin dehh. Katanya kalo mau permen kaki, suruh aja ambil sirup habis itu balurin ke kaki. Terus gua disuruh emutin, " Lanjut Puspa sambil tertawa terbahak-bahak.

Mendengar penuturan Puspa, mereka semua tertawa. Bahkan Putri dan Senja sampe guling-guling tuhh di tanah. Engga, author bercanda.

"Bwahaha, gokil. Ngakak, astaghfirullah perut gua sakit, hahahaha. " Ucap Putri ditengah tawanya.

"Uhuk.. Uhukk.. YaAllah astaghfirullah, bwahaha ngakak banget emak lo, Pus. " Ucap Senja disela tawanya.

"Hahaha.. Ehh, Nja gua bukan kucing!!" Kesal Puspa

"Ehh maaf, maaf. Hahaha, gimana ini? Cara berhentiin ketawanya? " Ucap Senja ditengah tawanya.

"Tarik nafas, Nja. Istighfar, " Jawab Sekar yang juga masih terbahak.

"Huhh.. Hahh.. Huhh.. Astaghfirullah, cerita lo Us.  Bikin gua ngakak aja, " Ujar Senja setelah tawanya dapat berhenti.

"Us?" Tanya Puspa bingung

"Nama lo, Puspa. Lo ngga mau gua panggil Pus yaudah gua ambil tengahnya aja, jadinya Us. " Jelas Senja dengan santainya.

"Serah dehh. Tapi nggapapa, daripada kayak kucing, " Pasrah Puspa pada akhirnya.

"Ehh, udah jam berapa nih?" Tanya Puspa lagi

"Jam 21:00 pas, " Jawab Putri sambil menunjukkan layar handphone nya.

"Gua pulang ya. Anterin dong," Pinta Puspa memohon.

"Iya, kita anterin kok" Jawab Senja

"Ehh, Put, gua pake sepeda lo ya? " Tanya Puspa lagi.

"Pake aja, " Jawab Putri

"Ngga ditinggal disini aja, Put? Lo kan masih balik lagi nanti, " Ujar Senja dan Putri terlihat sedang berpikir.

"Nggapapa ya, Put. Gua pake, lo kan nanti bisa bawa waktu habis nganter gua, " Ujar Puspa lagi

"Yaudah, bawa aja Pus. Kita bertiga jalan kaki aja, " Final Putri

" Putri!!! Gua bukan kucing yaa!?" Protes Puspa lagi dan lagi.

"Ehh, maap" Jawab Putri cengegesan.

Mereka mengantarkan Puspa sampai didepan halaman rumahnya. Seusai berpamitan, mereka bertiga sempat berhenti disamping rumah Puspa.

"Lha, Put. Lo ngga capek bawa sepeda? Ini nanjak lho pulangnya, " Ujar Sekar kepada Putri.

Putri yang melupakan hal itupun langsung berujar "ehh, iya ya. Berarti gua yang capek dong, gimana sih gua?! " Monolog Putri

"Lha lo-nya aja yang bandel. Tadi gua udah bilang kalo suruh tinggal aja tuh sepeda dirumah. Ehh, lo malah bilang nggapapa. Gua boleh mengumpat ngga sihh? " Kesal Senja

"Apa? " Tanya Putri

"Putri!!! Lo bego banget!! " Umpat Senja

"Iya ya. Kok gua bego banget ya, " Monolog Putri lagi.

"Lo baru sadar kalo lo emang bego. Hadehh, punya temen kok bobrok banget, " Ujar Sekar

"Yaudah sini, biar gua yang bawa sepeda lo. Baikk kan gua, " Ucap Sekar lagi.

"Serius? Oke, makasih Karr," Ucap Putri

Setelah perdebatan tadi, akhirnya Sekar-lah yang membawa sepeda Putri. Sekar sudah berada jauh di depan, meninggalkan Senja dan Putri yang terus berjalan.

Karena rumah Putri berbeda arah dengan Senja dan Sekar maka, setelah tanjakan Sekar segera menggembalik kan sepeda milik Putri.

"Besok jadi ke Malioboro gak? " Tanya Sekar

"Gimana ya? Besok chat aja pastinya, " Jawab Putri yang diangguki Senja.

"Oke, kalo gitu gua pulang dulu ya. Assalamu'alaikum, " Pamit Putri sambil mengayuh sepedanya.

"Waalaikumsalam, ati-ati Mput" Ujar Senja sedikit berteriak

"Yaudah yuk. Kita juga pulang, " Ajak Sekar

Mereka berdua berjalan menuju rumah masing-masing.

"Gua balik dulu ya, Nja" Pamit Sekar yang kini sudah berada di halaman rumahnya.

"Iya, yaudah gua juga mau pulang. Assalamu'alaikum Kar, " Ujar Senja

"Waalaikumsalam"

Rumah Senja dan Sekar hanyalah berbatasan dengan jalan setapak. Rumah mereka memang hanya depan-belakang.

Salam hangat

—Senja