webnovel

Sincere Love

Kisah Cinta yang rumit, anak dari keluarga Pratama yang berbeda jenis kelamin dari saudara lainnya sebut saja namanya Tasya. Ia harus menerima kenyataan bahwa ia benar -benar tidak bisa bersama lagi dengan kekasihnya yang selama ini sangat ia cintai, karena masa lalu kekasihnya yang bejat itu telah terkuak. Meskipun Tasya sangat sangat kecewa tapi ia tidak bisa memungkirinya bahwa ia masih mencintainya. Dan mirisnya lagi setelahi kejadian itu Tasya harus memenuhi perintah dari keluarganya untuk segera menikah dengan calon suami yang telah keluarganya pilihkan. Tasya sangat kaget karena calon suaminya itu orang yang telah merebut taxi yang ia pesan dan pada saat itu ia sangat sangat kesal dan menyumpah serapah pria itu. Dan yang paling mengejutkan ternyata calon suaminya Tasya adalah orang yang dicintainya sejak kecil, dan ia juga merupakan teman dekatnya Roni dan juga Rey abangnya Tasya. Apakah Tasya akan menikah dengan orang yang dicintainya semasa kecil sekaligus orang yang di jodohkan orang tuanya? Ataukah dengan orang yang dicintainya saat ini yang menjadi kekasihnya? Atau mungkin bukan kedua-duanya? Penasarankan sama ceritanya makanya buruan baca jangan lupa vote + coment ya gaes ?.

Agnessa_Amalia · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
8 Chs

Part 7

*•~•~•~•~•~•~•~•*

Selαmαt membαcα

READERS💜

*•~•~•~•~•~•~•~•*

Pagi ini cuaca sangat cerah, burung-burung berterbangan dengan suara merdunya mengelilingi awan biru.

Di halaman belakang rumah terdapat seorang gadis cantik yang tengah bermain ayunan sambil memakai headphone di telinganya.

Gadis itu asyik dengan ayunannya sampai ia tidak menyadari ada orang yang duduk di kursi dekat ayunannya. Lama kelamaan gadis itu memberhentikan ayunannya setelah menyadari ada temannya.

"Sejak kapan lo disini" Tasya membuka headphone di telinganya dan duduk di sebelah Atin.

"Gue dari tadi tahu, lo nya aja yang baru lihat" lirih Atin.

"Salah lo juga sih, harusnya pas lo datang sapa gue kek, bukan malah diem" gerutu Tasya "Tumben lo mau main kesini Tin" lanjutnya.

"Hehe iya juga sih, gue kesini mau ngajak bareng lo ke kampus biar lo aman sama gue nggak telat masuk biar nggak dihukum"

"Emangnya si dosen baru galak banget sampai-sampai lo datang kesini jemput gue"

"Iya nanti lihat aja sendiri, gue kesini cuman kasihan aja sama lo biar nggak di hukum"

"Iya-iya deh..makasih Atinku sayang udah perhatian, btw lo udah sarapan belum?"

"Belum sya gue laper nih..minta makan boleh kan sya" rajuk Atin dengan puppy eyesnya. Tasya ketawa melihat sahabatnya yang sekarang sedang merajuknya seperti anak kecil yang minta makan kepada ibunya.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah menuju dapur dan mereka duduk di meja makan. Kebetulan Tasya belum sarapan jadi ia ikut makan dengan Atin. Sebelum mereka datang sarapan sudah tersedia di meja makan jadi mereka tinggal langsung makan tanpa harus memasak atau menunggu makanan matang.

Setelah mereka makan, Tasya dan Atin berpamitan pergi ke kampus. Mereka berangkat menggunakan motor sport Atin, karena ia sudah mempunyai SIM jadi ia di izinkan kedua orang tuanya menggunakan motor. Jarak dari rumah Tasya ke kampusnya hanya sekitar 20 menit kalau sedang tidak macet di jalan.

Setelah memakirkan motornya, Tasya dan Atin lari-lari kecil ke kelasnya. Saat perjalanan menuju ke kampus di jalan macet karena ada kecelakaan sehingga waktu tempuh sekitar 45 menit. Sekarang mereka telat 2 menit masuk kelasnya, dan hari ini adalah dosen barunya entah apa yang akan dilakukan dosen barunya itu pada mereka berdua. Tapi pas mereka masuk untungnya dosen baru itu belum datang, Tasya dan Atin nampak lega dengan kekhawatirannya akan hukuman yang menimpanya tidak jadi.

Tak lama pintu kelas terbuka seketika semua pandangan orang-orang tertuju pada pintu itu dan dilihat dosen baru mereka sudah datang.

Para lelaki semua tidak berhenti memandangnya, dosen itu sungguh luar biasa cantik. Sedangkan para wanita ada yang memandangnya dengan takjub akan kecantikannya dan ada juga yang memandangnya dengan iri.

"Selamat pagi semua" sapa dosen.

"Pagi"

"Maaf saya terlambat 10 menit"

"Kalian pasti baru lihat saya kan? Saya disini dosen baru menggantikan pak Agus, nama saya Rika Yuniar kalian bisa panggil saya bu Rika"

"Hai bu Rika" kompak.

"Baiklah terlebih dahulu saya akan mengabsen daftar hadir setelah itu kita mulai pembelajarannya"

"Woi kata lo dia galak tapi kayak yang baik, dia cantik ya jauh berbeda dibanding dengan gue mah" bisik pelan Tasya pada Atin. Atin hanya tersenyum dan mengangguk membalasnya.

4 jam sudah pembelajaran berakhir dan kini saatnya pulang.

Orang-orang bersemangat membereskan buku-bukunya ke dalam tas dan bergegas untuk pulang.

Di tempat parkiran motor. Tasya melihat bu Rika pulang di jemput seorang pria yang pernah ia lihat tapi entah dimana. Oh iya gue ingat itu kan si om-om jelek, 'ngapain dia sama bu Rika. Kalau jodoh sih nggak kemana kan mereka cocok juga sama-sama galak. Tapi si om itu bukan galak sih dia itu tahu ah pokoknya maling dasar ihh bikin rusak mood gue' batin Tasya ia menghentakkan kakinya ke lantai dengan kesal.

"Kenapa lo sya, marah-marah nggak jelas"

"Lihat tuh Tin om-om yang sama bu Rika itu!" Tasya menunjuk ke arah pria itu dan berniat pergi menghampiri mereka tapi dihentikan oleh Atin.

"Eh lo mau kesana nyamperin mereka?, belum puas lo di marahin bu Rika" Atin menahan tangan Tasya.

"Gue sih nggak takut sama dia, cuman gue ngga mau kalau gue dikasih nilai jelek, kalau dia bukan dosen gue udah gue hajar tadi tuh cewe"

"Husstt kalau ngomong jangan sembarangan, udah ayo naik"

"Tapi Tin om-om itu-"

"- om om siapa maksudnya"

"Lo itu bikin kesel gue ya...tuh lihat tuh orang yang sama bu Rika masa lo ga lihat sih" kesal Tasya sambil menunjuk ke arah orang yang sedang mereka bicarakan.

"Ah gila kali lo.. Dia masih muda di bilang om-om lihat tuh mukanya cakep bener dahh keren lagi"

"Whatt? Keren..dari mananya...lo merem ya lihatnya?"

"B aja kali...dahh yo ah cabut ntar keburu sore katanya lo mau gue anter ke apart Roni..jadi kaga sih?"

"Uhh serem banget muka lo mirip kuda nill tau"

"Banyak bacott lo jadi apa kagak sih? Cepetan naik gue tinggal nihh"

"Iya-iya bawell banget sihh..santuyy napa"

Setelah itu Tasya segera naik ke motor dan tidak lupa memakai helmnya. Dan mereka bergegas meninggalkan parkiran kampus. Untuk saat ini rencana mereka sebelum pulang ke rumah mereka akan pergi ke apartemen Roni kekasih Tasya dan setelah itu mengunjungi kafe milik Tasya.

*****

Sesampainya di depan gedung apartemen yang Roni tempati, Tasya turun dari motor dan melepas helmnya.

"Tin lo pergi duluan aja ya ke kafenya ntar gue nyusul kesana kok"

"Emang lo berani kesana sendiri ?! ini baru pertama kali lo kesana sendirian, gue temenin aja ya Sya? gue takut terjadi hal yang gak diinginkan"

"Ga usah Tin gue gak papa kok tenang aja gue bisa pergi sendiri"

"Beneran nih lo gapapa?"

"Iya Atin tenang aja kali lagian gak mungkin kan si Roni ngelakuin kekerasan ke gue"

"Tapi Sya gue-"

"-Udah Atin lo tungguin aja di kafe gue gapapa pergi sendiri juga" Tasya memotong pembicaraan Atin.

"Nih helm nya makasih yaa zheyenggku muachh byee tiati ya" Tasya memberikan helm yang di pegangnya kepada Atin dan segera bergegas masuk ke dalam gedung.

"Iya lo juga tiati kalau ada apa-apa telpon gue ya" ucap Atin sebelum Tasya masuk dan sebagai balasannya Tasya hanya tersenyum, dalam hatinya ia begitu beruntung memiliki sahabat seperti Atin yang sangat perhatian kepadanya.

******

Ketika pintu dibuka, Tasya mendapati pemandangan dunia lain di apartemen pacarnya. Bau lembab, asap roko dan alkohol. Apartemen itu benar-benar berantakan. Ia melangkah dengan hati-hati mendekati pacarnya, hati-hati karena ia tidak mau kaki nya terluka terkena pecahan botol-botol bekas minuman keras. Keadaan apartemen ini 89% benar-benar berubah yang tadinya serba rapi wangi dan sekarang sangat kacau.

Beberapa hari yang lalu Tasya mengunjungi apartemen ini

"Roni" Tasya memukul pelan punggung pacarnya yang sedang tidur telengkup di sofa kamar.

"Sayang Kamu kenapa?" ucap Tasya saat melihat Roni terbangun dengan mata sembabnya dan rambut yang acak-acakan wajahnya nampak pucat.

"Aku gak papa sayang, cuman semalam aku gak bisa tidur" Roni mengubah posisi tidur menjadi duduk.

"Maaf sayang semalam aku gak diizinin keluar, maafin aku udah ngecewain kamu" Tasya memeluk erat Roni.

"Iya aku maafin cuman kamu harus dapet hukuman" tegas Roni tapi menahan tawanya.

"Ihh kok gitu sayang, emangnya aku ini murid kamu kalau buat salah harus di hukum, kamu lucu deh sayang"

"Ya udah terserah kamu kalau gak mau di maaf in aku gak maksa"

"Ya udah de iya-iya aku nerima, emang hukumannya apa"

"Ciuman, gimana?" goda Roni.

"APA!!" teriak Tasya kaget. "Kamu bercanda ya?" lanjutnya.

"Biasa aja kalii gitu aja kaget, gimana mau gak?" Roni memegang kedua pipi Tasya dengan tangannya.

"Ya jelas lah gak mau, jangan aneh-aneh deh hukumannya ganti aja hukuman yang lain" Tasya melepaskan kedua tangan Roni di pipinya dengan muka cemberut.

Entah apa yang ada di pikiran Roni tidak biasanya ia bersikap mesum seperti ini atau mungkin Tasya yang terlalu baper menanggapinya mungkin saja Roni hanya bercanda, itu yang sekarang Tasya pikirkan.

"Sayang ayolah mau ya?"

"...."

"Sayang!"

"...."

"Hei kamu marah"

"Gak"

"Oh.....ya udah" Roni hanya ber-O ria, setelah itu suasana menjadi hening dalam beberapa menit, mereka hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya-

Bughhhh....

Tiba-tiba Tasya memukul dada Roni dengan sangat keras hingga Roni terkejut dan akhirnya ia terjatuh di kursi dengan Tasya yang berada di atas tubuhnya.

"Ihhh kamu nyebelin banget sih"

"Nyebelin gimana?"

"Au ah gelap" Tasya akan beranjak berdiri tetapi tangan Roni segera mendekap tubuhnya, sehingga membuat kedua tangan Tasya berada tetap di dada bidang Roni. Kedua mata mereka saling bertatapan satu sama lain,

"Biarkan sebentar seperti ini"

"Tapi Ron-"

"Sstttt hanya sebentar sayang" ucapnya sambil mendekatkan wajah mereka agar semakin dekat dan itu membuat Tasya semakin salah tingkah dibuatnya, ia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Saat ini pipi Tasya begitu merona apalagi saat Roni membisikan sesuatu tepat di telinganya.

"You are so beautiful I Love you so much" ucapannya begitu terdengar sangat tulus, membuat pipi Tasya merona untuk yang kedua kalinya.

Setelah itu, Roni membalikan tubuhnya ia menjadi di atas tubuh Tasya, dan Tasya berada di bawah kungkuhan badan Roni. Perlahan bibir Roni mulai mendekat kearah kening Tasya, belum sempat Roni menciumnya tiba-tiba keadaan di sekitarnya menjadi gelap.

*****

Kasian banget ya si Roni gak jadi nyium keningnya si Tasya😁 gegara mati lampu dah 😂 ... Tunggu kelanjutan ceritanya ya maaf author baru update lagi 😢 bener-bener lagi sibuk banyak banget dah tugas sekolah 😑

Jangan lupa

vote & comen guys 😘

Salam

Agnes Am