Kami tidak lagi bersama dalam satu ruangan. Jose sudah mendahului langkah kami yang kemudian memasuki halaman di balik pintu gerbang. Seperti biasa, Sefana selalu membersihkan tangannya di aliran air mengalir dekat pemompa untuk menyirami tanaman.
Langkahku terhenti sambil memperhatikan tingkahnya. "Kak Sefa pernah punya pembantu atau tukang kebun?"
Sefana mulai menegakkan sedikit tubuhnya, hingga sepenuhnya bediri dengan tegak. "Pernah. Tapi, saya hanya pake orang deket-deket sini aja. Kalo tukang kebun saya cari tetangga, Cha," sambil melirik ke halaman taman, "emangnya kenapa, Cha?"
"Nggak kenapa-napa. Tapi selalu kelihatan rapi banget."
"Saya memang nggak suka diam. Tinggal sendiri bikin bosen aja." Sefana memalingkan pandangannya mengarah wajahku.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com