"Makasih ya. Dan maaf, karena pasti baru sekarang Neng Sheila pacaran sama orang miskin kayak Aa."
Sheila memandang Ilham tak suka. "Kenapa kamu ngomongnya gitu? Aku gak pernah liat dari status sosial kita."
"Hehe ... Iya, Neng. Maafin Aa, ya. Sekarang Neng Sheila istirahat gih."
"Nggak. Aku udah gak ngantuk. Pengen ngobrol-ngobrol aja sama kamu."
"Siap! Aa Ilham siap nemenim Neng Sheila ngobrol."
Sheil terkekeh hingga bahunya bergetar. Kemudian matanya beralih pada papan skateboard yang bersandar di dinding kamarnya.
"Gue kangen maen skateboard," gumam Sheila sebari memanyunkan bibir.
Ilham turut menoleh pada benda yang menjadi objek pandangan gadisnya. "Nanti kalau Neng Sheila udah sembuh, kita main skateboard bareng, ya."
"Oh iya, aku lupa kalau kamu udah bisa main skateboard."
Ilham berdecak dan pura-pura marah pada Sheila. "Masa pacar sendiri di lupain," gumam Ilham sebari memalingkan wajah karena merajuk.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com