Sheila keluar dari dalam kamar ganti dengan gaun kelima yang saat ini melekat di tubuhnya.
Tak jarang gadis itu menghela napas panjang, karena mendapat banyak penolakan dari Ilham.
'Mudah-mudahan Ilham suka' batinnya yang kini sudah berdiri di belakang Ilham.
Ia berdeham pelan. Membuat Ilham segera membalikkan tubuh dan menatap Sheila dari atas hingga bawah.
Tatapannya begitu dalam bahkan hampir tak berkedip. Lelaki itu mendekat pada Sheila.
"Ini caloni istri aku?" ucapnya pelan, mengakibatkan degupan jantung Sheila hampir meledak.
"Am, Mama sama Ibu ke mana?" tanya Sheila mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa nanyain mereka, hm? Calon suami kamu ada di depan."
Sheila menahan napas untuk sekian detik. Wajah Ilham terlalu dekat untuknya, sampai Sheila lupa bagaimana caranya bernapas kembali.
Gadis itu mendorong dada Ilham agar sedikit menjauh. "Mereka udah pulang? Kok nggak bilang sama aku?"
"Karena kamu lagi di dalem. Makanya mereka pulang duluan."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com