Ilham menggaruk kepala gugup. Ia pikir tidak ada yang memperhatikannya. "Eng-enggak, Mbak. Tadi saya lagi liat postingan lucu aja"
"Ah, masa? Saya juga pernah pacaran kali, Pak
Jadi saya tau, senyum orang yang lagi berbunga-bunga, sama senyum yang lagi nonton postingan lucu."
Vianti memberikan ekspresi marah yang langsung terbaca oleh Kiki. Apalagi wanita itu terlihat acuh dan lebih memilih melanjutkan pekerjaannya. Padahal ia tahu, tidak ada yang jauh lebih menarik dibanding tentang Ilham.
"Pak Ilham mending cepet nikah, deh. Supaya bisa ketemu terus tiap hari" sambung Kiki semakin menjadi.
"Iya, Mbak. Saya lagi ngumpulin modalnya dulu" jawab Ilham dengan penuh kejujuran.
"Pak Ilham, desainnya udah selesai dikasih warna. Saya kirim ke email Bapak, ya"
"Boleh, Mbak. Makasih banyak ya" ucap Ilham pada Vianti yang sudah dengan ikhlas membuat desain karyanya menjadi lebih sempurna.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com