webnovel

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
321 Chs

Happy Ending

Dua hari telah berlalu. Sheila masih pergi ke kampus seperti biasanya. Kemarin Ilham memberi kabar, bahwa ia akan kembali malam hari. Jadi Sheila masih memiliki waktu untuk pergi ke kampus.

Gadis itu membawa mobil hari ini. Mobil yang Ilham titipkan di kantor, sudah kembali ke tangannya. Sheila memang sengaja, karena sepulang dari kampus nanti, ia akan menjemput sang kekasih di bandara.

"She, Ilham pulang malam ini?" tanya Nanda.

"Iya. Nanti pulang dari kampus, gue mau langsung ke bandara."

"Kalian nggak ketemu dua hari, lo kangen nggak sama dia?"

Sheila melempar wajah Febi dengan bubuk gorengan. Pertanyaan yang dilontarkan oleh gadis itu terdengar sangat konyol.

"Pasti lah gue kangen. Coba aja lo bayangin, kita nggak ketemu dua hari. Yang biasanya kita ada di rumah yang sama, tapi sekarang gue nggak liat dia."

"Emang ya, kalau orang udah tunangan beda. Mau mereka tinggal satu rumah, satu kamar, pasti nggak ada yang larang," sahut Jessi, iri.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com