RUMAH sepi ketika Sandi sampai. Lelaki itu memarkir mobilnya di depan garase yang terkunci.
Masih jam delapan lewat lima belas menit, tapi kenapa tak terdengar satu kegiatanpun dari dalam rumah yang lampunya menyala terang itu?
Sandi membuka pintu perlahan-lahan. Dia takut membangunkan anak-anak yang mungkin saja sudah tidur lebih awal.
Ruang tamu sepi, ruang tengah juga, meskipun lampu masih menyala. Sandi melongokkan kepala dari jendela nako yang sedikit terbuka. Di dalam garase tak ada mobil yang terpakrir.
Sepertinya Laura membawa anak-anak keluar. Tak apalah, kesempatan itu digunakan Sandi untuk membersihkan diri.
Seharian di kantor dengan berbagai aktivitas, sungguh melelahkan. Bukan itu saja. Kegiatan malamnya yang selalu hangat di rumah Hana, memang menguras banyak energi.
Selesai mandi, Sandi mengenakan t-shirt biru muda kesukaannya dipadu celana kanvas selutut.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com