Dini mencoba untuk mengetuk pintu besi yang sebenarnya tidak terkunci itu. Perlahan, ia pun mendorong dengan perlahan. Diperhatikannya suasana halaman yang sepi, dalam hati berharap agar Mbak Pur muncul atau melintas dari dapur.
Agak lama perempuan itu berdiri menunggu tanpa melangkahkan kaki melewati pintu besi yang telah terbuka. Merasa tidak akan menjumpai Mbak Pur, Dini kemudian berbalik, sembari menutup pintu pembatas itu kembali.
"Mbak Dini ...!" panggil seseorang, yang langsung menahan langkah kakinya.
Perempuan yang telah memakai seragam lengkap itu pun menoleh ke arah sumber suara dengan cepat. Ternyata Mbak Pur muncul dari dalam, tergopoh-gopoh menghampirinya dengan sebuah tote bag berukuran besar di tangan.
"Nyari saya?" tanya Mbak Pur.
"He-em!" sahut Dini, seraya mengangguk.
"Ada apa?" tanya perempuan bertubuh gempal itu, dengan mata yang terlihat lelah.
"Maaf, Mbak. Aku dengar, Ibu--"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com