Bara tersenyum, lalu mematikan ponsel dan menjalankan mobilnya dengan laju yang tidak begitu kencang. Ia sengaja meninggalkan Riki di dalam sel, meskipun sebenarnya ia bisa membebaskannya saat itu juga dengan jaminan. Tetapi ia sengaja tidak melakukannya untuk memberikan efek jera.
Setidaknya, ia memiliki sedikit kebebasan untuk menemui Dini malam ini, tanpa perasaan was-was akan kehadiran anak muda itu di tempat kost Dini yang bisa datang kapan saja. Hak itu sungguh membahayakan bagi kelangsungan hubungan mereka.
Drtth! Drrrtrh!
Ponsel kembali bergetar, membuat pria itu mulai memperlambat laju kendaraan untuk menerima panggilan dari sang istri.
"Kenapa, Ma?"
"Riki ada kasih kabar nggak, ke Papa? Mama coba hubungi dia, tapi ponselnya nggak aktif, Pa. Mama takut ada apa-apa. Perasaanku nggak enak aja dari siang," ujar Sonya, terdengar sangat khawatir dengan keadaan putra semata wayangnya.
"Biarkan saja. Dia bukan anak kecil lagi," jawab Bara datar.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com