Moariana yang masih berumur 13 tahun itu berjalan jauh entah kemana. Dirinya juga bingung ingin pergi kemana. Siapa yang mau menampung anak dari seorang Mafia yang telah gugur itu? Bahkan dia seperti hama di mata orang-orang.
Membawa tas ransel dan berbekal membawa uang tabungannya yang di simpan oleh papa nya, ia fikir cukup untuk menyewa rumah namun ternyata masih kurang. Semakin lama ia berjalan, semakin tidak enak firasat nya.
Ia berjalan semakin cepat kala ia mendengar suara langkah kaki yang begitu banyak seperti, mengikutinya. Moa bisa bela diri dan menggunakan senjata. Namun, ia hanya membawa pistol Laras pendek, dan belati juga, ia tidak ingin membuang tenaga untuk melawan mereka.
"Cepat kejar anak kecil itu!" Teriak dari salah satu pria itu. Moa semakin berjalan kencang, dan mulai berlari. Ia mencari tempat persembunyian yang pas namun ia malah terjebak. Tidak ada jalan lain di sini.
"Hei anak manis, ayo ikut kami. Kita bersenang-senang malam ini hahaha." Ucap pria gendut itu. Moa melepas ransel nya dan menatap 3 pria itu dengan tatapan datar.
"Apa kalian akan mengeroyok ku? Kalian bertiga, pria dewasa namun mengeroyok anak kecil yang berusia 13 tahun yang sebenarnya belum ilegal. Apa otak kalian di dengkul?" Tanya Moa santai membuat ketiga pria itu marah.
"Heh bocah! Kamu terlalu meremehkan kami ya? Asal kamu tau ya, kami ini pembunuh bayaran dan kami di bayar oleh Evangelia Caprionis untuk membunuhmu." Ucap pria yang sedikit tinggi membuat Moa meradang dan mengambil belati yang selalu ada di saku celananya.
"Kalian ingin membunuhku? Apa kalian tidak tau aku? Aku anak dari Aksandra Valentino Caprionis, putri semata wayangnya. Kalian di utus oleh wanita itu yang notabe nya ibu sambung ku, agar aku lenyap dan dia bisa menguasai harta milik papa ku." Ucap Moa sambil memainkan belatinya membuat 3 pria itu terkejut.
"Bagaimana dia bisa tau rencana wanita itu? Bahkan wanita itu hanya menyuruh kami untuk membunuh anak kecil ini." Yaa begitulah isi dari fikiran 3 pria itu.
~Flashback ON~
Ketiga pria itu datang di kediaman Eva dan di sambut oleh beberapa pelayan di sana. Mereka melihat wanita paruh baya yang tengah duduk di ruang tamu.
"Apa kalian adalah pembunuh bayaran yang saya sewa?" Tanya Eva penuh selidik.
"Benar nyonya. Kami adalah pembunuh bayaran tersebut." Ucap pria tinggi selaku leader. Eva langsung memberikan foto Moa kepada mereka.
"Namanya Valenlybert Moariana Caprionis tapi dia sudah melepas marga ku dari namanya. Dia masih berusia 13 tahun dan aku ingin kalian melenyapkan gadis itu. Aku akan memberi kalian bonus untuk kerja kalian nanti." Ucap Eva dengan senyum smirknya.
"Baik nyonya akan kami lenyapkan gadis ini." Ucap pria tinggi tersebut.
~Flashback Off~
Pria tinggi itu langsung berjalan ke arah Moa dan langsung melayangkan pukulan nya yang bisa di tangkis oleh Moa. Pria gendut langsung melakukan tendangan yang membuat Moa menghindar seketika. Pria jakung itu tak tinggal diam, ia langsung menusuk bahu Moa secara tiba-tiba. Sontak membuat Moa berlari menjauh dengan membawa tas ransel nya dan meletakkan tas itu di punggungnya.
"Ayo, kejar bocah itu!" Ucap pria gendut itu yang langsung di ikuti oleh kedua teman nya.
Aksi kejar-kejaran pun tak di hindarkan. Moa mencabut pisau itu dan langsung membuang nya ke salah satu mobil yang berhenti di lampu merah. Ketiga pria itu masih mengejar Moa hingga Moa merasakan tenaganya sedikit demi sedikit melemah. Pria tinggi itu langsung membawa Moa pergi di sebuah gang sempit.
Mereka tidak tau, jika ada yang mengikuti mereka sejak pisau itu terlempar ke arah mobilnya. Arzeino nan Fahlevi dan Yashpal Kayan Adiwarna Nebula. Dua orang itu tadinya hendak pulang setelah menjemput Fransisca Yovie Nebula selaku istri Zeino dan ibu Yashpal. Back to Story
Mereka masih mengikuti Moa dan ketiga pria itu hingga di gang sempit. Zeino dan Yashpal melihat bagaimana Moa di hajar habis-habisan oleh ketiga pria itu. Fransisca dengan sigap langsung menelfon polisi setempat, dan memberi kode terhadap Zeino dan Yashpal. Sedangkan Zeino dan Yashpal yang menerima kode tersebut, langsung menghampiri ketiga pria itu.
"Hei apa kalian tidak malu? Mengeroyok anak di bawah umur bahkan seorang perempuan. Astaga jika aku jadi kalian, aku sudah melukai wajahku dengan cutter." Ucap Yashpal sembari berjalan ke arah mereka bersama Zeino.
"Apa urusan kalian ha? Jangan ikut campur urusan orang lain sialan!" Ucap pria gendut itu yang membuat Zeino terkekeh geli.
"Pft kkkk hei tuan-tuan apakah kalian tidak berusaha pergi? Kami bisa saja membawa kalian pergi ke neraka dengan cepat." Ucap Zeino sembari menyeringai.
"Udah, langsung serang saja mereka berdua. Hama menjijikkan." Ucap pria jakung itu.
Perkelahian pun tak di hindarkan antara kubu Zeino dan kubu pembunuh bayaran tersebut. Tak lama polisi datang dan hal itu membuat konsentrasi para pembunuh bayaran tersebut pecah seketika.
Tidak menyia-nyiakan waktu, Yashpal langsung menghajar telak ketiga pria tersebut. Polisi mulai mendekati mereka dan meringkus 3 pria tersebut di ikuti Fransisca. Yashpal langsung mendekati Moa yang berusaha menutup luka tusuk nya.
"Are you okay? Kita ke rumah sakit sekarang." Ucap Yashpal sembari menggendong Moa ala Bridal style.
"Terimakasih dan maaf sudah merepotkan Anda tuan muda." Ucap Moa dengan nada lemas karena kehilangan banyak darah. Bahkan, darah nya sudah menyebar di baju Yashpal.
Mereka bertiga langsung pergi ke rumah sakit terdekat untuk segera memberi pertolongan untuk Moa, gadis kecil yang sekarang pingsan karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
At AdventHealth Orlando - Florida 23.17
Yashpal langsung turun begitu saja tanpa menunggu Zeino dan Fransisca yang sedang memarkirkan mobil. Ia memasuki rumah sakit dengan tergesa-gesa.
"DOKTER! SUSTER! DOKTER TOLONG ADIK SAYA! DOCTOR PLEASE! PLEASE, HELP MY SISTER!" Teriak Yashpal membuat seluruh perawat datang membawa bankar.
Yashpal langsung meletakkan Moa di bankar dan kebetulan Zeino dan Fransisca datang. Mereka mengikuti bankar Moa hingga di depan ruang UGD, karena suster langsung menahan Yashpal untuk masuk.
"Maaf tuan, anda tidak boleh masuk." Ucap suster sembari menahan Yashpal.
"Tapi sus, dia adik saya sus! Suster!" Teriak Yashpal ketika suster masuk dan menutup pintu UGD.
"Son, tenangkan dirimu oke? Daddy yakin dia baik-baik saja." Ucap Zeino yang di angguki oleh Fransisca. Ia meminta tolong tangan kanan nya, untuk mencari tau sosok Moa yang sebenarnya.
"Tenanglah sayang, oke? Mom tau dia anak yang kuat." Ucap Fransisca.
Tiba-tiba dokter dan suster keluar UGD dengan langkah tergesa-gesa membuat Keluarga Fahlevi itu bingung. Lalu dokter kembali ke arah keluarga Yashpal.
"Ada apa dok? Apa terjadi sesuatu?" Tanya Zeino menatap dokter yang sedikit gugup.
"Apakah di antara kalian ada yang memiliki golongan darah AB+? Karena pasien kritis akibat kekurangan darah dan saat ini, stok persediaan darah AB+ sedang kosong." Ucap dokter lalu suster langsung menatap sang dokter.
"Dok, pihak palang merah sedang perjalanan kemari membawa darah AB+." Ucap suster.
"Baiklah. Kami permisi dulu." Ucap dokter yang langsung masuk diikuti suster.
"Selamat kan dia dok." Ucap Yashpal dan Fransisca.
Zeino sedikit termenung dan merasakan notifikasi handphone nya. Ia membuka sebuah email masuk, dan sedikit tercengang dengan apa yang dia baca. Zeino menghembuskan nafas perlahan dan menatap pintu UGD itu dengan nanar.
"Aksa, maaf karena aku terlambat menyelamatkan anak mu dari wanita iblis itu. Aku akan merawatnya seperti aku merawat anakku sendiri." Ucap Zeino dalam hati.
Tak lama, dokter keluar dan mengabarkan bahwa Moa sudah siuman namun harus di awasi dengan extra karena luka jahitnya. Yashpal dan Francisca langsung berebut untuk masuk. Mereka bisa lihat, Moa terbaring lemah dan sedang tersenyum pucat disana.
"Bagaimana? Ada yang sakit? Jika iya, katakan sebelah mana?" Tanya Yashpal yang langsung di jawab gelengan pelan oleh Moa.
"Tidak ada tuan muda. Terimakasih sudah menyelamatkan ku dan maaf karena aku, baju mu bersimbah darah seperti itu." Ucap Moa yang di Balas gelengan dari Yashpal. Zeino mendekati Moa dan mengusap kepala Moa lembut.
"Mulai sekarang, kamu anak saya. Lelaki itu adalah Yashpal Adiwarna Nebula, dia adalah kakak mu. Wanita itu adalah Fransisca Yovie nebula, dia adalah ibumu. Dan saya adalah Arzeino nan Fahlevi, saya adalah ayahmu sekarang. Nama mu adalah Valenlybert Moariana Nebula Fahlevi, anak perempuan keluarga Fahlevi." Ucap Zeino membuat Moa menitihkan air mata.
"Adik Abang nggak boleh sedih dan menangis oke?" Ucap Yashpal yang langsung di timpali oleh Fransisca.
"Abang mu benar sayang. Anak mommy yang cantik ini tidak boleh sedih ya? Harus tersenyum." Ucap Fransisca yang di balas anggukan oleh Moa.
"Iya Abang, Mommy, daddy. Aku akan selalu tersenyum. Terimakasih sudah menerima ku setelah aku di usir oleh ibu tiriku." Ucap Moa yang langsung di peluk Fransisca.