Marucci mengetok pintu kamar Gianna sebelum akhirnya pria itu membuka pintu. Dilihatnya sang Nyonya yang sedang duduk bersimpuh dan terisak menangis. Dengan sigap, pria setengah Itali itu membantu Gianna berdiri, mendudukannya di pinggiran ranjang, dan kemudian menawarkan sapu tangan miliknya.
Gianna menerima sapu tangan itu dan mengelap air matanya, "seharusnya aku tidak melibatkan hatiku, maafkan aku Marucci."
"Saya mengerti apa yang anda rasakan, Nyonya. Menangis bukan pertanda anda lemah." Jawab Marucci tegas.
Gianna meremas sapu tangan itu, "jika wanita itu bukan satu darah keturunan dengan keluargaku, aku bisa saja menyuruhmu untuk menebas lehernya di depanku."
Marucci mulai menanggapi, "jangan gegabah, Nyonya. Keputusan yang dilandasi dengan rasa emosional, hanya akan membawa dampak buruk. Nona Angela adalah wanita yang cerdas, ia telah melalui banyak hal buruk dalam hidupnya, bisa saja beliau mencium niat anda."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com