webnovel

Percobaan Pemerkosaan Massal

Editor: Wave Literature

Mengenai Feng Gang selalu mengejar-ngejar Gu Xiaoran, Nyonya Feng sebenarnya sudah mengetahuinya sejak dulu. Namun jika kali ini putranya itu sampai menindas gadis itu, entah bagaimana dia mau menyelamatkan putranya. Sehingga mau tidak mau dia menekan gadis itu demi menyelamatkan putranya.

Mendengar tentang akan dilakukannya penyelidikan pada kasus putranya, Nyonya Feng mulai merasa cemas. Dia terlihat menoleh ke arah putranya dan berharap bahwa perempuan jalang itulah yang terlebih dahulu menggodanya. Namun ketika melihat ekspresi wajah Feng Gang yang terlihat pucat dan ketakutan, pupus sudah harapannya.

Hasil penyelidikan dan pengecekkan CCTV akan segera keluar sebentar lagi. Wajah setiap orang yang berada di ruangan tersebut terlihat suram dan cemas. Mo Qing yang berdiri dengan santai, melirik Lin Yizhi yang berada di sebelahnya. Seolah mengerti apa maksud lirikan mata atasannya itu, asisten tersebut perlahan keluar dari ruangan tersebut.

Sedangkan Gu Xiaoran masih saja menundukkan kepalanya serendah mungkin. Dia sedang tidak ingin Mo Qing melihatnya berada di dalam keadaan yang memalukan seperti ini.

Setelah beberapa saat, akhirnya Mo Qing melihat para preman sekolah tersebut dibawa keluar bersamaan dengan Feng Gang yang berjalan tertatih-tatih menahan sakit. Dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Gu Xiaoran. Gadis itu bukannya segera merapikan dan menenangkan dirinya, malah terlihat sibuk memungut kotak makan siang dari kayu yang tergeletak di lantai. Diambilnya kotak itu dan menyekanya hingga bersih, lalu dia memeluknya di depan dada dengan kedua tangannya erat-erat. Melihat hal itu, hatinya terasa perih rasanya. Benar-benar gadis ini! Batinnya.

Tidak tahan melihat Gu Xiaoran yang terlihat begitu menyedihkan, Mo Qing mengambil ponselnya dan terlihat berusaha menghubungi seseorang. Wajahnya terlihat serius dan tegas, dia lalu berkata, "Pengacara Wang, bantu aku untuk menangani kasus percobaan pemerkosaan mass…"

Belum sempat Mo Qing menyelesaikan ucapannya, ibu Feng Gang terlihat memotong ucapannya. "Apa yang kamu maksud dengan percobaan pemerkosaan massal? Kejadian hari ini kan hanya merupakan lelucon anak-anak saja. Untuk apa sampai dibawa ke pengadilan segala! Apa itu tidak terlalu berlebihan?" ujarnya dengan nada suara yang tidak dapat menyembunyikan kecemasannya.

"Apakah ini termasuk percobaan pemerkosaan atau bukan, hal itu terserah pada hakim. Jika Anda memiliki sesuatu keberatan atau semacamnya, Anda dapat menghubungi pengacara saya saja," jawab Mo Qing dengan datar.

"Bukannya tadi ada yang ingin membawa kasus ini ke pengadilan?" sindir Lin Yizhi yang baru saja kembali masuk ke ruangan.

Nyonya Feng kini hanya dapat menutup mulutnya tanpa mampu membalas perkataan kedua pria tampan tersebut. Tiba-tiba terlintas di pikirannya akan kepala sekolah yang menyebut pria tinggi tersebut dengan sebutan 'Tuan Muda Mo'. Memangnya siapa sih orang ini? Gumamnya bertanya-tanya di dalam hati. 

Benak Nyonya Feng mulai melayang kemana-mana. Tiba-tiba dia teringat, pemegang saham terbesar sekolah ini adalah Imperial Group. Dan bos besar dari Imperial Group adalah orang bermarga Mo. Menyadari akan hal itu, wajah dia pun menjadi pucat seketika.

Mo Qing melayangkan pandangannya ke arah beberapa pemimpin sekolah yang berada di ruangan itu. "Kalian bahkan tidak tahu akan apa yang sebenarnya telah terjadi. Bukannya menyelidikinya terlebih dahulu, malah menuduh orang seenaknya saja. Dan bisa-bisanya membuat keputusan untuk mengeluarkan seorang siswa secara sepihak begitu. Benar-benar keterlaluan," cecarnya dengan ketus.

"Sa… Saya... Ka… Kami..." Terdengar beberapa orang berusaha membela dirinya masing-masing.

Namun sudah terlebih dahulu dipotong oleh Mo Qing, "Sudah, tidak perlu dijelaskan. Orang-orang seperti kalian tidak pantas menjadi guru. Kalian dipecat. Dan untuk yang lainnya, akan diurus sebagaimana seharusnya. Selain itu, sekolah juga wajib membuat permintaan maaf secara terbuka bagi Gu Xiaoran."

Mendengar hal itu, Kepala Sekolah dengan cepat mengangguk dan berkata, "Baik. Sudah seharusnya seperti itu." Dia mengucapkannya sambil berkeringat dingin pada sekujur tubuhnya.

Para petinggi-petinggi dan guru wali kelasnya seketika itu juga tertegun dengan wajah memucat.

Tiba-tiba, ponsel Nyonya Feng berbunyi. "Ada apa?" ucapnya menjawab panggilan telepon tersebut.

"Tiba-tiba ada seseorang yang mengunggah posting mengenai makanan yang diproduksi oleh Hongda menggunakan bahan kimia berbahaya untuk menekan biaya pokok produksi. Ditambah lagi, ada seseorang yang memposting bukti penggelapan pajak perusahaan. Para pembeli telah mengembalikan barang dan meminta kompensasi. Karena hal-hal itu, saham Hongda turun drastis dan semuanya menjadi di luar kendali," tutur suara dari seberang telepon yang terdengar sangat panik. 

Mendengar laporan tersebut, Nyonya Feng bagaikan disambar petir di siang bolong. Dia sungguh-sungguh terkejut dan membatu.

Sedangkan asisten kepala sekolah terlihat muncul di pintu dengan wajah yang sangat panik, lalu berkata dengan terburu-buru, "Kepala Sekolah, bisakah Anda keluar sebentar? Ada yang penting yang harus saya sampaikan."

Melihat sikap asistennya yang terlihat sangat panik tersebut, Kepala Sekolah berjalan ke arah pintu dan bertanya, "Ada apa?"

"Hongda menjual semua saham di sekolah kita barusan ini," bisiknya dengan takut.

"A... Apa?!" jerit Kepala Sekolah karena terkejut. "Siapa yang membelinya?" tanyanya dengan berbisik.

"Imperial Group," jawab asistennya dengan singkat.

Mendengar hal itu, Kepala Sekolah sontak menoleh dan menatap pemuda yang sedang berdiri di tengah-tengah ruangannya itu.

Sejak lama, Wakil Kepala Sekolah merupakan salah satu kerabat dari keluarga Feng. Setiap kali sang Kepala Sekolah menegur wakilnya itu, ada sedikit perasaan khawatir pada dirinya. Namun saat ini keluarga Feng bukan lagi pemegang saham terbesar, melainkan Mo Qing. Itu artinya, saat ini harus berhadapan dengan orang-orang ini, seharusnya tidak akan ada masalah sama sekali.

"Sekolah kami akan membuat pengumuman besok. Pihak sekolah akan segera melakukan permintaan maaf secara terbuka pada Gu Xiaoran," kata Kepala Sekolah sambil menatap Mo Qing.

Gu Xiaoran yang mendengar hal itu, cepat-cepat menengadahkan kepalanya dan memandang Kepala Sekolah, lalu berkata dengan pelan, "Saya tidak sempat mengikuti ujian hari ini. Saat ini ujian pasti telah selesai."