webnovel

Selingkuh Romantic Gay

Ketika Ia hanya ingin berhubungan dengan satu orang. Ia mencoba untuk tetap menahan dan tetap bertahan meskipun berbagai macam godaan yang membuat gejolak birah*nya bangkit menghampirinya.

BintangGay · LGBT+
Peringkat tidak cukup
20 Chs

RG 15

KLIK!! "Sayang, nanti kamu nyusul ya?" Dimas berkata sambil berjalan memasuki Apartemennya Om Bimo.

"Oke sayang.." Jawab Nizar sambil berjalan ke arah toilet.

Seorang laki-laki berbadan kekar dan berbulu tengah terlentang ke atas dengan kedua kakinya yang di tekuk di atas Double Bed yang di balut Sprei Fitted berwarna Putih.

Terlihat terbengkalai dan berserakan selimut beserta dengan seluruh pakaiannya di atas lantai. Pria bertubuh kekar berbulu itu menghentakkan batang hitamnya ke atas dan kebawah.

Cairan asin di sekujur tubuh Pria berbadan kekar dan berbulu itu terlihat mengucur di sekujur tubuhnya, terlihat mengkilap dan jatuh menetes dari bulu-bulu di sekujur tubuhnya.

Batang hitamnya terlihat sangat keras, besar dan lumayan panjang, sedang menempel lengket dan tersedot dengan kedua bolanya yang terlihat kencang, bulu-bulu keriting mengantung dan bulu-bulu di belahan bongkahan bawah batang hitamnya lumayan lebat. Terlihat sangat sexy.

"Enak gak sayang?" Tanya Pria berbadan kekar berbulu itu sambil menghentakkan tubuh kekarnya ke atas dan ke bawah dengan posisi kedua tangan kekarnya menekuk ke arah kepala.

"Enak papa, terus papa.."

"Argh!! Ahh, ahh, ahh.." Desahan dan erangan seseorang yang sedang berada di atasnya terkena kejutan hentakkan demi hentakkan yang di buat oleh Pria bertubuh kekar dan berbulu itu.

Pria berbadan kekar berbulu itu, memelankan hentakkan naik turunnya dan terlihat sangat menikmatinya dengan satu tangannya memeluk tubuh langsingnya. Pria berbadan kekar itu melum*t dan memasukkan lidah ularnya ke dalam rongga lidah ular seseorang yang berada di atasnya.

"Ahh, ahh, ahh.. terus papa.." Desahan dengan nada suara berkumur seseorang itu terkena kejutan hentakan yang di buat Pria berbadan kekar berbulu itu.

PLAK! PLAK! PLAK! Tubuh langsing itu terpontang-panting naik turun mengikuti hentakkan pria berbadan kekar berbulu itu.

"Mmmmmuahh.. Ahh, ahh, ahh.." Kedua tangan berbadan langsing itu duduk dengan kedua tangannya memegang puti*ng dada pria berbadan kekar berbulu itu.

Pria berbadan kekar berbulu itu menghentakkan naik turun dengan santai sambil sesekali membuat kejutan demi kejutan hingga rudalnya masuk semua memenuhi goa gelap.

"Ahh, ahh, ahh.. Terus sayang, enak sayang.." Desahan erangan seseorang yang terkena hentakkan dan kejutan yang di buat Pria kekar berbulu itu.

"Gila, ukurannya lumayan gede. Rudal itu siap meluncurkan memasuki ke dalam goa untuk menghancur leburkan larvanya, cairan asin yang menetes dan mengucur di sekujur tubuh kekarnya hingga di bulu-bulu yang berada di belahan bongkahan di bawah kedua bolanya, terlihat begitu mengkilap dan seksi sekali dengan rudalnya yang menempel lengket di jepit goa hitam itu." Nizar terdiam, terkekeh, terkagum dan terkecoh melihat pemandangan indah yang berada di depan matanya.

"Sayang.." Seru Dimas dari ruangan Televisi memanggil kekasihnya.

BRAG!!! Pria berbadan kekar berbulu itu menatap ke arah pintu yang di tutup oleh Nizar.

"Iya sayang aku datang.." Ucap Nizar sambil berjalan ke arah kekasihnya.

"Ukurannya sih lebih gedean rudalnya kesayangan aku. Tapi kalau rumput-rumput hitam yang berada di sekitar rudal dan kedua bola-nya, lebih tebal punya dia."

"Ah, kenapa gw malah mikirin kepunyaan itu Om-om siih. Om Bimo juga, lagi kumpul kebo malah gak di tutup rapat pintu kamarnya. Sengaja kali biar kita berdua melihat."

"Tapi kalau di fikir-fikir, kesayangan aku sih sudah biasa melihat pemandangan yang kayak begituan, bahkan bermain kayak gitu."

"Duh, kepala gw koq mendadak pusing gini sih? Gara-gara Om Bimo ini. Otakku jadi Fiktor gini. Gak Om nya, gak keponakannya sama-sama lia*, hot dan teledor."

Dimas terlihat sedang duduk memakai mantelnya di Sofa yang berada di ruangan Televisi sambil memainkan Laptopnya.

"Haaah.." Nizar menghembuskan nafasnya sambil mendaratkan bokongnya di Sofa, di sebelah kanannya Dimas yang sedang mengetik dengan tangan kirinya yang memegang Pah*nya Dimas.

DENGAL!!! Seketika bawahnya Dimas meronta dan nongol kepalanya dari mantelnya.

"Sayang, Om kamu itu loh sembarangan aja." Ucap Nizar sambil kepalanya menyender di bahunya Dimas dengan tangan kirinya yang menggosok lembut pah*nya Dimas.

"Kenapa emangnya Dedek?" Ucap Dimas sambil mengetik.

"Itu loh sayang, tadi aku liat dia lagi main kuda-kudaan." Ucap Nizar.

"Hahaha, sabar ya Dedek? Kamu udah gak sabar ya?" Ucap Dimas.

"Aduh, salah ngomong aku. Lupa kalau Om sama keponakannya ini sama-sama teledornya. Udah ah, aku ganti baju dulu." Ucap Nizar sambil beranjak berdiri.

"Yang?" Dimas meraih tangan kirinya Nizar yang hendak berdiri. Dimas menempelkan tangannya Nizar ke rudalnya. Dimas mendekatkan bibirnya. Kedua saling membuka mulut dan mengeluarkan lidahnya.

"Slurp! Mmmmm... ah.."

"Udah ah, kamu kerja dulu. Selamat bekerja ya sayang. Mmmmuach.." Ucap Nizar sambil mendirikan badannya.

"Sayang?" Ucap Dimas.

"Hmm.. Apa lagi?"

"Tangung jawab.."

"Tanggung jawab apaan?"

"Ini?" Ucap Dimas sambil menatap ke bawahnya yang sedang berdiri tegak.

"Oh mau ya?"

"Ho'oh.." Ucap Dimas sambil menganggukkan kepalanya.

PLAKKK!!!

"Argh!!.." Dimas merasa mules anunya di tepak oleh Nizar.

"Dadaah sayang.. Selamat bekerja ya sayang.." Ucap Nizar sambil memasuki ke dalam kamar.

Dimas melanjutkan kembali mengetiknya. Sementara kekasihnya masuk ke dalam kamar. Kini Nizar sedang rebahan tengkurab sambil memeluk bantal menggunakan mantelnya saja.

Tak! Tak! Nizar mengetukkan jari telunjuknya ke lemari kecil.

"Sedih banget aku, besok kekasihku sudah pergi lagi.." Ucap Nizar sambil tetap memeluk bantal.

"Biar gak stres, aku telpon Novi ah. Mudah-mudahan aja dia belum tidur."

***

TUUUT..

"Hmm.." Suara Novi terdengar seperti sudah tertidur.

"Udah tidur lu ya beib?" Ucap Nizar.

"Udah.. Ada apaan emangnya beib?" Ucap Novi sambil duduk diatas kasurnya dan juga sambil mengikat rambutnya.

"Gak apa-apa. Gw lagi boring. Abang gw masih maenan laptopnya."

"Ooooh.. kirain lagi ngerem lu berdua?" Ucap Novi.

"Pengennya sih gitu beib. Ah, tujuan gw nelpon lu kan biar gw gak pusing mikirin itu. Malah di ingetin lagi lu ah." Ucap Nizar.

"Kenapa emangnya?" Ucap Novi.

"Ada deh, tar kalo gw cerita. Lu penasaran lagi. Kalo udah penasaran, nanti semakin penasaran. Kalo udah sangat penasaran pasti lu akan mencobanya. Bener kan bener?" Ucap Nizar meledek Novi.

"Ya enggak mungkinlah." Ucap Novi.

"Gak mungkin, gak mungkin. Udah ganti topik aja. Jangan yang menjurus kesitu beib." Ucap Nizar.

"Beib, besokkan abang gw berangkat ya? Gw kan sendiri tuh. Nanti kalo bisa, lu sama Apri nginep temenin gw ya beib? Please?" Ucap Nizar.

"Boleh.." Ucap Novi.

"Eh jangan deh beib jangan.." Ucap Nizar.

"Kenapa lagi?" Ucap Novi.

"Gw lupa kalo di kamar gw di pasang CCTV sama si Abang." Ucap Nizar.

"Gini aja deh beib, kita jalan-jalan aja besok. Nongkrong cantik seperti biasanya. Lu gak minta ke Emak buat ganti jadwal liburkan? Liburnya masih tetep sama kayak gw kan?" Ucap Nizar.

"Iya, gw belum minta ganti koq beib." Ucap Novi.

"Oh jadi ada rencana mau ganti jadwal libur donk Vi?"

"Ya, tergantung beib." Ucap Novi.

"Oh gw tau. Tergantung karena cinta lu masih di gantung sama kekasih baru lu itu ya? Kekekk.." Ucap Nizar sambil tertawa dengan nada suara berbisik.

"Sialan lu beib." Ucap Novi.

TOK! TOK!

"Sayang.." Dimas mengetuk pintu kamar yang di kunci oleh Nizar.

"Eh, udah dulu ya beib? Abang gw udah selesai kayaknya." Ucap Nizar kepada Novi di Telepon.

"Oke, bye.." Ucap Novi.

Telepon telah di tutup.