webnovel

SEJATINYA CINTA

Cinta dalam ikatan yang suci jauh lebih baik

Athiyah_Karim_8512 · Fantasi
Peringkat tidak cukup
2 Chs

PERAWAT-PERAWAT CANTIK

Menjadi Perawat, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah untuk dilakukan, begitu besar perjuangan dan pengeorbanannya, pekerjaan yang tak boleh mengenal kata lelah, Jam tugas yang tak menentu, dibagi menjadi tiga bagian, shift pagi mulai pukul 07.00 sampai puku 14.00 WIB, shift sore dari pukul 14.00 sampai pukul 21.00 WIB, dan shift malam dari pukul 21.00 hingga pukul 07.00 pagi, begitulah seterusnya setiap hari.

Tak ada libur bagi mereka, jika pekerjaan lain masih bisa menikmati hari libur bersama keluarga tercinta, ketika angka-angka dikalender telah berwarna merah, tidak bagi para Perawat, bergantian mereka bertugas menjaga para pasien di rumah sakit, memberi pelayanan terbaik, bahkan ketika Hari raya sekalipun.

Bukan suatu hal yang mudah bagi mereka, belum lagi resiko tertular penyakit adalah resiko tertinggi bagi kesehatan mereka sendiri, bau alkohol dan obat-obatan menyatu dengan tubuh mereka, namun entah mengapa hingga kini begitu banyak orang yang mencibir pekerjaan para perawat, tak sadarkah mereka jika suatu saat mereka sakit dan harus dirawat inap dirumah sakit, mampukah mereka terbaring lemah tanpa ada pemeriksaan, dan perawatan dari mereka para perawat, miris sekali, jasa mereka seakan tak berharga sedikitpun, namun para tenaga medis itu selalu yakin,

Penghargaan Allah pasti jauh lebih baik dari segalanya, jika sudah demikian maka hilanglah segala penat.

Tak terasa waktu terus berjalan begitu cepat, genap satu bulan sudah Dina dan kawan-kawan bertugas di RS. Asy-Syifa', persahabatan Dina dan Latifah kian erat setelah sekian lama terputus oleh ruang, jarak, dan waktu.

Latifah adalah seorang wanita berusia 25 tahun, ia telah lama bertugas di rumah sakit Asy-Syifa', ia adalah istri dari dr. Danil Nugroho salah satu dokter spesialis Jantung di RS. Asy - Syifa', dari pernikahannya dengan Danil mereka telah dikarunia seorang putra yang baru berusia 3 tahun.

dr. Danil adalah sahabat karib dr. Fahmi, keakraban mereka terikat sejak masih sama-sama duduk dibangku kuliah di UI Jakarta.

Latifah tak pernah segan berbagi ilmu dan pengalamannya kepada Dina serta kawan-kawannya. Tak hanya berbagi soal pekerjaan, mereka pun kerab sharing terkait hal-hal pribadi.

"Jangan sungkan-sungkan kalau mau sharing sama aku, apalagi kalau ada kesulitan-kesulitan, Insya' Allah selagi aku bisa pasti aku bantu " , ujar Latifah.

" Iya Mbak ." jawab Dina dengan senyum manisnya.

" Gimana ? Seneng nggak tugas disini ? " tanya Latifah lagi.

" Iya Mbak seneng banget " jawab Dina.

" Eh iya ngomong-ngomong kamu udah punya calon belum ? " Selidik Latifah.

Dina mengangkat kedua alisnya ia tak memahami pertanyaan Latifah.

" Calon ? calon apa Mbak ? " tanya Dina tak mengerti.

" Ya calon suami lah Din, atau mungkin Pacar gitu ? "

" Owh ... Itu, belum, nggak ada "

" Masak sih gadis secantik kamu gak ada kekasih gitu ? "

" Nggak ada Mbak " Jawab Dina meyakinkan.

" Yang naksir Dina udah antri Mbak, tapi ditolak semua " sambung Sandra sembari tertawa.

" Oh gitu ya ? wah kamu masih sama seperti yang dulu ya ? gak berubah sedikitpun" komentar Latifah.

" Emang mau berubah jadi apa Mbak ? Power Rangers atau Satria baja hitam ? " canda Dina.

" Ih... Kamu " ujar Latifah tertawa seraya mencolek hidung Dina.

Dina pun tertawa.

" Mbak ingat dipesantren dulu banyak yang naksir kamu termasuk ustadz-ustadz eh pada patah hati semua karena ditolak " kenang Latifah.

" Ya kalau cuma naksir- naksir doang kagak berani melamar buat apa juga coba ? " jawab Dina .

" Iya yah bener juga kamu "

" Tapi kenapa sih kamu nggak coba terima salah satu dari mereka siapa tau mereka ada yang mau dari serius Din ? "

" Nggak ah males Mbak, lha mereka naksir ya cuma buat seneng-seneng aja, belum tentu serius, lagipula soal pasangan hidup Dina udah memasrahkan semua pada Ayah dan Ibu " ungkap Dina.

" Hmmm... Gitu ya " komentar Latifah sembari manggut-manggut.

Adzan Dzuhur telah berkumandang, Dina dan rekan-rekannya bergegas menuju mushollah yang berada disamping rumah sakit, selesai melaksanakan sholat Dina dan rekan-rekannya duduk-duduk santai menikmati pemandangan dihalaman depan mushollah, terdapat taman bunga yang indah, gemericik air mancur ditengah kolam ikan didepan teras mushollah menambah suasana kian sejuk, pohon Flamboyan besar berdiri kokoh disamping mushollah.

Tiba-tiba muncullah sosok pria yang menjabat sebagai kepala rumah sakit Asy-Syifa' ia berlari- lari kecil dan terburu-buru menuju mushollah, dengan wajah yang basah usai berwudhu', sesekali tetesan-tetesan air wudhu' jatuh membasahi wajahnya dari ujung rambutnya, tangan kirinya memegang mushaf kecil.

" Eh lihat ! itu kan si Mr. Tampan ", ujar Evi.

" Iya, Aduhai ..... ganteng banget siiih " jawab Sandra.

" Wahai Tuhan Yang Maha Kuasa , andai saja dia jadi milikku " kata Rahmah.

Ia seakan berkhayal terlalu jauh, mendengar ucapan Rahmah teman- temannya pun mencibirnya.

" Hello ! hello ! ngaca non, ngaca ?! " ujar Sandra.

" Tahu nih, ngayalnya ketinggian " kata Shinta.

" Badan gendut gitu mau jadi kekasihnya Pak Fahmi, asal loe " kata Lia.

" Duuuh kok aku jadi dibully sih ? " protes Rahmah.

" Lagian, kamu sih aya-aya wae " kata Sandra lagi.

Melihat teman-temannya bercanda Dina tertawa kecil.

----------------------------------------------------------------------

Menjelang sore hari, usai bertugas Danil menghampiri istrinya yang berada diruang khusus perawat.

" Udah Yang? pulang yuk ?! " Kata Danil.

" Iya Mas, ini udah siap-siap " jawab Latifah.

Latifah menghampiri Dina yang sedang duduk santai.

" Kamu dijemput atau bawa motor sendiri ? " tanya Latifah.

" Dina naik angkot Mbak " jawab Dina.

" Pulang bareng aku ajak yuk ? Searah juga kan? "

" Nggak usah repot-repot mbak, biar Dina pulang naik angkot saja "

Dina menolak ajakan Latifah dengan halus.

" Udah bareng kita aja nggak apa-apa ya ?! " ajak Danil.

" Tuh kan, dibilangin juga apa, sekalian aku pingin tau rumah kamu dimana, besok-besok kan aku bisa mampir " kata Latifah.

Dina pun menyerah, ia pun mengikuti ajakan Latifah untuk pulang bersama.

Selama dalam perjalanan pulang, Latifah pun menceritakan tentang sahabatnya itu kepada Danil suaminya.

" Oh... jadi ternyata kalian dulu teman satu pesantren ? " tanya Danil.

" Iya Mas, dia adik kelasku, cuma kita satu kamar dulu " jelas Latifah.

" Pantas langsung akrab pas pertama ketemu " tanggap Danil.

" Oh ya, Dina berhenti di gang depan Mbak sebelah kiri " kata Dina.

Gadis itu pun menunjuk ke arah salah satu gang yang tampak terlihat dari kaca mobil depan.

" Gang yang didepan itu ? " tanya Latifah.

" Iya Mbak " jawab Dina.

Mobil Daihatsu Ayla itu pun berhenti ditepi jalan.

" Ini rumahmu masih jauh nggak Din ? " tanya Latifah.

" Enggak kok, jalan dikit 300 meter, ada rumah pagar putih no 28 itu rumah Dina, mampir dulu yuk Mbak ?! " ajak Dina.

" Ma kasih ya, kapan-kapan aja, kasihan Fadil dirumah " jawab Latifah .

" Oh ya udah terima kasih banyak ya, atas tumpangannya, terima kasih dokter " kata Dina.

" Iya sama-sama " jawab Latifah dan Danil bersamaan.

Dina pun bergegas turun dari mobil, dan ia pun melambaikan tangannya saat mobil itu perlahan mulai berjalan meninggalkannya.

Dalam perjalanan, Danil pun kembali ngobrol santai dengan istrinya.

" Teman kamu itu cantik juga ya, aku ada ide nih Ma " ujar Danil .

" Ide? ide apa Mas ? " tanya Latifah.

Danil pun tersenyum, sambil nyetir ia pun mengutarakan niat dihatinya.

" Gimana kalau kita jodohkan dia sama Fahmi, kelihatannya mereka cocok tuh " ujar Danil.

" Wah iya Mas, ide bagus tuh " kata Latifah tampak antusias dan menyetujui ide suaminya.

" Terus terang aku sempet ada mikir kayak gitu Mas, cuma bingung aja gimana caranya nyomblangin mereka " lanjut Latifah.

" Tapi, apa temen kamu itu nggak punya pacar atau calon suami gitu, dipastiin dulu Ma "

" Nah itu dia Mas, Dina dan Fahmi itu betul-betul cocok dan serasi, keduanya itu sama-sama anti sama yang namanya pacaran " jelas Latifah.

" Wah beneran nih ? " tanya Danil seakan tak percaya.

" Iya, tapi caranya gimana Mas buat bikin mereka dekat? Fahmi cueknya kayak gitu "

" Jadi gini, asistennya Fahmi, Siska bulan depan pindah ke Surabaya, jadi nanti biar temen kamu itu yang gantikan Siska, siapa tadi namanya ? "

" Dina " jawab Latifah singkat.

" Nah itu dia, jadi biar Dina nanti yang akan ku atur buat gantiin Siska " .

" Hmm .. iya iya, setuju, setuju, Semoga rencana dan niat baik kita ini berhasil ya Mas jawab Latifah.

" Aamiin, Semoga saja ya mereka ditakdirkan berjodoh " ujar Danil bersemangat.

" Aamiiin " jawab Latifah