Ashley yang baru bangun tidur mengernyitkan dahi nya melihat Allcia sibuk membereskan semua barang nya dan memasukkan nya ke dalam koper.
"Hey, kau mau kemana? Kau sudah memiliki tempat tinggal?" tanyanya keheranan. Allcia menggelengkan kepala nya pelan,
"Tuan Billionaire itu memerintahkan ku untuk menjadi pelayan di mansion nya, sebagai persyaratan pelunasan hutangku." ucapnya kelewat santai. Ashley membolakan kedua matanya terkejut,
"What the fuck!! Berfikirlah jernih! Bagaimana dengan kuliah mu? Kau sudah bersusah payah untuk membiayai kuliah mu sendiri, dan sekarang, kau ingin menyerah begitu saja?" Allcia beranjak. Menghembuskan nafas pelan, dan menatap Ashley,
"Kuliah sedang libur 3 Bulan kan? Saat masuk nanti, aku akan meminta izin pada nya, semoga saja dia memberiku izin." Ashley benar - benar tidak tau lagi harus berbicara apa, dia pun memeluk Allcia dengan erat.
"Jaga dirimu baik - baik, Aku akan sangat merindukanmu!"
"Haha maafkan aku, karena masalahku kita jadi kehilangan waktu untuk keluar dan menghabiskan waktu bersama, aku berjanji jika hutangku sudah lunas aku akan kembali lagi," Ashley mengangguk kan kepalanya,
"Aku berangkat dulu, jaga dirimu baik - baik! Dan terimakasih untuk semua nya" Allcia mengecup pipi sahabat nya, sedangkan Ashley memeluk Allcia tak kalah erat. Setelahnya, Allcia melenggang keluar, dan menarik koper nya dengan malas. Baru beberapa langkah dia berjalan, tiba-tiba sebuah mobil mewah menghadang jalan nya. Pintu mobil terbuka, menampakkan sosok, seorang Pria tampan bermata abu-abu, yang tengah menyandarkan kepalanya di kursi kemudi dengan pandangan lurus ke depan,
Siapa lagi kalau bukan si Billionaire tampan Aldrich Dellano.
"Masuk!" perintahnya terdengar begitu tegas dan tak terbantahkan. Allcia terpaku, melihat pria tampan di hadapan nya, jantung nya mendadak berdetak 10 kali lebih cepat,
"Berhenti memandang ku dan MASUK!!"Gadis cantik itu terkejut mendengar bentakan Aldrich. Spontan, Ia beranjak mendekat dan berniat duduk di bagian tengah. Sungguh, Ia cukup tahu diri untuk duduk di kursi samping kemudi.
"Kau pikir aku supir mu heh?! Duduk di depan!"
Allcia menelan ludah kasar. Ia mengurungkan niatnya untuk duduk di belakang, dan mendudukkan diri di samping Aldrich. Sesungguhnya, Allcia ingin sekali memukul Pria itu. Ia tak pernah di bentak dan di teriaki, sekalipun Ia orang miskin. Dan semenjak Ia mengenal Aldrih, hidupnya mendadak penuh dengan bentakan dan tindakan kasar. Satu lagi yang kembali menampar kenyataan hidupnya, Ia yang dulunya bekerja di kedai roti menjadi seorang koki. Kini beralih profesi, lebih rendah menjadi seorang Pelayan.
Allcia memejamkan mata, mencoba bernafas sesantai mungkin. Keadaan di dalam mobil benar-benar mencengkam. Tak ada satupun yang berniat membuka suara. Semua benar - benar sunyi, karena diantara mereka sibuk dengan pikiran mereka masing - masing.
AldrichPov ●
Mungkin aku sudah gila, menguntit tempat tinggal nya, dan tanpa tau malu justru aku menjemputnya. Entah mengapa gadis ini seperti magnet yang menarikku untuk mendekat pada nya,
Hari ini dia nampak begitu cantik, rambut nya dikepang dua dengan riasan natural. Tak lupa dandanan udiknya, dengan kaos polosan dan jaket kulit seadanya. Benar - benar jauh dari type wanita yang selama ini ku kencani, tapi entah mengapa itu menjadi daya tarik tersendiri untukku, kurasa dia begitu.. Ah lupakan,
Akhirnya setelah perjalanan yang membosankan ini aku sampai di mansion, kulihat gadis disampingku, oh god yang benar saja, dia tertidur. Dasar menyusahakan.
Aku tidak berniat membangunkan nya, aku menggendongnya dan membawa nya masuk ke kamar ku. Selama aku datang semua maid memandangku dengan tatapan penuh tanda tanya, mungkin mereka keheranan, karena ini kali pertama aku membawa gadis kemari. Apalagi, sampai menggendongnya, dengan kedua tanganku sendiri. But I don't care.
Begitu sampai di kamarku, aku segera mendaratkan gadis itu diatas ranjang kingsize milikku. Baru saja hendak duduk di samping nya, ada yang mengetuk pintu kamarku,
Tok..
Tok..
Tok..
"Masuk!"
Aku melihat Raisa, kepala mansion ku berdiri di depan pintu, Ia sedikit terkesiap melihat ku bersama dengan seorang gadis. Atau lebih tepatnya, Ia terkejut karena baru saja mengganggu aktifitasku,
"Maaf mengganggu anda tuan, tapi di depan ada Tuan muda Edrich, Nyonya Laurel dan Tuan Tommy tuan."
"Keluar!"
"Shit!! Apa - apa an ini, kenapa mereka datang di saat yang tidak tepat, sialan!"
Yang dimaksud oleh Raisa adalah keluarga ku, bagaimana tidak kesal. Pasti mereka akan menyuruhku menikah kembali dan memaksaku memberikan Mom cucu, apa-apa an ini, Aku akan mengenal kan kalian pada mereka.
Yang pertama ingin ku kenalkan adalah Adikku. Namanya Edrich Dellano. Dia memiliki sikap yang jauh berbeda dari ku. Dia lebih ramah, mudah bergaul dan humoris dia memimpin perusahaan Daddy yang bercabang di Inggris, ya dia menetap di inggris. Sedangkan Laurel Dellano, dia adalah Ratuku, Cinta pertamaku eh tidak maksudku dia Mommyku,
Mommy sangat berbeda dari kebanyakan Ibu di luar sana. Dia selalu bersikap seperti remaja labil, yang suka memerintahku ini itu. Dan karena sayangku yang kebangetan terhadap nya, aku sampai tidak berani menolak segala keinginan nya. Yang terakhir, ada Tommy Dellano. Dia adalah Daddy ku, sikapnya sangat berbanding terbalik denganku. Ia 1000 kali jauh lebih dingin, arogan dan menyebalkan daripada aku. Tapi itu semua tak berlaku untuk Momy, karena kalian tau kenapa? Daddy ku selalu bisa takhluk dengan mudah, hanya dengan melihat senyum manis Mommy. Usianya yang sudah hampir 50 tahun, tidak membuat nya bertobat melakukan hal romantis di depan umum,
Aku berjalan keluar kamar dan masuk ke dalam lift mansion, begitu sampai di lantai satu, aku langsung di sambut oleh Momy, yang berlari ke arah ku,
"Mom jangan berlari, kau bisa jatuh!"
"Oh my son, Mommy sangat merindukan mu!" Kebiasan momy selalu memeluku dan mencium pipiku, itulah yang membuatku merasa begitu disayangi olehnya.
"Mom lepaskan bocah nakal itu, untuk apa kau memeluknya" seperti biasa, suara rubah muda itu selalu mengganggu kedekatan ku dengan Mommy.
"Dasar tidak tahu diri!" aku mendecih menatap pria muda itu, Edrich memang sangat menyebalkan, dia selalu membuat tekanan darah ku naik jika berbicara dengan nya.
"Lihat mom, Putra mu ini dia sudah sadar jika dia pria tua, lalu kak kenapa kau tidak menikah saja, cepatlah menikah supaya aku bisa menikahi, Jasy"
Aldrich Pov'end
"Diam Ed, Dad tidak akan merestui mu dengan wanita itu" Tommy pun angkat bicara, dia sedikit muak jika mendengar Putra bontot nya itu membicarakan gadis yang sudah jelas-jelas hanya menguras Harta nya,
"Dad kau menyakiti ku" Edrich menekan dada kirinya seolah terkena serangan jantung, lelaki tampan itu memang selalu suka berdrama,
"Sudah lebih baik aku antar kalian ke kamar,"
Aldrich mengantar kedua orang tua nya ke kamar utama mansion, dia memang tidak menggunakan kamar utama karena baginya, orang tua nya lah yang pantas menempatinya,
Dia tidak sadar jika Edrich dengan jahilnya justru masuk ke kamar nya, lelaki tampan itu masuk begitu saja dan merebahkan dirinya di atas ranjang, samar - samar dia mendengar suara gemericik air di kamar mandi,
Saat Edrich hendak beranjak tiba - tiba pintu kamar mandi terbuka dan terpampang lah wanita cantik dengan rambut dikuncir kuda, memakai kemeja putih yang bagian atas nya tak terkancing, dia adalah Allcia, gadis itu baru saja selesai mandi saat menyadari dirinya tertidur cukup lama.
Allcia terkejut mendapati Pria lain berada di kamar Aldrich, tak hanya itu Edrich pun tak kalah terkejut,
"MOMYYYYYYY DADYYYYYYYY, ALDRICH MENGENCANI SEORANG WANITAAAAAAAAAAAAA"