Zayn menatap malas saat seorang penghulu mengulurkan tangan di depannya. Dan Zayn, sangat malas untuk menjabatnya. Sudah dua menit berlalu, dan Zayn masih diam bahkan tak kunjung menjabat tangan sang penghulu. Lelaki itu menoleh tatkala sang Papa menyenggolnya, menatapnya dengan penuh ketajaman.
Zayn menghela napasnya dengan berat, "Zayn mau pernikahan ini batal."
Citra yang duduk di sampingnya mendelik kuat. Matanya menatap Zayn tajam, kedua tangannya yang terkepal disimpan di kedua pahanya itu.
"Jangan macem macem kamu!" Papa Citra berteriak kencang.
Zayn menghela napasnya berat, ia menatap Agra yang juga hadir di sana.
"Ga, adek Lo bohong. Dia nggak hamil. Perutnya yang besar itu cuma sebuah kebohongan aja. Dia nggak benar-benar hamil!" Zayn menatap Agra dengan tampang melasnya.
Agra mendelik kesal, lelaki itu menatap Zayn tajam, "Lo jangan Ngada Ngada! Adek gue hamil anak Lo. Lo nggak liat perutnya udah besar gitu?" tanyanya penuh ketajaman.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com