"Nggak!" Mahendra tak setuju.
Jelas, mereka tak merawat Zara dengan baik, dan disuruh berkata seperti itu? Kekonyolan apa lagi ini?
Papa menatap Mahendra tajam, "Kamu nggak usah ikut campur urusan saya dengan putri saya," jawabnya dengan kesal.
Mahendra mengepalkan tangannya, "Yang kamu sebut putri saya itu bakalan sah jadi putri saya. Zara bukan lagi anak kamu lagi nanti."
Papa mendengus kesal, ia menatap Mahendra tajam. Tapi tak mau memperpanjang, lelaki itu kembali menatap Zara.
"Gimana? Kamu harusnya sadar diri dengan kesalahan kamu. Dan, kalau kamu nolak, Papa bakal pukul habis-habisan Agra lagi. Atau, Papa bakal buang Agra ke asrama." Papa berujar dengan nada datar.
Zara menghela napasnya berat, ia menatap kondisi Agra yang buruk, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya dengan pelan, "Iya, Zara bakalan klarifikasi."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com