Pagi hari di hari jumat ini tampak begitu cerah. Tapi tidak dengan hati Zara yang terasa sesak sejak dua hari yang lalu. Sudah beberapa hari ini, Zayn tak menghubunginya sama sekali. Saat Zara mengiriminya pesan, lelaki itu hanya membaca tanpa membalasnya.
Zara memikirkannya sejak kemarin. Tak bisa tenang. Ia takut Zayn marah padanya. Sebuah kebodohan karena Zara berjanji akan melakukan apa pun agar Zayn tetap berada di sisinya.
Zara menggendong tasnya, lantas gadis itu berjalan pelan menuju keluar rumah. Seperti biasa, Zara tak ikut sarapan. Untuk apa? Kehadirannya dianggap sebagai sampah di sana. Walau tadi Agra sempat memaksanya dan lelaki itu mendapat cercaan dari kedua orang tuanya. Zara tetap tak mau. Ia bosan mengemis-ngemis untuk makan bersama keluarganya lengkap. Sekarang tidak lagi.
Zara muak. Ia masih bisa sarapan sendiri. Itu lebih baik.
"Zara!"
Langkah Zara terhenti. Ia menoleh dan mendapati Agra yang berjalan mengejarnya.
Alis Zara terangkat, "Kenapa?" tanyanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com