Sudah dicari berulang kali pun, memang tak ada. Zara beberapa kali merutuki kecerobohannya sendiri. Gadis itu menghela napasnya dengan penuh rasa berat. Lantas segera menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang. Lebih banyak waktu ia habiskan di dalam kamar setelah pulang sekolah. Terkadang, Zara akan mencarinya kembali mengelilingi sudut kamarnya walau sudah dipastikan kalau hal itu tak ada. Zara tak menemukan apa pun di sana. Namun gadis itu memaksakannya. Zara tetap mencari nantinya walau pada akhirnya ia akan menangis sendirian di sudut kamarnya.
Cincinnya hilang, benar-benar hilang entah kemana. Andai saja Zara tak melepaskannya waktu itu, pasti Zara masih bisa merasakan tangan Ghibran menggenggam jarinya. Tapi sekarang tidak, tangannya terasa kosong.
"Kak, cincinnya hilang," ujar Zara dengan penuh lirih.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com