webnovel
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Remaja
Peringkat tidak cukup
268 Chs
#COMEDY
#CAMPUS
#TEEN
#FUTURE

Udara Hutan Pinus

Saheera menjadi yang pertama keluar tenda lagi usai sebelumnya mereka yang Muslim harus shalat Subuh. Dramatis gadis itu menghirup udara segar di tengah hutan pinus sebelum matahari terbit. Tidak ada yang lebih segar dari aroma sitrus pepohonan di pagi hari. Itu favorit Saheera, menjadikannya motivasi untuk selalu bangun pagi.

"Ekhm! Serius amat strechingnua buk?"

Saheera terkejut bukan main begitu mendengar suara berat Iqbaal disekitarnya. Rupanya sedari tadi ada yang memperhatikan di depan tenda kelompok laki laki yang setengah terbuka.

Astaga, Saheera jadi malu sendiri sudah berlagak ala drama drama untuk sekedar menghela nafas di pagi hari.

"Bang Iqbaal ngapain disitu?"

Iqbaal tak menjawab, hanya menunjukkan sebuah buku dan segelas cangkir yang memgepulkan asap, entah isinya apa, tapi sudah pasti sesuatu yang hangat.